BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pasundan (FEB Unpas) menggelar Achievement Incubator Program 3.0 Bagi Mahasiswa di Aula Gedung Lama Kampus Unpas Jl. Tamansari 6-8, Kota Bandung, Rabu (24/5/2023).
Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa baru secara online melalui zoom sebanyak 303 mahasiswa dan offline sebanyak 182 mahasiswa dari jurusan Manajemen, Akutansi dan Ekonomi Pembangunan.
Achievement Incubator Program 3.0 yang diselenggarakan FEB Unpas ini mengusung tema “Memperkokoh Integritas dan Sinergitas Menuju FEB Unpas yang Unggul dan Berkelanjutan”.
Wakil Dekan III FEB Unpas, Dikdik Kusdiana, S.E., M.T mengatakan pelaksanaan AIP 3.0 tahun ini sudah yang ketiga kalinya. Pelaksanaan AIP 3.0 hari ini merupakan pertemuan kedua setelah pertemuan pertama minggu kemarin oleh Dekan FEB Unpas, Dr. H. Atang Hermawan SE., MSIE., Ak.
Dikdik mengatakan tujuan pelaksanaan AIP 3.0 untuk menggali lebih jauh potensi mahasiswa dengan peningkatan kemampuan soft skill yaitu kemampuan berinteraksi dengan yang lainnya.
“Hal itu sangat penting bagi mahasiswa setelah mereka dapat pendidikan secara akademik di kurikulum untuk peningkatan kompetensi. Nah supaya kompetensi mereka itu kelak bisa berguna di masyarakat, maka mereka perlu dibekali dengan soft skill,” katanya.
Ia menyebut kegiatan ini diwajibkan bagi seluruh mahasiswa baru karena sangat penting. “Kegiatan ini jadi syarat untuk bisa mengakses kegiatan kemahasiswaan. Kemudian sebagai persyaratan juga untuk bisa mendapatkan beasiswa,” ujarnya.
Materi-materi yang ada di AIP 3.0 menurutnya sudah sesuai dengan tujuannya yaitu mendukung untuk peningkatan soft skill mahasiswa. Materi diberikan oleh dua guru besar yang ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis yaitu Prof. Dr. Hj. Erni Rusyani, S.E., M. M membahas mengenai “Pentingnya Nilai Integritas bagi Mahasiswa” dan Prof. Dr. H. Horas Djulius, S.E membahas mengenai “Etika Akademik Mahasiswa”.
Pentingnya Etika Bagi Mahasiswa”
Dalam pemaparannya. Prof. Erni mengatakan pentingnya etika bagi mahasiswa. Etika sangat dibutuhkan dalam dunia kerja untuk dapat berpikir kritis dalam membangun sikap dan bertindak secara benar sebagai manusia.
Sementara itu, Prof. Horas Djulius menuturkan dalam etika akademik bahwa menjadi mahasiswa dan menjadi seorang sarjana bukan hanya pintar. Tetapi mereka yang bisa menyerap dan menggunakan value atau nilai-nilai di dalam bidang akademik.
“Tujuannya supaya ketika mereka menjadi alumni dan sarjana, mereka bukan hanya pintar dari sisi akademik, mereka mampu diterima oleh masyarakat dan bisa membawa masyarakat menjadi lebih baik lagi,” tuturnya.
Menurutnya, mahasiswa ini sekarang dalam fase perubahan dari kuliah daring menjadi offline, dan sekarang mereka sedang beradaptasi dalam dunia akademik.
“Mereka kadang-kadang masih kebingungan ini beretika nggak, yang seperti ini boleh apa nggak. Selain itu masyarakat kita dan lingkungan kita berubah. Maka dari itu, kita harus tetap bergaul tapi kita tidak hanyut dalam perubahan. Namun kita mewarnai perubahan, itu spirit yang ingin kita sampaikan ke mereka,” pungkasnya. (ran)