BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Sidang Terbuka Senat Universitas Pasundan (Unpas) dalam rangka orasi ilmiah dan pengukuhan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Sistem Politik Internasional Prof. Dr. M. Budiana, S.I.P., M.Si dan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Administrasi Publik Prof. Dr. H. Thomas Bustomi, M.Si dilaksanakan di Aula Mandala Saba Ir. H. Djuanda, Gedung Rektorat, Kampus II Unpas, Jl. Tamansari No. 6-8, Sabtu (23/9/2023).
Pengukuhan guru besar ini dihadiri oleh Dansesko TNI Marsekal Madya (Marsdya) Samsul Rizal, Pj Wali Kota Bandung Bambang Tirtoyuliono, Dewan Pangaping Paguyuban Pasundan Mayjen TNI (p) TB Hasanuddin, Ketua Komisi I DPRD Jabar Bedi Budiman, Ketua KPID Jabar Adiyana Slamet.
Kemudian Ketua Umum Pengurus Besar Paguyuban Pasundan, Kepala Kejaksaan Tinggi Jabar, Kakanwil Kumham Jabar, Kadisbudpar Kota Bandung, Wali Kota Banjar, Kepala LLDIKTI Wilayah IV Jabar-Banten, Ketua YPDM Pasundan, Pengurus Harian Koni Jabar, Ketua Koni Kab/Kota se-Jabar, Pengurus Harian Aptisi Jabar, Pengurus Harian Artipena Jabar, Ketua IIKU, Penasehat IIKU dan tamu undangan lainnya.
Rektor Unpas, Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp, M.Si., M.Kom., IPU. menyebut saat ini Unpas telah memiliki 34 guru besar dan akan bertambah lagi 7 untuk tahun ini. Sehingga tahun ini Unpas akan memiliki 41 guru besar.
“Bagi lembaga kelahiran guru besar ini akan menjadi sebuah kekuatan. SDM di perguruan tinggi itu harus kuat karena guru besar adalah puncak karier seorang dosen,” katanya.
Menurutnya jadi seorang dosen tujuannya jangan menjadi struktural, tetapi tujuan seorang dosen itu harus menjadi guru besar.
Ketua Pengurus Besar Paguyuban Pasundan, Prof. Dr. H. M. Didi Turmudzi, M.Si menuturkan sistem pendidikan tidak berdiri sendiri. Proses dan kinerja sistem pendidikan, termasuk proses dan kinerja perguruan tinggi dikonstruksi secara sosial.
“Ia tunduk pada politik pendidikan yang berlaku di negeri ini, rentan terhadap kepentingan dan pengaruh kapitalisasi yang sangat perkasa, juga sering tidak berdaya mengkritisi budaya masyarakat karena merupakan bagian integral dari padanya,” tuturnya.
Prof Didi menyampaikan hal itu merupakan pekerjaan rumah para dosen dan para guru besar untuk memberi solusi dan kontribusinya bagi kelangsungan hidup negara dan bangsa sesuai dengan amanat kemerdekaan.
Kemudian, Kepala LLDIKTI Wilayah IV Jabar-Banten, Dr. M. Samsuri, S.Pd., M.T. berharap kepada dua guru besar yang baru ini harus produktif.
“Saya sangat berharap kepada para guru besar ini bisa menjadi katalisator dosen-dosen yang lain, baik di Unpas maupun di perguruan tinggi yang lain untuk meningkatkan karir akademik,” harapnya.
Menurutnya mutu dan kualitas perguruan tinggi adalah kualitas lulusan dan dosen. Semakin banyak guru besar dan dosen yang ada, perguruan tinggi harus produktif, baik dari hal penelitian, inovasi dan pengabdian kepada masyarakat.
Orasi ilmiah yang disampaikan Prof. Budiana berjudul “Strategi Pemerintah Joko Widodo dalam Menghadapi Dinamika Politik Internasional pada Saat Presidensi G-20 tahun 2022 dan KTT ASEAN tahun 2023”. Sedangkan Prof. Thomas menyampaikan orasi ilmiah yang berjudul “Administrasi Publik Baru: Dinamika Manajemen Publik Seiring Pergeseran ‘Citizen to Netizen’.
Setelah orasi ilmiah, Prof. Budiana mengatakan suatu capaian yang luar biasa bagi seorang dosen bisa menjadi guru besar. Selanjutnya adalah bagaimana ke depannya untuk mempertanggungjawabkan sebuah etika akademik sebagai guru besar, baik di lingkungan kampus maupun masyarakat dalam rangka mengabdi kepada bangsa dan negara.
Ketua KONI Jabar ini menyampaikan bahwa penelitian yang sering diteliti adalah seputar komunikasi, strategi politik juga sistem politik internasional.
“Mudah-mudahan pemerintah bisa mendengarkannya. Termasuk stakeholder politik lain di luar pemerintahan,” kata Prof. Budiana.
Sementara itu, Prof. Thomas mengatakan jabatan guru besar bukan hanya jabatan secara proposional saja tetapi secara fungsional harus memberikan ruang dan peluang bagi siapapun untuk mengkaji ilmu pengetahuan.
“Tentu saja pencapaian guru besar ini akan memberikan kebarokahan bagi kita semua. Khususnya pada generasi penerus juga untuk sama-sama menimba ilmu dalam bidangnya masing-masing,” ucapnya.
Menurutnya saat ini tantangan yang paling berat saat ini adalah pergeseran dari citizen to netizen, seharusnya peran netizen mencerminkan peran citizen yaitu bagaimana menyeimbangkan hak dan kewajiban sebagai warga negara.
“Dengan perkembangan teknologi saat ini, kita sudah tidak bisa melihat lagi batas-batas antar negara. Oleh karena itu, mari dalam kesempatan ke depan harus mencerminkan sebagaimana nilai-nilai yang sudah diwariskan kepada kita bahwa apapun yang terjadi dalam perkembangan ini kita harus membumi harus mewariskan cita-cita luhur bangsa Indonesia,” pungkasnya. (ran)
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Persib Bandung kontra Borneo FC dalam lanjutan Liga 1 2024/2025 berangsung sengit. Tampil…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Wakil Ketua DPR RI Cucun Syamsurijal melaporkan MA anggota DPRD Kabupaten Bandung…
KABUPATEN BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Wakil Ketua DPP PKB, Cucun Syamsurijal mengatakan jika pesta demokrasi (Pilkada)…
WWW.PASJABAR.COM -- Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, memberikan pernyataan terkait peluang kiper Como 1907, Emil…
WWW.PASJABAR.COM -- Insting Shin Tae-yong sebagai pelatih terbukti dengan memasang Marselino Ferdinan sebagai starter saat…
KABUPATEN BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Banjir kembali melanda Dayeuhkolot dan Bojongsoang meski sudah dibangun berbagai infrastruktur…