BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Integrasi dan satu basis data merupakan salah satu kunci utama dalam upaya atasi kemiskinan. Dengan menggunakan data yang konsisten, intervensi program untuk penanggulangan kemiskinan dapat dijalankan secara lebih optimal.
Pengupayaan untuk atasi kemiskinan dengan satu basis data tersebut diungkapkan Pj Walikota Bandung Bambang Tirtoyuliono saat memimpin Rapat Koordinasi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Kota Bandung di Teras Sunda Cibiru, Rabu (12/6/2024).
“Permasalahan utama kemiskinan yakni data. Data yang berbeda Itulah menjadi cikal-bakal intervensi kemiskinan kurang berjalan maksimal. Maka kita harus memastikan datanya satu,” kata Bambang dilansir dari Pemkot Bandung.
Ia menjelaskan bahwa memiliki satu data kemiskinan yang akurat dan real-time sangat penting. Apalagi Kota Bandung memiliki target untuk menurunkan angka kemiskinan ekstrem menjadi 0 persen, sesuai dengan target pemerintah pusat.
Saat ini, data kemiskinan masih didasarkan pada tiga basis data yang berbeda, yaitu Data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE), Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), dan Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek).
Menurut Bambang, satu data tersebut akan ditetapkan dalam Keputusan Wali Kota sebagai dasar pelaksanaan berbagai program intervensi kemiskinan.
“Permasalahan kemiskinan adalah data. Harus ada 1 data yang dipakai dan harus dituangkan dalam Kepwal. Lakukan verifikasi dan validasi data yang nantinya akan berpengaruh besar terhadap intervensi program. Nantinya Kominfo sebagai wali data memadupadankan datanya,” ujarnya.
“Dengan single data akan menjadi upaya kita memastikan kita naik kelas dalam penanggulangan kemiskinan,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kota Bandung, Soni Bakhtiyar, mengatakan bahwa dalam mengatasi kemiskinan ekstrem, Pemkot Bandung menerapkan tiga strategi: mengurangi beban pengeluaran masyarakat, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan mengurangi jumlah kantong-kantong kemiskinan.
Terkait dengan satu data kemiskinan, ia menyebut Dinas Sosial telah meluncurkan inovasi sistem Pelayanan Kesejahteraan Sosial Satu Pintu atau Yes! Jitu, sebuah platform pelayanan sosial terintegrasi yang berbasis pada data tunggal.
“Kita membuat satu komitmen, seluruh OPD yang punya program untuk meningkat kesejahteraan masyarakat harus berkomitmen menggunakan single data. Program intervensi harus berdasarkan hasil asesmen,” jelasnya. (han)