WWW.PASJABAR.COM — Kisah Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW penting untuk diketahui umat muslim. Pasalnya, peristiwa yang terjadi pada 27 Rajab itu menjadi awal dari perintah salat dari Allah kepada Rasulullah.
سُبۡحٰنَ الَّذِىۡۤ اَسۡرٰى بِعَبۡدِهٖ لَيۡلًا مِّنَ الۡمَسۡجِدِ الۡحَـرَامِ اِلَى الۡمَسۡجِدِ الۡاَقۡصَا الَّذِىۡ بٰرَكۡنَا حَوۡلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنۡ اٰيٰتِنَا ؕ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيۡعُ الۡبَصِيۡرُ
Artinya: Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat. (QS. Al Isra: 1).
Oleh sebab itu, tak mengherankan jika 27 Rajab selalu diperingati sebagai hari istimewa oleh umat muslim. Sementara itu, peringatan Isra Mi’raj di tahun ini akan jatuh pada 8 Februari 2024.
Untuk itu, simak kisah Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW berikut ini, yang dilansir dari laman Muhammadiyah.
Kisah Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW Lengkap
Sebelumnya, perlu diketahui bahwa kata ‘Isra Mi’raj’ berasal dari bahasa Arab yang berarti perjalanan malam.
Menurut istilah, Isra adalah perjalanan malam Nabi Muhammad dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, sedangkan Mi’raj berarti naiknya Nabi Muhammad dari Masjidil Aqsha ke Sidratul Muntaha.
Definisi tersebut memang mengacu pada kisah yang sebenarnya. Hal itu bermula saat Nabi Muhammad ditimpa kesedihan bertubi-tubi setelah kehilangan sang istri, Khadijah dan pamannya, Abu Thalib, yang selalu mendukung dakwahnya.
Tak berhenti di situ, ia juga terus mendapat cobaan bertubi-tubi dari kaum Quraisy. Tahun tersebut bahkan disebut dengan ‘Am Al Huzn’ atau tahun kesedihan.
Pada suatu malam, Nabi Muhammad SAW lalu pergi ke utara Ka’bah dan tertidur di sana. Ia kemudian dibangunkan oleh Malaikat Jibril sebanyak tiga kali.
Setelah terbangun, Nabi Muhammad diajak untuk menaiki kendaraan bernama Buraq untuk menuju ke Masjidil Aqsha yang ada di Palestina.
Sebelum akhirnya ke tujuan akhir, keduanya singgah di empat tempat selama perjalanan. Tempat singgah pertama ada di Kota Madinah.
Malaikat Jibril menjelaskan bahwa Nabi Muhammad nantinya akan berhijrah ke kota itu lalu keduanya melaksanakan salat 2 rakaat.
Kemudian, Malaikat Jibril dan Nabi Muhammad singgah di Kota Madyan, tempat Nabi Musa bersembunyi dari kejaran Fir’aun. Keduanya juga melaksanakan salat 2 rakaat di tempat tersebut.
Selanjutnya, Malaikat Jibril dan Nabi Muhammad singgah ke Thuur Sina, tempat di mana Nabi Musa AS berbicara langsung dengan Allah SWT lalu melaksanakan salat 2 rakaat.
Salat 2 rakaat juga dilaksanakan di tempat singgah keempat, yakni Baitul Lahm, yang menjadi tempat Nabi Isa lahir. Keduanya lalu singgah ke Masjidil Aqsha.
Di sana, Rasulullah SAW menjadi imam salat 2 rakaat untuk Malaikat Jibril. Dari Masjidil Aqsha, perjalanan dilanjutkan menuju ke Sidratul Muntaha.
Namun sebelum itu, Rasulullah SAW harus melewati tujuh lapis langit dan bertemu dengan para utusan Allah lainnya, yakni:
Langit pertama, Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Adam.
Langit kedua, Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Yahya dan Nabi Ishaq.
Langit ketiga, Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Yusuf.
Langit keempat, Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Idris.
Langit kelima, Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Harun.
Langit keenam, Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Musa.
Langit ketujuh, Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Ibrahim.
Usai melewati tujuh lapis langit, Nabi Muhammad SAW diajak Malaikat Jibril untuk pergi ke Baitul Makmur. Tempat tersebut merupakan lokasi para malaikat melaksanakan thawaf.
Kemudian, Rasulullah SAW naik menuju ke Sidratul Muntaha tanpa Malaikat Jibril. Di sana, ia mendapat perintah dari Allah untuk melaksanakan salat 50 waktu. Rasulullah SAW awalnya menyanggupinya.
Ia akhirnya turun dan bertemu dengan Nabi Musa AS. Saat diceritakan mengenai perintah tersebut, Nabi Musa menyarankan Nabi Muhammad agar kembali menghadap Allah untuk meminta keringanan jumlah waktu salat. Allah SWT pun mengabulkannya dan memerintah Nabi Muhammad beserta umatnya untuk melaksanakan salat 5 waktu.
Seusai melaksanakan Isra Mi’raj, Nabi Muhammad menceritakannya kepada penduduk Mekkah dan mendapatkan respons yang beragam. Demikianlah kisah Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW lengkap. Semoga senantiasa menginspirasi kita untuk lebih baik lagi dalam beribadah.