Oleh: Prof. Dr. H. Ali Anwar, M.Si (Ketua Bidang Agama Paguyuban Pasundan)
Sebagai umat Islam, sudah sepantasnya kita menunjukkan akhlak yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Akhlak tersebut termasuk dalam ruang lingkup akhlak islami yang merupakan lingkup ajaran Islam itu sendiri. Khususnya yang berkaitan dengan pola hubungan atau interaksi dan komunikasi antarsesama. Ruang lingkup akhlak tersebut mencakup berbagai aspek, dimulai dari akhlak kepada Allah hingga akhlak kepada sesama makhluk (manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda tak bernyawa).
Seperti telah dijelaskan di atas, akhlak adalah suatu sikap yang melekat dalam jiwa seseorang yang melahirkan perbuatan-perbuatan berdasarkan kemauan dan pilihan, baik ataupun buruk, terpuji ataupun tercela. Kemudian, akhlak tersebut dapat menjadi tabiat seseorang berdasarkan pengaruh pendidikan yang diterima. Apabila jiwa seseorang dididik agar berbuat kebaikan, kebenaran, cinta kebenaran, kemudian dilatih agar mencintai perbuatan yang terpuji dan membenci perbuatan yang tercela, maka sifat-sifat tersebut dapat menjadi tabiat jiwa orang tersebut. Sehingga perbuatan-perbuatan positif dengan mudah dan tanpa dipaksa muncul dari dalam dirinya. Perbuatan-perbuatan positif dan sikap-sikap terpuji inilah yang dikenal dengan akhlak yang baik.
Perbuatan terpuji yang muncul dari jiwa tanpa ada tekanan, seperti disebutkan di atas, disebut akhlak yang baik. Contohnya, sikap lemah lembut, teliti, sabar, tahan uji, dermawan, kesatria, adil, dan senang membantu atau menolong orang-orang lemah.
Demikian halnya apabila jiwa seseorang dibiarkan, tidak dididik dengan pendidikan yang baik, dan tidak pula ada usaha untuk menumbuhkan unsur-unsur kebaikan yang terpendam di dalamnya. Atau, jiwa tersebut dididik dengan pendidikan yang buruk sehingga enjadi senang pada hal-hal yang buruk dan membenci hal-hal yang baik, seperti perkataan kotor dan perbuatan tercela, maka semua ini disebut akhlak yang buruk atau tercela. Contohnya, khianat, dusta, keluh-kesah, bengis, kasar, keras kepala, keras hati, keji, dan jahat.
Atas dasar itu, Islam mengajak agar umat Islam berhias diri dengan akhlak mulia dan menggalakkan pendidikan akhlak yang baik di tengah masyarakat Muslim, juga agar ditumbuh-kembangkan di dalam jiwa-jiwanya. Sebab, iman seseorang bergantung pada keutamaan jiwanya sebagaimana kualitas keislamannya pun bergantung pada kebaikan akhlaknya. Berikut ini adalah beberapa contoh akhlak baik dalam kehidupan sehari-hari:
1. Ikhlas. Artinya, memurnikan niat dari maksud lain selain mendekatkan diri kepada Allah Swt. Dengan kata lain, ikhlas mengabaikan perhatian orang lain dengan hanya berkonsentrasi kepada Allah. Ikhlas merupakan syarat diterimanya amal saleh yang dilaksanakan sesuai dengan Sunnah Rasulullah Saw. Allah Swt berfirman:
Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu kitab (Al-Quran) dengan membawa kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan (ikhlas) kepada-Nya. (Qs az-Zumar [39]: 2)
2. Syukur. Yaitu perasaan terimakasih atas budi baik dan penghargaan terhadap kebajikan, yang mendorong hati selalu mencintai Allah, dan lisan untuk selalu memuji-Nya. Syukur ini juga berkaitan sangat erat dengan nikmat yang diberikan Allah Swt, yang meliputi segala hal, baik nikmat lahiriah maupun nikmat ruhaniah. Allah Swt berfirman:
Dan Allah mengeluarkanmu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. (Qs an-Nahl [16]: 78)
3. Sabar, yaitu kekuatan dan keyakinan jiwa seorang mukmin akan rahmat Allah sehingga bersikap tegar dalam menanggung penderitaan dan kesusahan. Allah Swt berfirman:
Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhan-Nya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi-sembunyi atau terang-terangan, serta menolak kejahatan dengan kebaikan. Orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik). (Qs ar-Ra’d [13]: 22)
4. Khauf, yaitu rasa takut hamba kepada Allah. Menurut bahasa, khauf artinya takut, sedangkan menurut istilah, khauf ialah takut kepada Allah Swt dengan senantiasa mengerjakan apa yang diperintahkan-Nya dan meninggalkan apa yang dilarang-Nya. Semakin besar rasa takut kepada Allah dalam hati seseorang akan mendorongnya semakin mendekatkan kepada-Nya. Manusia yang paling takut kepada Tuhannya ialah yang paling tahu tentang dirinya dan Tuhannya. Rasullullah Saw bersabda:
“Demi Allah! Aku adalah orang yang paling tahu tentang Allah di antara kamu, dan paling takut kepada-Nya.” (Hr Al-Bukhari dan Muslim)
Selain itu, dalam Al-Ouran disebutkan bahwa orang yang paling takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya adalah orang-orang berilmu, seperti dalam firman-Nya:
Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba, Nya, hanyalah para ulama. (Qs Fathir [35]: 28)
5. Tobat. Tobat artinya kembali, yaitu kembali kepada kesucian setelah berbuat dosa. Imam al-Ghazali mengemukakan bahwa hakikat tobat adalah meninggalkan dosa dengan niat tidak akan melakukannya lagi. Tobat juga merupakan wahana untuk lebih dekat kepada Allah. Allah berfiman:
Kecuali mereka yang telah bertobat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itu Aku menerima tobatnya dan Akulah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang. (Qs al-Baqarah [2]: 160)
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang tobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri. (Qs al-Baqarah, [2]: 222)
6. Tawakal. Tawakal adalah pasrah dan keyakinan pada pertolongan Allah Swt dalam mencari kebaikan dan kemaslahatan. Dalam hadis disebutkan: Telah datang kepada Rasullullah Saw seorang anak laki-laki yang hendak meninggalkan unta yang dj kendarainya di pintu masjid tanpa ditambatkan terlebih dahulu, Ia bertanya, “Ya Rasullullah, apakah unta itu saya tambatkan terlebih dahulu, kemudian baru saya tawakal, atau saya biarkan saja dan lalu saya tawakal?” Nabi menjawab, “Tambatkan lebih dahulu, lalu engkau tawakal.” (Hr At-Tirmidzi). Nabi menyuruh anak itu untuk mengikat untanya terlebih dahulu sebagai bentuk ikhtiar. Betapa penting usaha dan ikhtiar sebagai titik awal tawakal kita kepada Allah Swt, sebagaimana firman-Nya:
Manusia hanya memperoleh apa yang diusahakannya dan hasil usahanya itu kelak akan dilihatnya sendiri. (Qs an-Najm [53]: 39-40)
Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya. (Qs Ali Imran [3]: 159)
7. Zuhud, yaitu berpalingnya keinginan pada sesuatu ke sesuatu yang lain yang lebih baik. Al-Quran memuji sifat zuhud dan membenci sifat menyenangi dunia, sebagaimana firman-Nya:
Bahkan kamu mementingkan dunia, padahal akhirat lebih baik dan lebih kekal. (Qs al-A’la [87]: 16-17)
8. Ridha, yaitu menerima ketetapan Allah; menerima segala kejadian yang menimpa diri dengan rasa senang dan lapang dada. Allah Swt berfirman:
… Dan mereka dimasukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung. (Qs al-Mujadilah [58]: 22)
“Barangsiapa yang tidak ridha atas ketetapan qadha dan qadarKu, tidak bersyukur atas segala nikmat-nikmat-Ku, dan tidak bersabar atas cobaan-Ku, maka keluarlah dari bawah langit-Ku dan carilah Tuhan lain selain diri-Ku.” (Hr Ad-Dailami)
Adapun perilaku-perilaku yang dikategorikan ke dalam akhlak buruk atau tercela antara lain adalah:
Meskipun marah merupakan sikap alami seseorang, hal ini berlawanan dengan kemurahan hati, simpati, dan kebaikan. Dalam keadaan marah, seseorang akan kehilangan kebijaksanaan dan tidak memikirkan akibat dari tindakannya. Dalam kondisi demikian, seseorang tidak bisa mengontrol perbuatan dan perkataannya, dan tidak dapat membedakan yang baik dan yang buruk. Dengan kata lain, perkataan dan tindakannya akan keluar dari batas-batas normal. Wajahnya memerah serta tangan, kaki, dan tubuhnya bergetar.
Kemarahan yang berlangsung terus-menerus akan menimbulkan dendam dan kebencian. Allah Yang Mahakuasa telah memerintahkan kita untuk menahan amarah. Al-Quran menyebutkan:
.. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (Qs Ali Imran [3]: 134)
Abu Hurairah Ra meriwayatkan bahwa seseorang meminta Nabi untuk menasihatinya soal budi pekerti. Nabi Saw bersabda, “Jangan marah.” Laki-laki itu mengulang pertanyaan beberapa kali dan selalu dijawab oleh Nabi, “Jangan marah.” (Hr AlBukhari).
Sombong adalah perasaan menganggap diri memiliki kelebihan dalam segala hal dibanding orang lain, dan memandang rendah orang lain. Sifat ini sangat dibenci, baik oleh Allah maupun manusia:
Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. (Qs Luqman [31]: 18)
Sesungguhnya Dia Allah tidak menyukai orang-orang yang menyombongkan diri. (Qs an-Nahl [16]: 23)
Buruk sangka kepada orang lain termasuk dalam kategori akhlak yang buruk atau tercela. Contohnya adalah kecurigaan kepada seseorang tanpa alasan dan tidak berdasar. Itulah sebabnya, ketika muncul kecurigaan kepada seseorang, hendaklah diselidiki terlebih dahulu agar kecurigaan tersebut didukung bukti. Sebab, kecurigaan atau prasangka tanpa bukti lebih cenderung pada perbuatan dosa. Allah Swt berfirman:
Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah dari banyak berprasangka. Sesungguhnya sebahagian dari sangkaan itu adalah dosa … (Qs al Hujurat [49]: 12)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Nabi Saw bersabda:
“Jauhilah prasangka, karena prasangka adalah sedusta-dusta omongan.” (Hr Al-Bukhari dan Muslim)
Dendam adalah gejolak hati atau keinginan keras untuk membalas keburukan orang lain. Perilaku tersebut muncul akibat adanya perasaan telah diperlakukan buruk atau tidak adil. Orang pendendam selalu mencari kesempatan untuk membalaskan sakit hatinya.
Jika perilaku ini dibiarkan maka akan menimbulkan permusuhan yang berkepanjangan. Allah Swt dan Rasul-Nya Saw sangat membenci orang orang yang pendendam. Itulah sebabnya Allah Swt sangat menganjurkan untuk saling memaafkan dalam pergaulan. Allah berfirman:
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (Qs Ali Imran [3]: 133-134)
“Orang yang paling dibenci Allah ialah orang yang menaruh dendam kesumat.” (Hr Al-Bukhari dan Muslim)
Masih banyak contoh perilaku atau akhlak buruk yang sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat. Berikut ini adalah beberapa hadis tentang akhlak buruk yang dikutip dari https://muslimbuzzers.blogspot.com:
1. “Makar, tipu muslihat dan pengkhianatan menyeret pelakunya ke neraka.” (Hr Abu Dawud)
2. “Orang yang paling dibenci Allah ialah yang bermusuh-musuhan dengan keji dan kejam.” (Hr Al-Bukhari)
3. Sesungguhnya Allah membenci orang yang keji, yang berkata kotor dan membenci orang yang meminta-minta dengan memaksa.” (Hr Ath-Thahawi)
4. “Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang banyak bicara menghambur-hamburkan harta, dan terlalu banyak bertanya.” (Hr Al-Bukhari)
5. “Barangsiapa mencari-cari keburukan saudaranya sesama Muslim, Allah akan mencari-cari keburukannya. Barangsiapa dicari-cari keburukannya oleh Allah, maka Allah akan mengungkitnya walaupun dia melakukan itu di dalam rumahnya.” (Hr Ahmad)
6. “Di antara tanda-tanda kesengsaraan adalah mata yang beku, hati yang kejam, dan terlalu memburu kesenangan dunia serta terus-menerus melakukan perbuatan dosa.” (Hr Al-Hakim)
7. “Sesungguhnya Allah membenci orang yang selalu berwajah muram di hadapan kawan-kawannya.” (Hr Ad-Dailami)
8. “Sesungguhnya orang yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah ialah yang dijauhi manusia karena ditakuti kejahatannya.” (Mutafaq ‘alaih)
9. “Duasifat tidak akan bertemu dalam diri seorang mukmin, yaitu kikir dan akhlak yang buruk.” (Hr Ahmad)
10. “Alangkah baiknya orang-orang yang sibuk meneliti aib diri sendiri sehingga tidak sempat untuk meneliti aib-aib orang lain.” (Hr Ad-Dailami)
11. “Sesungguhnya Allah membenci orang yang berhati kasar (kejam dan keras), sombong, angkuh, bersuara keras di pasar-pasar (tempat umum) pada malam hari serupa bangkai dan pada siang hari serupa keledai, mengetahui urusan-urusan dunia tetapi tidak mengetahui urusan akhirat.” (Hr Ahmad)
12. “Kelak akan menimpa umatku penyakit yang diderita umat: umat terdahulu, yaitu sombong, kufur nikmat, dan lup3 daratan dalam memperoleh kenikmatan. Mereka berlomb3 mengumpulkan harta dan bermegah-megahan dengan harta.
Mereka terjerumus dalam jurang kesenangan dunia, saling bermusuhan dan saling iri, dengki, dan dendam sehingga mereka melakukan kezaliman (melampaui batas).” (Hr Al-Hakim)
Itulah beberapa kriteria atau sifat yang termasuk ke dalam akhlak baik dan buruk berdasarkan ajaran Islam. Ajaran Islam bersumber dari wahyu Allah Swt, yakni Al-Ouran, yang diperjelas dengan hadis Nabi Muhammad Saw. Kedua sumber itu juga memberikan perhatian yang sangat besar terhadap persoalan akhlak. Ini karena Islam memandang persoalan akhlak merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan baik atau buruknya serta maju atau mundurnya suatu masyarakat beserta budaya dan peradabannya. Tidak mungkin suatu masyarakat atau bangsa akan maju bila tidak ditopang dengan akhlak yang baik di antara para warganya. (*)
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Aksi korporasi bank bjb kembali mencatatkan pencapaian gemilang. Obligasi Keberlanjutan atau Sustainability…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Persib Bandung kontra Borneo FC dalam lanjutan Liga 1 2024/2025 berangsung sengit. Tampil…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Wakil Ketua DPR RI Cucun Syamsurijal melaporkan MA anggota DPRD Kabupaten Bandung…
KABUPATEN BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Wakil Ketua DPP PKB, Cucun Syamsurijal mengatakan jika pesta demokrasi (Pilkada)…
WWW.PASJABAR.COM -- Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, memberikan pernyataan terkait peluang kiper Como 1907, Emil…
WWW.PASJABAR.COM -- Insting Shin Tae-yong sebagai pelatih terbukti dengan memasang Marselino Ferdinan sebagai starter saat…