BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM— Kementerian Agama sedang menyiapkan program beasiswa non degree guna penguatan literasi dan kompetensi digital bagi para santri pesantren. Staf Khusus Menteri Agama, Nuruzzaman, menyatakan bahwa program beasiswa non degree selama empat hingga enam bulan akan diberikan kepada santri untuk melatih mereka dalam menguasai dunia digital.
Menurut Nuruzzaman, adanya beasiswa non degree ini adalah langkah konkret untuk mempersiapkan santri menghadapi era digital.
“Dengan demikian, diharapkan santri bisa menjadi pelopor dalam penguasaan teknologi informasi dan bisa melebihi kompetensinya dari siswa-siswa sekolah formal,” tegasnya saat membuka Rapat Koordinasi Nasional Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) di Bandung, seperti yang dilansir dari situs resmi Kementerian Agama pada Jumat (17/5/2024).
Rapat tersebut dihadiri oleh para Kabid PD Pontren dari Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi serta Tenaga Ahli Menteri Agama Hasanuddin Ali. Agenda rapat mencakup beberapa isu penting dan harapan baru terkait pendidikan pesantren untuk meningkatkan kualitas dan pengakuan pesantren sebagai lembaga pendidikan unggulan di Indonesia.
Nuruzzaman mengungkapkan bahwa Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas sangat memperhatikan perkembangan dunia pesantren. Salah satu fokusnya adalah pengakuan dan dukungan yang lebih besar terhadap peran kyai dan ulama dalam pendidikan dan pembangunan negara.
Contoh yang disebutkan adalah Gus Baha yang tidak dapat mengajar di perguruan tinggi karena tidak memiliki ijazah formal, menyoroti perlunya revolusi dalam sistem pendidikan yang memberikan akses kepada kyai dan ulama untuk berkontribusi lebih luas dalam pembangunan pendidikan.
Nuruzzaman juga menyoroti tantangan terkait pengakuan ijazah alumni pesantren yang meraih prestasi di berbagai belahan dunia. Hal ini menunjukkan perlunya pengakuan atas kualitas pendidikan pesantren.
Selain itu, Bib Zaman juga menekankan perlunya Direktorat PD Pontren memperhatikan izin operasional dan pengawasan lembaga pendidikan pesantren di berbagai daerah untuk meminimalisir potensi radikalisme atau terorisme.
Waryono Abdul Ghofur, Plt. Direktur PD Pontren, melaporkan bahwa Rapat Koordinasi Nasional dihadiri oleh Kabid Pontren atau Kabid Pakis dari 30 provinsi, menunjukkan komitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan pesantren di seluruh Indonesia.
Rapat ini mengusung tema “Ha Ana Dza” yang mencerminkan semangat Direktorat PD Pontren dalam membangun pesantren sebagai pusat pendidikan unggulan. Tema tersebut mencerminkan usaha dalam mengembangkan program-program prioritas dan unggulan untuk menciptakan kemandirian pesantren.
Waryono menyatakan bahwa saat ini pesantren tidak hanya dikelola oleh Kementerian Agama, tetapi juga mendapat dukungan dari berbagai pihak. Ia berharap bahwa di bawah kepemimpinan presiden baru, pesantren akan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi pendidikan Indonesia. (han)