BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Alat insinerator hasil swadaya masyarakat Komplek Puskopad Cisurupan Cibiru memiliki menjadi bagian dari masyarakat untuk mengolah sampah.
“Dalam 3 bulan ke belakang, kami membangun insinerator. Tujuannya meminimalisir pembuangan sampah,” kata Ketua Pembangunan Insinerstor Puskopad, Yanuar, di Komplek Puskopad Cisurupan Cibiru, Selasa (24/10/2023).
Yanuar mengungkapkan, insinerator di wilayahnya mampu mengolah sampah yaitu 300 kg dalam satu kali pembakaran. Dalam satu hari, dilakukan 2 kali pembakaran pagi dan sore.
“Kapasitasnya itu 300 kg. Sehari, ada dua kali, pagi dan sore, jadi 600 kg per hari. Untuk jenis sampah anorganik. Seperti kertas, plastik hingga residu,” katanya.
Ia mengatakan, sampah tersebut ditampung oleh 1 RW yang berjumlah 160 Kepala Keluarga. “Warga inisiatif buang ke lokasi. Tidak ada penjemput. Jadi sebelum buang ke sini, warga sudah memilah sampah di rumahnya,” ungkapnya.
Saat ini, lanjut Yanuar alat tersebut akan memasuki tahapan proses pengujian. Diharapkan layak untuk dioperasionalkan. “Kandungannya belum diuji. Ini akan ditindaklanjut oleh DLH (Dinas Lingkungan Hidup),” tuturnya.
Soal biaya produksi, Yanuar mengatakan, idealnya pembangunan insinerator yaitu Rp40 – Rp50 juta. “Idealnya Rp40 – Rp50 juta. Ini lebih hemat karena swadaya masyarakat,” bebernya.
Sementara itu, Sekda Kota Bandung, Ema Sumarna berharap, alat tersebut lolos uji dan layak dioperasikan.”Ini dibuat oleh ahlinya, saya percaya akan lolos,” ungkapnya.
Di samping itu, Ema pun mengapresiasi gerakan yang dilakukan oleh warga setempat. Seperti halnya Buruan Sae yang sudah terorganisir dengan baik.
“Ini luar biasa. Ketahanan pangan sebagai kebutuhan masyarakat sekitar terpenuhi,” tuturnya. (*/ran)