BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Pengurus Besar Paguyuban Pasundan melakukan penandatangan nota kesepahaman (MoU) dengan Pusat Standarisasi Pelatihan Bahasa Jepang PT. Dewa Aksara Nusantara pada Jumat (7/7/2023).

Kedua belah pihak bersepakat akan melakukan kerja sama dalam bentuk kursus Bahasa Jepang dan penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) bagi pekerja Magang dan pekerja Terlatih ke Jepang (Specified Skilled Worker atau SSW) dan kerja sama lainnya.
“Ini tentu kami anggap momentum dan peluang yang harus kita manfaatkan, terutama yang terkait dengan masalah budaya,” ucap Ketua Umum PB Paguyuban Pasundan, Prof. Dr. H. M. Didi Turmudzi M.Si.
Prof. Didi menyampaikan peluang ini berada dalam kondisi tantangan yang berat untuk kelangsungan hidup bangsa ini karena saat ini pengangguran begitu banyak.
“Lulusan perguruan tinggi juga banyak yang tidak bisa bekerja apalagi lulusan SMA. Maka ketika ada program yang ditawarkan ini, kami tentu harus membuat langkah yang cepat,” ujarnya.
Pihaknya akan melakukan penyesuaian yang tepat terkait dengan kurikulum untuk membangun pembelajaran dari awal agar yang mengikuti kursus Bahasa Jepang ini bisa merasa lebih dekat dengan Jepang.
“Kami akan melakukan pemetaan dari Paguyuban Pasundan, sehingga kami bisa membuat skenario yang tepat. Paling tidak ini adalah kesempatan yang harus kami manfaatkan, kami akan serius, kami akan fokus dan harus dijadikan bahwa ini adalah unggulan sekolah pasundan, unggulan perguruan tinggi pasundan yang tidak ada di tempat lembaga pendidikan yang lain,” katanya.
Lulusan Perguruan Tinggi Setiap Tahun Tidak Seimbang dengan Lapangan Pekerjaan

Executive Chairman PT. Dewa Aksara Nusantara, Yadi Suryadi menuturkan penandatanganan nota kesepahaman tersebut untuk program pemagangan. Pihaknya berencana untuk melakukan peminatan di kampus-kampus atau sekolah-sekolah yang di bawah afiliasi Paguyuban Pasundan
“Ini untuk membuka peminatan bagi siapa-siapa yang ingin bekerja ke Jepang,” imbuhnya.
Yadi mengatakan Jepang saat ini untuk kebutuhan tenaga kerjanya yaitu 345.140 orang untuk mengisi 14 bidang.
“Kenapa saya merasa Paguyuban Pasundan ini, khususnya Jawa Barat sangat membutuhkan itu (lapangan pekerjaan ke Jepang, red),” ucapnya.
Menurutnya, hal itu karena lulusan-lulusan baik sekolah maupun perguruan tinggi setiap tahunnya tidak seimbang dengan peluang lapangan kerja yang tercipta. Maka dari itu, ia berharap kerja sama dengan Paguyuban Pasundan ini bisa berlangsung lama. (ran)