PASJABAR

Bandung, WWW.PASJABAR.COM – Program studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Pasundan meraih penghargaan pada puncak perayaan Hari Pers Nasional (HPN) 2023 Jawa Barat, Sabtu (20/5/2023) di Hotel Mercure, Karawang.

Prodi Ilkom FISIP Unpas menerima kategori penghargaan Dharma Atikan bersama prodi Jurnalistik, Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom), Universitas Padjadjaran.

Penghargaan diterima langsung oleh Dekan FISIP Unpas Dr. M. Budiana, M.Si. didampingi segenap manajemen prodi.

Kaprodi Ilkom FISIP Unpas Dr. H. Rasman Sonjaya, M.Si. menyebut, hanya dua perguruan tinggi yang diundang untuk menerima penghargaaan dari PWI Jabar di puncak perayaan HPN 2023.

“Sebelumnya, kami sudah menjalin kerja sama dengan PWI Jabar terkait penyelenggaraan Workshop Kompetensi Wartawan untuk menunjang SKPI (Surat Keterangan Pendamping Ijazah),” jelas Kaprodi Ilkom FISIP Unpas Dr. H. Rasman Sonjaya, M.Si.

Terlepas dari kerja sama tersebut, prodi Ilkom FISIP Unpas memang akif mengikuti perkembangan jurnalistik dan berkontribusi pada wilayah konsep jurnalistik kekinian.

Dari segi SDM, banyak alumni Ilkom FISIP Unpas yang berkiprah di dunia jurnalistik, bahkan beberapa di antaranya sudah menjadi jurnalis ketika masih berstatus sebagai mahasiswa.

Menurutnya, hal itu menandakan bahwa relevansi prodi Ilmu Komunikasi dengan jurnalistik terbilang kuat.

“Saat ini, Ilkom FISIP Unpas konsen mengkaji kehadiran jurnalisme digital yang semakin menggeser jurnalisme cetak. Nanti akan ada kajian atau diskusi intens yang diarahkan pada eksistensi dan regulasi jurnalisme digital,” paparnya.

Prodi Ilkom FISIP Unpas, lanjut dia, mencoba melihat realitas dan fenomena yang terjadi, kemudian memberikan jalan keluar terhadap kondisi yang ada.

“Kami tidak ingin dianggap menara gading yang hanya berkutat pada teori dan konsep. Kita berupaya membumi ke ranah praktik. Salah satunya dengan menghadirkan kompetensi Kajian Media yang kami rasa tidak lepas dari aktivitas jurnalistik,” lanjutnya.

“Jurnalisme tidak boleh mati, karena jurnalisme adalah bagian dari pilar negara. Eksistensinya harus tetap dipertahankan, sehingga dapat memberikan arti dan kontribusi positif bagi perkembangan negara,” pungkasnya. (*/Nis)