BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM- Rumah Bersejarah Inggit Garnasih yang terletak di Jalan Ibu Inggit Garnasih No 8 Kota Bandung adalah tempat dimana cinta Bung Karno dan Inggit tumbuh.
Rumah ini juga menjadi saksi perjuangan Bung Karno untuk mencapai kemerdekaan sebelum ia dan Inggit dibuang ke Ende, Flores dan Bengkulu.

Rumah ini ditempati oleh Inggit dan Soekarno di tahun 1926 sampai pertengahan tahun 1934.
Di sini Soekarno sering melakukan pertemuan dengan kawan-kawannya hingga membentuk Partai Nasional Indonesia (PNI) pada 4 Juli 1927 dan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928.
Asal Usul Nama Inggit

Sebenarnya Inggit terlahir dengan nama Garnasih saja. Garnasih adalah singkatan dari kesatuan kata Hegar Asih, Hegar artinya segar menghidupkan dan Asih berarti kasih sayang.
Adapun nama Inggit bermula karena kecantikannya, banyak pemuda yang menaruh hati kepadanya.
Kata mereka, jika mendapat senyuman dari Garnasih seakan seperti mendapat uang satu ringgit.
Maka, lama kelamaan, panggilan “Si Ringgit” pun menyemat pada diri Garnasih.
Agar terdengar lebih manis maka namanya berubah menjadi Inggit Garnasih.
Perjalanan Hidup Inggit Garnasih

Lahir di Desa Kamasan Kabupaten Bandung pada 17 Februari 1888, Inggit Garnasih merupakan putri bungsu dari pasangan Ardjipan dan Amsi.
Sejak remaja kecantikan Inggit amat mempesona sehingga banyak pria yang menaruh hati kepadanya.
Inggit pernah menikah dengan Nata Atmaja, seorang patih di Kantor Residen Priangan. Namun tidak bertahan lama dan bercerai.
Ia menikah lagi dengan seorang pengusaha yang aktif di Sarekat Islam, Haji Sanusi, namun berpisah kemudian.
Sukarno adalah suami ketiga
Inggit, dan Inggit selalu setia mendampingi Soekarno dimasa sulitnya.
Inggit meninggal di Bandung pada 13 April 1984 dalam usia 96 tahun. (*/tiwi)









