BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Sidang Terbuka Senat Universitas Pasundan dalam Rangka Orasi Ilmiah dan Pengukuhan tiga Guru Besar dilaksanakan di Aula Mandala Saba Ir. H. Djuanda, Gedung Rektorat, Kampus II Unpas pada Sabtu (27/4/2024).
Tiga guru besar Universitas Pasundan yang baru dikukuhkan tersebut diantaranya Prof. Dr. Ade Priangani, M.Si dalam Bidang Ilmu Hubungan Internasional, Prof. Dr. Dra. R. Taqwaty Firdausijah, M.Si dalam Bidang Ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia Sektor Publik dan Prof. Dr. Iwan Satibi, S.Sos., M.Si dalam Bidang Ilmu Administrasi Publik.
Rektor Universitas Pasundan Prof. Dr. H. Azhar Affandi, S.E., M.Sc. mengatakan bertambahnya guru besar ini patut disyukuri. Menurutnya tantangan ke depan akan semakin tinggi, sehingga membutuhkan sosok yang profesional.
“Semoga tiga guru besar yang hari ini dikukuhkan bisa lebih produktif dalam berkarya dan bisa berkontribusi untuk masyarakat luas. Saya optimis berbagai karya akan segera muncul pasca pengukuhan hari ini,” harapnya.
Prof. Azhar juga berharap para guru besar bisa menghasilkan karya ilmiah yang bermutu dan menjaga integritasnya sebagai Guru Besar dan Dosen.
Ketua Yayasan Pendidikan Tinggi (YPT) Pasundan Dr. Makbul Mansyur, M.Si menyampaikan selamat kepada tiga guru besar yang baru dikukuhkan. Hari ini merupakan pengukuhan guru besar yang ke 36, 37 dan 38 di lingkungan Unpas.
“Yayasan titip kepada guru besar jangan lupa keluarga, karena ini adalah suplemen untuk bisa mencapai menjadi guru besar. Tidak mungkin bisa sampai dilantik kalau tidak ada dukungan dari keluarga,” ujarnya.
Unpas Memperhatikan Kualitas SDM
Sementara itu, Kepala LLDIKTI Wilayah IV Jabar dan Banten Dr. M. Samsuri, S.Pd., M.T. melalui video yang ditampilkan menuturkan Unpas terus mengalami perubahan dan proses perbaikan menuju kampus yang selalu memperhatikan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) serta meningkatkan tata kelolanya terus dilakukan.
“Harapan saya, Unpas semakin produktif dan berkualitas. Sehingga hadirnya guru besar baru menjadi suntikan dan modal yang berharga bagi Unpas dan membantu menyelesaikan tantangan serta persoalan,” harap Samsuri.
Samsuri menyampaikan jabatan guru besar secara administratif merupakan jabatan tertinggi. Pengukuhan guru besar ini adalah awal untuk menjadi produktif karena dengan adanya guru besar bisa membimbing mahasiswa S3 dan dapat berkolaborasi untuk mendongkrak akademik.
“Yang perlu kita lakukan adalah pembuktian, guru besar harus bisa produktif dan miliki karya orisinil serta bisa memajukan pendidikan, bangsa dan negara. Semoga pengukuhan guru besar ini bisa membawa kesuksesan, kemajuan dan mendongkrak kualitas Unpas,” pungkasnya.
Harapan Setelah Menjadi Guru Besar
Dalam orasinya Guru Besar Ilmu Hubungan Internasional Prof. Ade menyampaikan mengenai Ekonomi Syariah Sebagai Alternatif Tata Kelola Ekonomi Politik Global. Setelah dikukuhkan menjadi Guru Besar ia berharap bisa lebih banyak mengabdi kepada Unpas
“Semoga apa yang sudah diraih, baik keilmuan yang sudah didapat InsyaAllah menjadi ladang amal ke depan,” kata Prof. Ade.
Kemudian, Guru Besar Ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia Sektor Publik Prof. R. Taqwaty yang menyampaikan orasinya mengenai Transformasi Manajemen Sumber Daya Manusia Sektor Publik di Era Digital mengatakan bahwa menjadi guru besar harus tetap eksis dan lebih banyak berkarya.
“Kita juga akan menjadi lokomotif bagi dosen-dosen juga terutama di Unpas. Kita juga harus menjadi inspirator dan juga motivator bagi dosen-dosen, agar mereka juga dapat mencapai pucak karir sebagai seorang dosen yaitu menjadi guru besar,” ujar Prof. R. Taqwaty.
Sementara itu Guru Besar Ilmu Administrasi Publik Prof. Iwan yang menyampaikan orasi mengenai Konstruksi Model Sinergitas Kebijakan Publik Berbasis Etis mengungkapkan pencapaian guru besar itu terkait dengan kinerja yang bersangkutan, baik kinerja terkait proses pendidikan dan pengajaran, proses penelitian dan pengajaran kepada masyarakat, itu semua diakumulasikan ke dalam bentuk research.
“Nah research tersebut atau hasilnya dibuat artikel dalam bentuk jurnal. Memang ada kesulitan yang mungkin dihadapi, termasuk pengalaman saya itu ketika menerbitkan jurnal-jurnal yang berbasis internasional. Jadi untuk meraih itu saya kira ini memang tidak mudah,” kata Prof. Iwan.
Prof. Iwan mengatakan untuk meraih gelar guru besar harus memiliki mental yang tangguh dan jangan pantang menyerah. (ran)