BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Bagi Iip D Yahya, menulis bukan hanya sekadar kegiatan, melainkan sebuah panggilan jiwa yang membawanya pada penelusuran yang tak kenal lelah. Dedikasinya dalam penelitian-penelitian bertema sejarah telah menciptakan jejak yang menginspirasi dalam dunia literasi.
Iip D Yahya, yang juga Direktur Media Center PWNU Jawa Barat, telah meneliti dan menulis berbagai buku sejarah yang menarik. Diantaranya; Oto Iskandar di Nata: The Untold Stories, Oto Iskandar di Nata, perintis Tentara Republik Indonesia, Ajengan Cipasung: Biografi K.H. Moh. Ilyas Ruhiat, Gus Dur: Berbeda Itu Asyik hingga Jaksa Agung Soeprapto dan Sejarah Pertumbuhan Kejaksaan Republik Indonesia.
Iip mengungkapkan bahwa kecintaannya pada tulisan dan sejarah sudah tumbuh sejak kecil.
“Saya hobi membaca sejak kecil, orang tua saya kala itu bersusah payah membelikan majalah Bobo yang tidak mudah di kampung kelahiran saya di Salawu, Tasikmalaya,” ungkapnya.
Ungkap Sejarah dan Cerita Tersembunyi di Jawa Barat
Sebagai peneliti dan penulis, Iip memiliki minat khusus pada sejarah Jawa Barat. Tulisan-tulisannya telah memberikan kontribusi penting dalam mengungkap sejarah dan cerita-cerita yang tersembunyi.
“Saya ingin ikut mengisi kekosongan informasi sejarah. Dengan banyaknya kemudahan akses data sejarah secara online saat ini, sangat memudahkan peneliti mendapatkan data. Sebuah pengetahun baru dari sebuah peristiwa dan tokoh dapat saya angkat,” paparnya.
Dalam perjalanannya meneliti dan menulis buku, Iip selalu memastikan keakuratan informasi yang ia sampaikan. Baginya, menulis sejarah adalah sebuah tanggung jawab besar yang harus dilakukan dengan seksama.
“Salah satu proses yang ‘mahal’ yang tidak semua peneliti di Indonesia memilikinya, adalah waktu untuk internalisasi data. Karena saya peneliti dan penulis independen, saya relatif memiliki waktu untuk melakukan internalisasi itu,” jelasnya.
Kendati sudah menulis banyak buku, Iip mengatakan bahwa ia merasa belum berhasil menuliskan sebuah buku yang masterpiece. Namun, ia senang bahwa tulisannya telah memberikan dampak positif, terutama dalam mengungkap sejarah dan memperkenalkan tokoh-tokoh yang mungkin belum banyak dikenal.
“Dalam menulis sejarah, memang seperti berjalan di lorong yang sepi, tapi sangat penting karena dapat menyalakan cahaya di ujung lorong itu sehingga pejalan kaki tidak tersesat,” pungkasnya.
Dengan dedikasi dan semangatnya, Iip D. Yahya terus meneliti dan menulis, menginspirasi banyak orang untuk menyelami sejarah dan menemukan nilai-nilai berharga di dalamnya. (tiwi)