BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Pengurus Daerah (Pengda) Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Jawa Barat bersama Koordinator Daerah (Korda) Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Cimahi-Kabupaten Bandung Barat (KBB) menggelar Jambore Jurnalis TV Jawa Barat 2023 bertajuk ‘Kolaborasi Bersama Mengurangi Dampak Bencana’ di The Lodge Maribaya, Lembang, KBB, Selasa-Rabu (15-16/8/2023).
Diikuti puluhan jurnalis televisi di Jawa Barat, pengelola wisata, pemerintah provinsi, pemerintah daerah dan masyarakat sekitar, Jambore diisi seminar kebencanaan, simulasi penanganan bencana dan bakti sosial.
Ketua Korda IJTI Cimahi-KBB, Edwan Hadnansyah mengatakan, Jambore IJTI 2023 ini bertujuan meningkatkan kesadaran dan mitigasi terhadap potensi bencana di Jawa Barat.
Khususnya pada potensi dampak sesar Lembang, jurnalis diajak untuk menambah wawasan kebencanaan sehingga dapat memberikan edukasi dalam menjalankan tugas jurnalistiknya.
“Jurnalis juga memiliki moralitas untuk memberikan edukasi kebencanaan, jangan sampai menimbulkan kepanikan di masyarakat akibat dari produk jurnalistik yang tidak konfrehensif, khususnya mitigasi Sesar Lembang,”ungkapnya, Selasa (15/8/2023).
Jurnalis merupakan garda terdepan sumber informasi dan memiliki kewajiban memberikan edukasi bagi masyarakat khususnya dalam mitigasi bencana ini.
“Dengan adanya potensi itu, kita harus mengedukasi masyarakat bukan menimbulkan kepanikan, melalui berita berwawasan edukasi yang benar kita bisa hidup secara harmoni dan mengurangi dampak bencana,”ujarnya.
IJTI Korda Kota Cimahi-KBB menghaturkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah ikut bekerjasama dalam kegiatan mitigasi ini. Semua pihak memiliki kewajiban untuk terjun langsung dalam kegiatan yang mengedukasi masayarakat.
Ketua Pengda IJTI Jawa Barat, Iqwan Sabba Romli mengatakan, Jambore 2023 melibatkan puluhan Jurnalis TV dari seluruh Korda di Jawa Barat, masyarakat sekitar lokasi acara, pengelola wisata dan pemerintah.
Jambore 2023 bukan hanya memberikan edukasi kebencanaan melibatkan ahli di bidangnya. Namun juga diisi kegiatan bakti sosial untuk masyarakat kurang mampu di sekitar lokasi acara.
“Harapannya tentu wawasan bencana yang didapat jurnalis menjadi dasar dalam membuat berita berimbang dan memuat edukasi kepada khalayak,”ucapnya.
Sesar Lembang merupakan ancaman yang menghantui masyarakat di Bandung Raya. Para ahli mengungkap potensi gempa yang ditimbulkan bisa mencapai magnitudo 6,9
Sesar Lembang membentang sepanjang 29 kilometer dari titik sesar yang paling terlihat di Gunung Batu, Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Garis sesar kemudian memanjang ke sisi barat KBB, mengarah ke Ngamprah, melewati Cisarua, Parongpong, hingga Padalarang.
Berdasarkan catatan BMKG, Sesar Lembang menimbulkan gempa yang berdampak pada kerusakan di tahun 2011 silam. Setelah itu, tepatnya dari 2012 sampai sekarang berdasarkan jaringan seismograf tidak ada lagi aktivitas Sesar Lembang.
“Kita menyadari bahwa kita merupakan masyarakat yang tinggal di Sesar Lembang. Satu hal yang perlu dilakukan, yakni pertama memahami apa itu Sesar Lembang,” ujar Pj Wali Kota Cimahi, Dikdik S Nugrahawan saat ditemui di Lembang, Selasa (15/8/2023).
Menurut Dikdik, edukasi soal Sesar Lembang serta potensi yang bakal ditimbulkan wajib dilakukan secara rutin, bisa dikemas dalam berbagai bentuk mulai dari pembekalan materi hingga simulasi.
“Masyarakat harus menyadari potensi ini. Kita harus menumbuhkan kesiapsiagaan, saya kira kegiatan ini jadi langkah sangat strategis untuk berkontribusi mengedukasi masyarakat dalam hal kesiapsiagaan bencana Sesar Lembang,” kata Dikdik.
Ketua Perhimpunan Objek Wisata Indonesia (Putri), Heni Smith mengatakan objek wisata yang ada di Lembang juga bakal terdampak Sesar Lembang.
“Kita sudah menyadari potensi Sesar Lembang, apalagi objek wisata di sini (Lembang) kan di atas Sesar lembang semua. Kita tentu sudah mengedukasi pelaku wisata di Lembang. Itu kita lakukan rutin termasuk dengan warga dan pemdes,” ujar Heni.
Kesiapsiagaan yang mesti dimiliki pengelola objek wisata yakni ketersediaan marka kebencanaan. Marka itu berguna mengarahkan pengunjung jila sewaktu-waktu terjadi bencana alam, tak hanya Sesar Lembang.
“Tentu marka kebencanaan dan titik evakuasi itu hal penting di objek wisata yang dikunjungi ribuan orang, kalau marka nggak jelas saat pengunjung panik, nah akan membahayakan. Makanya kita usulkan ke pemerintah agar setiap obwis itu punya marka kebencanaan dan titik evakuasi,” tutur Heni. (uby)
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Aksi korporasi bank bjb kembali mencatatkan pencapaian gemilang. Obligasi Keberlanjutan atau Sustainability…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Persib Bandung kontra Borneo FC dalam lanjutan Liga 1 2024/2025 berangsung sengit. Tampil…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Wakil Ketua DPR RI Cucun Syamsurijal melaporkan MA anggota DPRD Kabupaten Bandung…
KABUPATEN BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Wakil Ketua DPP PKB, Cucun Syamsurijal mengatakan jika pesta demokrasi (Pilkada)…
WWW.PASJABAR.COM -- Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, memberikan pernyataan terkait peluang kiper Como 1907, Emil…
WWW.PASJABAR.COM -- Insting Shin Tae-yong sebagai pelatih terbukti dengan memasang Marselino Ferdinan sebagai starter saat…