HEADLINE

Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia di Unpas Bahas Indigenous Knowledge untuk Pengembangan Kearifan Pangan Lokal

ADVERTISEMENT

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Program Sarjana Teknologi Pangan dan Magister Teknologi Pangan Universitas Pasundan (Unpas) akan mengadakan seminar nasional dalam rangka Hari Pangan Sedunia 2023 di Kampus Pascasarjana Unpas, Jl. Sumatera No.41, Kota Bandung pada Senin (23/10/2023).

Seminar nasional Hari Pangan Sedunia ini mengusung tema “Indigenous Knowledge untuk Pengembangan Kearifan Pangan Lokal”. Peserta dalam seminar ini sebanyak 900 orang dan dihadiri secara hybrid.

(Foto: eci/pasjabar)

Hadir secara langsung Rektor Unpas Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp, M.Si., M.Kom., IPU, Direktur Pascasarjana Unpas Prof. Dr. H. M. Didi Turmudzi, M.Si dan Ketua Prodi Magister Teknologi Pangan Unpas sekaligus Ketua Pelaksana Prof. Dr. Ir. Tien R. Muchtadi, M.Sc, dan civitas akademik lainnya.

(Foto: eci/pasjabar)

Direktur Dewan Eksekutif BAN PT Prof. Dr. Ir. Ari Purbayanto, M.Sc menjadi pemateri pertama dalam seminar ini. Prof. Ari menyampaikan materi “Indigenous Knowledge untuk Pengembangan Kearifan Pangan Lokal”

(Foto: eci/pasjabar)

Lalu pemateri kedua Ketua Umum GAPMMI Ir. Adhi S. Lukman hadir secara online dengan membawakan materi mengenai “Upaya pengembangan Kearifan Pangan Lokal ke Skala Indusri”. Pemateri terakhir yaitu Ketua Aliksa Organik SRI Consultant Ir. Alik Sutaryat, M.P. Moderator dari seminar ini adalah Dekan Fakultas Teknik Unpas Prof. Dr. Ir. Yusman Taufik, M.P.

(Foto: eci/pasjabar)

Kearifan Lokal jadi Kekuatan

Rektor Unpas Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp, M.Si., M.Kom., IPU mengatakan jika diperhatikan indigenous knowledge bukan hanya ada di komponen pangan, tapi ada juga pada seni, budaya dan sebagainya.

“Sehingga tidak aneh indigenous knowledge sudah merambah kemana-mana. Harapan ke depan indigenous knowledge bisa dihilirisasikan,” katanya.

(Foto: eci/pasjabar)

Menurutnya setiap daerah mempunyai kearifan lokal, karena ini berkaitan dengan Hari Pangan Sedunia maka akan terkait dengan keamanan pangan, ketahanan pangan dan kedaulatan pangan.

“Oleh karena itu, tema hari ini cukup bagus, indigenous knowledge untuk pengembangan kearifan lokal. Sehingga dari kearifan lokal ini akan menjadi kekuatan, untuk keamanan pangan, ketahanan pangan dan kedaulatan pangan. Itu akan menjadi sebuah prioritas,” ujarnya.

Prof. Eddy menyampaikan bahwa perguruan tinggi saat ini dihuni oleh generasi milenial, Menurutnya mahasiswa ini belum tentu mengenal makanan dari umbi-umbian, beras analog dan makanan tradisional lainnya. “Bagaimanapun kita harus melakukan sosialisasi kepada mereka,” ucapnya.

(Foto: eci/pasjabar)

Ketua Pelaksana Prof. Dr. Ir. Tien R. Muchtadi, M.Sc, menjelaskan bahwa Hari Pangan Sedunia jatuh pada 16 Oktober 1979. Pada saat itu terjadi krisis pangan yang hebat. Maka ahli pangan sedunia bersatu untuk mencari solusi mengenai masalah tersebut.

“Mari kita bersama-sama untuk mengatasi krisis pangan. Sekarang ini juga banyak yang stunting,” ajaknya.

Prof. Tien berharap acara seminar ini tidak hanya diselenggarakan hari ini saja tapi bisa juga dilaksanakan pada tahun berikutnya.

(Foto: eci/pasjabar)

Sementara itu, Direktur Dewan Eksekutif BAN PT Prof. Dr. Ir. Ari Purbayanto, M.Sc yang menjadi narasumber seminar ini menuturkan bahwa indigenous knowledge pangan harus dikembangkan.

“Pangan sangat penting, hidup mati bangsa ini ada di pangan. Jika tidak ada masyarakat yang mengusahakan pangan, kita tidak akan memperoleh jumlah pangan yang cukup. Jadi ketahanan pangan itu sangat penting,” kata Prof. Ari.

Literasi Pangan di Masyarakat Masih Rendah

Literasi soal pangan di masyarakat menurutnyasaat ini masih rendah. Maka dari itu, peran perguruan tinggi sangat dintuntut.

“Universitas Pasundan sudah bergerak mengedukasi dan memberi pelatihan kepada masyarakat umum untuk menggalakan pangan lokal karena tanpa peran edukasi dan pelatihan dari perguruan tinggi. Saya pikir masyarakat sangat banyak yang belum memahami penting keberlanjutan kearifan pangan lokal bahkan mengembangkannya,” terangnya.

Prof. Ari menyampaikan perlu peran perguruan tinggi karena pemerintah memiliki keterbatasan. “Ini tergantung pada kreatifitas dari perguruan tinggi,” ucapnya.

Acara ini menurutnya bisa diikuti oleh perguruan tinggi lainnya. Peran perguruan tinggi memiliki peran sentralistik di dalam edukasi. (ran)

Nurrani Rusmana

Recent Posts

Pengertian Negara

Oleh: Prof. Dr. H. Ali Anwar, M.Si (Ketua Bidang Agama Paguyuban Pasundan) – Pengertian Negara…

15 menit ago

Kunjungan Tim Dispotdirga Koopsudnas

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Lanud Husein Sastranegara menerima kunjungan Tim Dinas Potensi Dirgantara (Dispotdirga) Koopsudnas yang…

8 jam ago

Tanggul Sungai Jebol, Puluhan Rumah Terendam Banjir

KABUPATEN BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Akibat tanggul sungai jebol, sejumlah rumah warga rusak dihantam derasnya air,…

9 jam ago

Sang Preman Timnas Indonesia Kembali Memukau Fans

WWW.PASJABAR.COM -- Sang preman Timnas Indonesia, Justin Hubner kembali sukses tampil memukau di laga Indonesia…

12 jam ago

Dragan Talajic Menangisi Pupusnya Kemenangan Timnas Bahrain

WWW.PASJABAR.COM -- Pelatih timnas Bahrain, Dragan Talajic, menangis usai laga melawan Australia dalam laga Kualifikasi…

13 jam ago

Romantis, Nathan Tjoe-A-On Hampiri Fefe Slinkert di Tengah Para Suporter

WWW.PASJABAR.COM -- Ada momen menarik di laga Indonesia Vs Arab Saudi semalam, Selasa (19/11/2024). Pasalnya,…

14 jam ago