BANDUNG,WWW.PASJABAR.COM — Kemendikbudristek lakukan penguatan peningkatan kualitas pelayanan bagi peserta didik, harus melalui pendekatan humanis. Hal itu sebagai implementasi Kurikulum Merdeka. Sehingga, para peserta didik bisa tumbuh dan berkembang sesuai potensinya.
Dorongan tersebut, dikuatkan Kemendikbudristek melalui kegiatan Workshop Kurikulum Merdeka, yang diikuti 104 peserta dari Guru, Komite, dan relawan pendidikan dari jenjang Kelompok Belajar/PAUD, SD, SMP, SMA, SMK, SLB Se Jawa Barat. di Bandung, Sabtu (27/5/2023).
Plt Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran pada Kemendikbudristek, Zulfikri mengatakan, guru-guru atau pendidik harus mulai mengubah paradigma dalam proses pembelajaran. Artinya, guru harus memberikan pelayanan pendidikan dengan pendekatan persuasif.
“Tumbuh kembang anak itu diluar kehendak pendidik, tumbuh kembang anak itu sesuai dengan fitrahnya dan kodratnya sebagai makhluk yang berpikir, maka olah pikirnya, olah hatinya, olah rasanya,” kata Zulfikri, di Hotel Aryaduta Bandung.
Secara teknis, Zulkifli menekankan, Kurikulum Merdeka lebih memfokuskan agar bagaimana para pendidik mampu meningkatkan pelayanan kepada peserta didik. Langkah tersebut penting untuk mengembalikan khittah atau tujuan awal pendidikan.
“Ini lebih kepada mengubah mindset, supaya guru-guru meningkatkan kualitas belajar dan hubungan batin antara guru dan siswa, sehingga guru lebih bisa memahami kebutuhan anak-anak,” tegasnya.
Di tempat sama, Anggota Komisi X DPR RI, Ledia Hanifah Amalia mendukung upaya Kemendikbudristek dalam meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan. Baginya, langkah tersebut akan membuat guru-guru semakin berkembang termasuk mencapai standar kurikulum.
“Meskipun kurikulum bukan satu-satunya, karena hanya bagian upaya kita untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia,” kata politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut.
Dikatakan Ledia, Komisi X bersama Kemendikbudristek juga terus menggencarkan workshop dan sosialisasi untuk mempercepat pemahaman para pendidik. Selain itu, ia juga menekankan pentingnya pembelajaran tatap muka agar kualitas guru-guru kian meningkat.
“Ternyata kalau ingin meningkatkan kualitas guru tidak cukup dengan online, karena saat mereka berinteraksi kan jadi pembelajaran. Bagaimana mereka mengubah cara berpikir, karena harus proaktif. Ketika guru proaktif, siswanya aktif, jadi akan ketemu.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar, Wahyu Mijaya menyampaikan rasa terima kasihnya atas inisiasi Kemendikbudristek menggelar Workshop Kurikulum Merdeka. Ia berharap semakin banyak workshop yang dilakukan agar pemahaman guru-guru, termasuk di Jawa Barat semakin meningkat.
“Sekolah-sekolah swasta dan sekolah negeri juga terus simultan mengikuti kegiatan seperti ini. Sehingga pemahaman di lapangan tentang pembelajaran kurikulum merdeka bisa lebih optimal. (rif)