BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Format kompetisi Liga 1 2023/2024 dinilai sejumlah pihak menguntungkan bagi Persib Bandung. Sebab, dengan format yang dipakai sekarang, Persib secara tidak langsung ‘terbantu’ untuk melaju ke final.
Itu karena Persib ada di posisi kedua klasemen regular series. Setelah itu, Persib melenggang ke semifinal dan melaluinya dengan mulus. Alhasil, kini Persib berhak main di partai final.
Hal itu berjalan terbalik dengan Borneo FC. Finis sebagai juara regular series, langkah Borneo FC justru mendadak suram.
Sempat digdaya hingga akhirnya mengunci gelar juara regular series, perlahan Borneo FC goyah. Kekalahan demi kekalahan mereka dapatkan.
Bahkan, di semifinal Borneo FC kalah dua kali. Di kandang Madura United, mereka kalah 0-1. Sedangkan di kandang sendiri juga kalah 2-3.
Posisi paling top yang bias diraih Borneo FC adalah menempati posisi ketiga championship series. Itu pun harus menumbangkan Bali United.
Menanggapi format kompetisi yang berjalan musim ini, pelatih Bojan Hodak memandang pasti ada plus dan minus di mata kontestan liga. Bagi Borneo FC misalnya, format kompetisi musim ini jelas merugikan.
Itu karena Borneo FC begitu digdaya di regular series. Mereka bahkan mengunci titel juara beberapa pecan sebelum regular series tuntas.
“Jika (format kompetisi) ini ditanyakan kepada pelatih Borneo, tentunya dia akan berkata ini tidak bagus karena mereka sudah finis di urutan pertama,” kata Bojan Hodak, Selasa (21/5/2024).
Namun ia punya pandangan berbeda dengan format yang ada. Ia menilai format kompetisi sangat bagus untuk Persib. Sebab, meski finis di posisi kedua regular series, Persib punya kans jadi juara.
“Untuk saya ini bagus,” ujar pelatih asal Kroasia tersebut.
Meski begitu, ia memandang di masa depan format kompetisi sebaiknya berubah. Ia lebih setuju jika kompetisi penuh diterapkan alias semua tim saling bertemu sebanyak dua kali.
“Untuk masa yang akan dating, akan lebih adl jika setiap tim bertemu satu sama lain,” tuturnya.
Namun, ia tak mempermasalahkan jika format kompetisi saat ini diterapkan di musim depan atau musim-musim selanjutnya. Sebab setiap negara punya hak untuk menentukan format kompetisinya masing-masing.
“Saya juga tahu ada beberapa negara yang menggunakan system seperti ini, layaknya di Australia juga sama seperti di sini. Ini tergantung federasi) setiap negaranya,” tandas Bojan Hodak. (ars)