BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Prof. Dr. Iwan Satibi, S.Sos., M.Si telah dikukuhkan menjadi Guru Besar dalam Bidang Ilmu Administrasi Publik Universitas Pasundan (Unpas) pada Sabtu (27/4/2024). Prof Iwan Satibi menyampaikan orasi ilmiah mengenai Konstruksi Model Sinergitas Kebijakan Publik Berbasis Etis.
Prof Iwan Satibi dalam orasi ilmiah ini menyampaikan secara konseptual istilah konstruksi seringkali menyajikan adanya diskursus yang cukup dinamis. Oleh karena itu, dapat dimengerti jika definisi konstruksi ini kemudian dimaknai sebagai konsep yang cukup sulit untuk dipahami dan disepakati secara bulat.
“Dengan perkataan lain, kata konstruksi mempunyai beragam makna interpretasi dan tidak dapat didefinisikan secara tunggal, dalam arti sangat tergantung pada konteksnya,” katanya.
Namun secara umum istilah konstruksi seringkali digunakan untuk mendeskripsikan objck keseluruhan bangunan yang terdiri dari bagian-bagian struktur (Ervianto, 2004). Misal konstruksi struktur bangunan adalah bentuk/bangun secara keseluruhan dari struktur bangunan. Contoh lain: konstruksi jalan raya, konstruksi jembatan, konstruksi kapal dan lain-lain.
“Dalam konteks ini, istilah konstruksi tentu bukan diartikan sebagai struktur bangunan, tetapi diterjemahkan sebagai langkah atau proses untuk mendesain suatu konsep berdasarkan hasil kajian yang sistematis, konseptual, metodis dan komprehensif,” ujarnya.
Mengacu pada esensi konsep di atas, Prof Iwan menjelaskan maka secara substantif ia dapat menterjemahkan konstruksi model sinergitas kebijakan publik berbasis etis sebagai pendekatan yang bertujuan untuk menggabungkan prinsip-prinsip etika dengan proses pembuatan kebijakan publik, dengan tujuan menciptakan kerangka kerja yang holistik, berkelanjutan, dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
“Dengan perkataan lain, model ini memperhitungkan bahwa kebijakan publik tidak hanya harus efektif dalam mencapai tujuan yang diinginkan, tetapi juga harus sesuai dengan prinsip-prinsip etis yang mendasarinya. Seperti nilai kejujuran, keadilan, keberlanjutan penghormatan terhadap hak asasi manusia,” jelanya.
Prof Iwan menyampaikan langkah-langkah untuk mengkonstruksi model sinergitas kebijakan publik berbasis etis ini, secara komprehensif melibatkan serangkaian proses yang sistematis dan terperinci, sebagaimana dijelaskan berikut ini:
Melalui konstruksi model sinergitas kebijakan publik berbasis etis ini, diharapkan para aktor kebijakan atau pemangku kepentingan, baik yang tergabung dalam suprastruktur politik maupun infrastruktur politik dapat menciptakan kebijakan yang tidak hanya etektif dalam mencapai tujuan yang diinginkan. tetapi juga sesuai dengan prinsip-prinsip etis yang mendasar dan berkontribusi pada kesejahteraan dan keadilan masyarakat.
“Model ini memungkinkan terbangunnya harmonisasi dan sinkronisasi antara aspek praktis dan moral dalam pembuatan kebijakan public. Sehingga implementasinya menciptakan kerangka kerja yang berkelanjutan dan bermartabat bagi kepentingan masyarakat,” pungkasnya. (ran)
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Aksi korporasi bank bjb kembali mencatatkan pencapaian gemilang. Obligasi Keberlanjutan atau Sustainability…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Persib Bandung kontra Borneo FC dalam lanjutan Liga 1 2024/2025 berangsung sengit. Tampil…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Wakil Ketua DPR RI Cucun Syamsurijal melaporkan MA anggota DPRD Kabupaten Bandung…
KABUPATEN BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Wakil Ketua DPP PKB, Cucun Syamsurijal mengatakan jika pesta demokrasi (Pilkada)…
WWW.PASJABAR.COM -- Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, memberikan pernyataan terkait peluang kiper Como 1907, Emil…
WWW.PASJABAR.COM -- Insting Shin Tae-yong sebagai pelatih terbukti dengan memasang Marselino Ferdinan sebagai starter saat…