BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – ITB menjelaskan terkait isu yang beredar mengenai pembatasan waktu salat saat kegiatan Orientasi Studi Keluarga Mahasiswa (OSKM) pada Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB).
Permasalahan pembatasan waktu salat disebabkan karena kesalahan teknis dan kurangnya alokasi waktu.
“Sebetulnya kami sudah mengalokasikan waktu sedemikian rupa untuk salat, namun pada hari pertama, waktunya tidak cukup untuk memobilisasi 5.000 orang lebih dari lapangan ke masjid. Maka tidak cukup waktunya,” kata Sekretaris ITB Widjaja Markusumo saat konferensi di Gedung Rektorat ITB, Selasa (22/8/2023).
Widjaja mengatakan keterbatasan waktu salat hanya terjadi di hari pertama dari empat hari pelaksanaan OSKM. Menurutnya permasalahan tersebut terjadi karena banyaknya mahasiswa baru dan kurangnya pengalaman panitia.
“Kami menyadari perlu adanya perbaikan. Oleh karena itu malamnya kita langsung evaluasi, dan paginya (hari kedua OSKM, red) kita merevisi rundown sehingga memungkinkan waktu yang lebih lama untuk melaksanakan salat. Setelah itu, agenda di hari kedua hingga seterusnya berjalan lancar dan mahasiswa muslim bisa memiliki waktu yang cukup untuk salat,” jelasnya.
Widjaja menegaskan, kabar bahwa ITB tidak menyediakan waktu untuk beribadah sepenuhnya tidak benar.
“Artinya memang tidak benar bahwa tidak disediakan waktu untuk beribadah,” tegasnya.
Permasalahan OSKM ITB
Sebelumnya viral di media sosial bahwa ITB diduga melakukan kampanye LGBT saat OSKM mahasiswa baru tahun akademik 2023/2024. Hal itu diketahui melalui Instagram @alinnerosida. Berikut caption yang dituliskan dalam Instagram @alinnerosida
“Awalnya mengabaikan berbagai berita tentang OSKM.
Tapi setelah memperoleh cerita dari seorang teman tentang realita di lapangan. Sungguh bergumuruh dada ini
Sudah layaknya alumni menggulirkan petisi atau apapun untuk menegur secara tegas terjadinya hal ini.
Kutipan dari teman:
Di grup 9X banyak yg anaknya masuk ITB taun ini oskmnya bbrp issue
– waktu sholat magrib ga cukup
– qusioner dan sponsor *** dipertanyakan jenis kelamin ada pilihan non biner
– di rundown ada orasi pelangi
Bahkan banyak protes ada permintaan maaf atas waktu sholat maghrib kurang, pertanyaan gender di google form jd free text dan orasi ga pake tulisan pelangi”. (ran)