www.pasjabar.com — Terlalu sering kehilangan bola, permainan terlalu mudah dibaca lawan, hingga kurangnya pressing terhadap lawan dinilai menjadi penyebab kekalahan Timnas Indonesia saat melakoni partai hidup mati melawan Maroko.
Penilaian ini setidaknya keluar dari mulut kedua komentator sepakbola yakni Bambang Pamungkas dan Bung Kuesnaeni, yang menjadi komentator dalam siaran langsung yang disiar SCTV.
Timnas Indonesia menyerah 3-1 dari Maroko, dalam partai terakhir grup A Piala Dunia U-17 di Stadiun Gelora Bung Tomo, Surabaya, Kamis (16/11). Kekalahan ini membuat Timnas Indonesia sebagai tuan rumah gagal melaju ke 16 besar.
Memang jalannya pertandingan sejak menit awal, Garuda Muda selalu terkurang dan tidak dapat mengembangkan permainan.
Adapun gol Maroko diciptakan oleh A. alaoui menit 29, Air Boudlal menit 38 dan El Abidine Hamony di menit 64, sedangkan satu satu gol balasan timnas dicetak N. Asyura pada menit 42.
Jika menyimak ucapan komentator pertandingan bung Kuesnaeni dan juga BP atau Bambang Pamungkas, kita terlalu sering kehilangan bola, terlalu mudah permainan dibaca lawan, hingga tidak ada pressing saat lawan menguasai bola.
Namun demikian Bung Kus dan BP tetap bangga pada anak anak muda Garuda Muda yang sudah maksimal berjuang membela Indonesia.
Memang jika melihat hasil statistik pertandingan, Timnas kalah dari segalanya, selain faktor fisik dan mental hasil statistik pertandingan, Indonesia hanya 39 persen menguasai bola sedangkan Maroko 61 persen. Tembakan ke gawang Indonesia hanya 2 kali sedangkan Maroko 9 kali.
Kekalahan ini membuat Indonesia hanya mengantongi 2 Poin dari dua pertandingan sebelumnya. Klasemen Grup A, Maroko menjadi juara grup dengan poin 6, Runner up Ekuador dengan poin 5, disusul Indonesia Poin 2 dan Panama Poin 2. (Jbe)