WWW.PASJABAR.COM — Bukan hanya saat berpuasa umat muslim bisa mendapatkan pahala. Saat berbuka puasa pun menjadi ladang untuk mendapatkan pahala.
Setiap muslim yang berpuasa memiliki kesempatan untuk mendapatkan pahala. Termasuk ketika berbuka puasa. Hal ini seperti yang disebutkan Rasulullah SAW dalam sebuah hadits.
Diriwayatkan Tirmidzi, dari Abdullah bin Amr bin al-Ash berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Bagi orang yang berpuasa ketika sedang berbuka ada doa yang tak akan tertolak.”
Dalam hadits lain, Rasulullah SAW bersabda tentang anjuran menyegerakan berbuka puasa. Ketika matahari mulai terbenam yang ditandai datangnya waktu Maghrib, maka bersegeralah menyantap makanan berbuka puasa.
Dari Sahl bin Sa’ad RA, Rasulullah SAW bersabda,
لاَيَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ
“Manusia akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.” (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim)
Doa Buka Puasa Sesuai Ajaran Rasulullah SAW
Terdapat beberapa riwayat yang menjelaskan tentang bacaan doa buka puasa. Doa ini sebagaimana diajarkan Rasulullah SAW ketika beliau berbuka puasa.
1. Doa buka puasa menurut Imam Bukhari dan Imam Muslim
Bacaan doa buka puasa ini diucapkan oleh Rasulullah SAW ketika beliau berbuka puasa. Berikut bacaan lengkapnya,
اَللّٰهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ
Arab-latin: Allaahumma lakasumtu wabika aamantu wa’alaa rizqika afthortu birahmatika yaa arhamar-roohimiina.
Artinya: Ya Allah karena-Mu aku berpuasa, dengan-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah dan dengan rezeki-Mu aku berbuka (puasa), dengan rahmat-Mu, Ya Allah yang Tuhan Maha Pengasih.
Dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, dijelaskan, “(Mereka yang berpuasa) dianjurkan setelah berbuka membaca: ‘Allâhumma laka shumtu, wa ‘alâ rizqika afthartu.’ Pasalnya, Rasulullah SAW mengucapkan doa ini yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim.”
Sementara itu, Al Imam Al Baihaqi juga meriwayatkan dalam kitab Sunan Al Kubra, sebuah hadits lain yang memiliki makna yang sama.
أخْبَرَنَا أَبُو عَلى الرُّودْبَارِي أخبرنا أبو بكر بن داسة حدثنا أبو دَاوُدَ حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ عَنْ حُصَيْنِ عَنْ مُعَادِ بْن زُهْرَةَ : أَنَّهُ بَلَغَهُ أَنَّ النَّبي – صلى الله عليه وسلم كان إذا أفطر قَالَ : « اللهم لك صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ
(رواه البيهقي فالسنن الكبرى)
Artinya: Bahwasanya nabi Muhammad SAW itu apabila berbuka puasa membaca “Allahumma laka shumtu…” (Ya Allah, karena-Mu aku berpuasa dan dengan rizki-Mu aku berbuka). (HR AI Baihaqi dalam As Sunan Al Kubra)
2. Doa buka puasa menurut Imam Abu Daud
Terdapat bacaan doa buka puasa dengan lafal berbeda, seperti yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud. Berikut bacaan doanya,
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
Arab-latin: Dzahabadh dhoma-u wabtalatil uruqu wa tsabatal ajru insyaa-allah.
Artinya: Telah hilang rasa penatku dan basahlah tenggorokanku dan tetaplah pahala dicurahkan atasku, Insya Allah.
Bacaan doa di atas tercantum dalam hadits oleh Al Imam Abu Daud.
حدثنا عبد الله بن مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى أبو مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ الْحَسَنِ أَخبرني الحسين بن وَاقِدٍ حَدَّثَنَا مَرْوَانُ – يَعْنِي ابن سالم – المقفع – قَالَ رَأيت ابن عمر يقبض على لحيته فيقطع ما زاد على الكف وَقَالَ كَانَ رَسُولُ اللهِ – صلى الله عليه وسلم – إذا أفطر قَالَ « ذَهَبَ الظما وابْتَلَتِ الْعُرُوقَ وَثَبَتَ الآخِرُ إِنْ شَاءَ اللهُ ». (رواه ابو داود)
Artinya: Marwan bin Salim berkata; Aku melihat Ibnu Umar memegang jenggotnya dan memotong yang melebihi genggaman telapak tangannya dan berkata: Rasulullah SAW itu apabila berbuka puasa mengucapkan “Telah hilang rasa penatku dan basahlah tenggorokanku dan tetaplah pahala dicurahkan atasku, Insya Allah.” (HR Abu Dawud).
Selain berdoa, ketika menyantap hidangan berbuka puasa juga harus tetap menjaga adab. Diriwayatkan Umar bin Abi Salamah, ia menuturkan: “Dahulu aku pernah berada di rumah Rasulullah SAW dan tanganku berkeliaran di atas nampan makanan, maka beliau berkata kepadaku, “Wahai anak! Bacalah basmalah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah dengan mengambil yang terdekat darimu.” (HR Bukhari & Muslim)
Waktu Tepat Membaca Doa Buka Puasa
Melansir laman Nahdlatul Ulama (NU), terdapat anjuran membaca doa buka puasa yakni saat setelah menyantap menu berbuka puasa. Hal tersebut dijelaskan dalam kitab Hasyiyah I’anah at-Thalibin,
أي عقب ما يحصل به الفطر، لا قبله، ولا عنده (وقوله: عقب الفطر)
Artinya: Maksud dari (membaca doa buka puasa) ‘setelah berbuka’ adalah selesainya berbuka puasa, bukan (dibaca) sebelumnya dan bukan saat berbuka (Syekh Abu Bakar Muhammad Syatha, Hasyiyah I’anah at-Thalibin, juz 2, halaman 279).
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka waktu terbaik membaca doa buka puasa yakni setelah selesai menikmati hidangan. Meskipun demikian, hendaknya awali dengan membaca doa makan atau membaca basmalah.
Cara Rasulullah SAW Berbuka Puasa
Amirulloh Syarbini & Sumantri Jamhari dalam bukunya yang berjudul Dahsyatnya Puasa Wajib & sunah Rekomendasi Rasulullah, menyebutkan beberapa cara yang dilakukan Rasulullah SAW ketika berbuka puasa.
1. Menyegerakan Berbuka
Dalam hadits riwayat Sahl bin Sa’ad, Rasulullah SAW bersabda,
لا يَزَالُ النَّاسُ بِغَيْرِ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ
Artinya: “Manusia selalu dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.” (HR Bukhari, Muslim, Ibnu Majah, Darami, Malik, Baihaqi, Ahmad & Tirmidzi)
2. Membaca Doa
Rasulullah SAW bersabda, “Ada tiga orang yang doanya tidak ditolak; 1) orang yang berpuasa hingga ia berbuka, 2) pemimpin yang adil, 3) dan orang yang terdzalimi.” (HR Ibnu Majah, Ahmad & Tirmidzi)
3. Kurma atau Air Putih jadi Menu Buka Puasa
Rasulullah SAW menganjurkan untuk berbuka puasa dengan menyantap kurma, jika tidak ada kurma maka beliau meneguk air putih.
Dalam riwayat Anas bin Malik, ia berkata,
“Rasulullah SAW berbuka dengan beberapa kurma yang masih basah sebelum sholat (Maghrib). Jika tidak ada, beliau berbuka dengan beberapa kurma kering. Jika tidak ada, beliau berbuka dengan meminum air.” (HR Abu Dawud, Ahmad, Tirmidzi & Hakim)
Rasulullah SAW memilih kurma sebagai menu berbuka puasa. Ternyata ada dalil yang menjelaskan hal tersebut.
Ibnu Hajar Al Asqalani Rahimahullah, dalam kitab Bulughul Marom Hadits menjelaskan sebuah hadits,
وَعَنْ سَلْمَانَ بْنِ عَامِرٍ اَلضَّبِّيِّ – رضي الله عنه – عَنِ اَلنَّبِيِّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ: – إِذَا أَفْطَرَ أَحَدُكُمْ فَلْيُفْطِرْ عَلَى تَمْرٍ, فَإِنْ لَمْ يَجِدْ فَلْيُفْطِرْ عَلَى مَاءٍ, فَإِنَّهُ طَهُورٌ – رَوَاهُ اَلْخَمْسَةُ, وَصَحَّحَهُ اِبْنُ خُزَيْمَةَ وَابْنُ حِبَّانَ وَالْحَاكِمُ
Artinya: Dari Salman bin ‘Amir Adh Dhobbi radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Jika salah seorang di antara kalian berbuka, maka berbukalah dengan tamar (kurma kering). Sebab, kurma mendatangkan berkah. Jika tidak dapati kurma, maka berbukalah dengan air karena air itu menyucikan.
Hadits tersebut mengandung makna bahwa kurma menjadi makanan yang baik untuk berbuka puasa karena buah ini mendatangkan keberkahan. Namun bukan berarti jika buka puasa tanpa kurma tidak akan mendatangkan keberkahan. Allah Maha Tahu.
Selain kurma, Rasulullah SAW juga menganjurkan untuk berbuka puasa dengan air putih karena air memiliki sifat menyucikan.