Bandung, WWW.PASJABAR.COM – Perkembangan robotika dan kecerdasan buatan (AI) di dunia ini terus berkembang pesat.
Namun, di Indonesia sendiri, belum banyak industri yang serius mengembangkan produk robot.
Padahal, peluang untuk mengembangkan robot dan AI di Indonesia sangat terbuka lebar.
Peluang tersebut mendorong Program Studi Teknik Elektro Fakultas MIPA Universitas Padjadjaran untuk mulai serius mengembangkan robot.
Salah satunya digawangi Dessy Novita, M.T., PhD. Sejak prodi tersebut dibuka di Unpad pada 2015, ia mulai mengembangkan riset mengenai robotika yang sudah digelutinya sejak 2006.
Ada alasan mengapa Dessy fokus mengembangkan riset di bidang robotika.
Ia melihat bahwa kebanyakan perkembangan ilmu teknik elektro lebih banyak seputar industri 4.0.
Sementara saat ini, robot dan AI sedang populer dikembangkan, tetapi tidak banyak dilakukan di Indonesia.
“Untuk itu, kenapa kita tidak buat riset yang lagi booming sekarang dan dibutuhkan? Kita lihat juga perkembangan riset AI itu lumayan masih banyak, jadi kita (fokus) kembangkan itu,” kata Dessy.
Pandemi Covid-19 kemudian membawa perspektif baru di bidang robotika di Teknik Elektro Unpad.
Pandemi tersebut berdampak pada banyak korban meninggal dunia, baik di sisi penderita maupun di sisi tenaga kesehatan.
Hal ini mendorong Dessy yang juga ketua Laboratorium Riset dan Tugas Akhir Robotics, AI, IoT, & Biomedical Engineering Prodi Teknik Elektro Unpad berfokus mengembangkan teknologi biomedis berbasis robotika, AI, dan Internet of Things (IoT).
Beberapa Purwarupa Robot Dikembangkan
Sampai saat ini, ada beberapa purwarupa robot yang telah dikembangkan, di antaranya robot biomedis untuk monitoring kondisi keseharan tanpa melakukan sentuhan, robot tracking untuk lansia, robot manipulator.
Di luar itu, tim juga mengembangkan robot humanoid.
Riset tentang robotika tidak hanya dilakukan oleh para dosen.
Dessy mengatakan, animo mahasiswa Teknik Elektro Unpad untuk bergabung mengembangkan robot sangat besar.
Lebih dari 10 mahasiswa bergabung di laboratorium tersebut.
“Animo mahasiswa untuk mengembangkan robot sangat besar. Kita juga dorong mereka untuk ikut kompetisi robot. Jadi jangan kuliah saja, ikut kompetisi. Ini salah satu proses belajar dan peningkatan softskill,” kata Dessy.
Fajar Wira Adikusuma, alumnus Teknik Elektro Unpad merupakan salah satu yang tertarik menggeluti robotika.
Berawal dari keikutsertaannya dalam Program Kreativitas Mahasiswa kategori Karya Cipta, ia kemudian melanjutkan gagasannya menjadi tugas akhirnya di bidang biomedis.
“Kebetulan Bu Dessy risetnya di medical robot, saya kemudian bergabung melanjutkan PKM Itu menjadi tugas akhir,” ujar Fajar.
Selain Fajar, Nathaniel Andre juga tertarik bergabung di riset robotika. Sejak anak-anak, ia tertarik dengan dunia robotika.
Saat menjadi mahasiswa, ia kemudian bergabung dengan Dessy dan tim melakukan riset robotika.
Robot yang berhasil dikembangkannya adalah alat monitoring untuk lansia.
Nathan sendiri mengaku mendapat banyak manfaat setelah bergabung di tim tersebut.
“Saat saya awal bergabung, ilmunya masih sedikit. Setelah bergabung saya dapat banyak ilmu, baik dari dosen maupun dari teman-teman angkatan atas yang membimbing proyek saya,” kata Nathan.
Tantangan
Pengembangan robotika, baik di Unpad maupun di Indonesia, banyak dihadapkan pada sejumlah tantangan.
Salah satunya adalah mahalnya biaya untuk mengembangkan robot.
Dessy mengakui, riset untuk robot memerlukan dana yang besar.
Ini disebabkan, banyak komponen yang harus didatangkan dari luar negeri karena belum ada yang memproduksi di dalam negeri.
Karena itu, pengembangan robot tidak bisa dilakukan sendiri.
Butuh dukungan, kolaborasi, dan sinergi, baik antar peneliti dari perguruan tinggi lain maupun dengan industri.
Yang terpenting lainnya, komitmen peneliti untuk mengembangkan dan melanjutkan penelitian sebelumnya.
Ini didasarkan bahwa penelitian tentang robot memiliki waktu yang panjang.
Prodi Teknik Elektro sendiri saat ini sudah menjalin kerja sama dengan industri Sari Teknologi untuk mengembangkan robot di bidang kesehatan.
Upaya ini menandakan bahwa aktivitas penelitian robot di Unpad sudah mulai dilirik oleh industri.
“Kita memberi sumbangsih terhadap perkembangan teknologi robot, AI, dan IoT di Indonesia. Kita gak kalah, kita bisa riset di teknologi. Harapannya, riset-riset itu dipakai di masyarakat,” pungkas Dessy. (*/Nis)