Oleh: Prof. Dr. H. Ali Anwar, M.Si (Ketua Bidang Agama Paguyuban Pasundan)
Islam merupakan ajaran yang diberikan kepada manusia untuk dijadikan dasar dan pedoman hidup di dunia. Ajaran ini diturunkan untuk dilaksanakan di tengah-tengah kehidupan masyarakat agar umat Islam memiliki kualitas hidup sebagai manusia, makhluk yang memiliki derajat mulia. Islam merupakan agama yang terbaik dan mendapatkan tempat di sisi Allah, sebagaimana firman-Nya:
“Sesungguhnya agama di sisi Allah adalah agama Islam.” (Q.S. Ali Imran [31]: 19)
Agama Islam berisi ajaran yang menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia, baik sebagai hamba Allah, individu, anggota masyarakat maupun sebagai makhluk dunia.
Seperti yang telah dijelaskan dalam universalisme Islam, secara garis besar, ajaran Islam mengandung tiga persoalan pokok, yaitu:
“Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya selan itu adalah musuh yang nyata.” (Q.S. Al-Bagarah [2]: 208)
Setiap umat Islam didorong untuk melaksanakan ajaran Islam secara menyeluruh dalam segala segi kehidupannya. Sebab, Islam tidak hanva berbicara tentang ibadah ritual, melainkan semua aspek kehidupan manusia. Apabila keseluruhan hidup manusia telah berada di atas sendi ajaran Islam akan kebahagiaan hakiki yang menjadi tujuan manusia dapat tercipta.
Kebahagiaan yang hakiki adalah kesejahteraan lahir dan batin. Kesejahteraan lahir adalah terpenuhinya kebutuhan hidup manusia. Sedangkan kesejahteraan batin adalah merasakan ketenangan, ketentraman, dan kedamaian. Kedua hal ini tidak dapat dipisahkan dan merupakan kesatuan yang saling terkait. Terpenuhinya kebutuhan material tidak serta merta menyebabkan tersejahterakan batinnya, demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu, Islam memberikan bimbingan dan pengarahan yang jelas untuk mencapai kesejahteraan hakiki itu dengan menata kehidupan secara utuh. Firman-Nya:
“Carilah olehmu apa-apa yang lelah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebapaimana Allah lelah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Q.S. Al-Qashash [28]: 77)
Islam mengajarkan manusia untuk berusaha memenuhi kebutuhan lahiriahnya dengan bekerja keras tanpa melalaikan nilai dan aturan moral yang diajarkan oleh Allah berupa kebaikan. Hal ini, membuktikan kebenaran Islam sebagai agama yang datang dari Allah yang menciptakan manusia. Oleh karena itu, ajarannya sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk fisik yang memerlukan pemenuhan kebutuhan fisiknya, seperti makan, minum, pakaian, dan nya Firman Allah SWT:
“Hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Islam. Itulah fitrah Allah yang lelah menciplakan manusia sesuai dengan fitrahnya itu.” (Q.S. Ar-Rum [30]: 30)
“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian, untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itulah merupakan sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.” (Q.S. Al-A’raf [7]: 26)
Di samping kesejahteraan lahir yang dapat dicapai dengan bekera keras dalam memenuhi kebutuhan hidup material, umat Islam dituntut pula untuk memenuhi kebutuhan batiniahnya. Sebab, di samping sebagai makhluk fisik, manusia juga merupakan makhluk psikis. Manusia sebagai makhluk psikofisik menuntut pula pemenuhan kebutuhan jiwa berupa ketenangan dan ketentraman. Ketenangan akan dirasakan manusia kalau hatinya tertambat pada kebenaran. Kebenaran hakiki akan diterimanya dan kenikmatan batin akan dirasakannya apabila ia dekat dengan Allah. Segala usaha yang berangkat dan ditujukan hanya untuk Allah akan melahirkan penyerahan total yang tak terhingga kepada Allah sehingga melahirkan ketenangan dan ketentraman batin yang merupakan puncak kebahagiaan hidup. Al-Ouran menyebutkan proses tersebut dengan istilah zikir atau mengingat kepada Allah. Firman-Nya:
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, bahwa sesungguhnya hanya dengan mengingat Allah, hati akan tentram.” (Q.S. Ar-Ra’d [13]: 28)
Umat Islam sebagai komunitas muslim pada dasarnya merupakan kumpulan manusia yang mencerminkan idealitas umat yang penuh dengan kebaikan. Al-Quran menyebutkan umat Islam itu sebagai masyarakat marhamah, masyarakat yang mewujudkan suasana damai, saling peduli dan mengembangkan kasih sayang.
Hubungan antara anggota masyarakat dalam komunitas muslim adalah hubungan saling memberi dan memperhatikan, sebagaimana disabdakan Rasulullah SAW:
“Seorang mukmin dengan mukmin yang lain dalam berkasih sayang, bagaikan satu tubuh, apabila salah satu anggota tubuh terluka, maka seluruh tubuh merasakan demamnya.” (H.R. Tirmidzi). (ran)
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Lanud Husein Sastranegara menerima kunjungan Tim Dinas Potensi Dirgantara (Dispotdirga) Koopsudnas yang…
KABUPATEN BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Akibat tanggul sungai jebol, sejumlah rumah warga rusak dihantam derasnya air,…
WWW.PASJABAR.COM -- Sang preman Timnas Indonesia, Justin Hubner kembali sukses tampil memukau di laga Indonesia…
WWW.PASJABAR.COM -- Pelatih timnas Bahrain, Dragan Talajic, menangis usai laga melawan Australia dalam laga Kualifikasi…
WWW.PASJABAR.COM -- Ada momen menarik di laga Indonesia Vs Arab Saudi semalam, Selasa (19/11/2024). Pasalnya,…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Persib Bandung akan menjamu Borneo FC pada pekan ke-11 Liga 1 2024/2025…