BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung berupaya merancang dan menggulirkan langkah strategis guna menekan potensi meroketnya angka inflasi, menekan ancaman resesi pangan, serta fenomena El Nino.
Oleh karena itu, perlu kolaborasi seluruh stakeholder karena pasokan pangan Kota Bandung tergantung dari luar Kota.
“Kuncinya komunikasi dan kolaborasi. Bandung ini Kota kolektif distributif. Kita ini kota penyangga dari Kota lainnya, terutama sektor jasa. Jadi jadi perlu kolaborasi berbagai pihak,” kata Plh Wali Kota Bandung, Ema Sumarna dalam acara Dialog Forum Publik TVRI Jabar, Senin 22 Mei 2023.
Ema mengatakan, program yang melahirkan ketahanan pangan seperti Burtuan Sae dipastikan terus bergulir. Pemkot Bandung terus menstimulus agar seluruh RW di Kota Bandung menerapkan Buruan Sae.
“Di Kota Bandung Kita gulirkan Program Buruan Sae dan alhamdullilah sudah tercatat 335 RW. Kita ingin seluruh RW di Kota Bandung bisa menerapkannya, sehingga mandiri secara pangan,” ujarnya.
“Kami bekerja keras seoptimal mungkin untuk memastikan kebutuhan masyarakat Kota Bandung bisa terpenuhi,” imbuhnya.
Saat ini, ia melalui dinas terkait juga rutin memantau ketersediaan komoditas pangan di pasar-pasar. Hal itu untuk memastikan stok aman dan dengan harga terjangkau.
“Kita intens memantau barang-barang yang ada di 32 pasar tradisional. Kita pastikan penawaran dan permintaan di kota Bandung tidak jomplang,” jelas Ema.
Ema yang merupakan Ketua Tim Pengendalian Infalsi Daerah (TPID) mengungkapkan, inflasi Kota Bandung pada April 2023, berada pada posisi paling rendah dibandingkan dengan kota besar lain se-Jawa Barat. Indeks harga konsumen (IHK) yaitu 0,32 persen dan 4,17 persen untuk year on year (YoY) dan merupakan inflasi yang terendah di Jawa Barat. (*/ran)