BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Peningkatan kesadaran masyarakat mengenai pencegahan dan pengobatan penyakit Tuberkulosis atau TBC menjadi kunci utama dalam mewujudkan Kota Bandung bebas dari penyakit ini.
Dilansir dari situs resmi Pemprov Jabar, Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) telah melakukan berbagai upaya untuk menekan angka penularan penyakit TBC.
Salah satu langkah tersebut adalah melalui program edukasi Tatap Muka Edukasi Manfaat dan Guna Terapi Pencegahan Tuberkulosis (Temu TPT) yang bekerjasama dengan USAID Prevent TB.
Temu TPT dilaksanakan di beberapa lokasi strategis di Kota Bandung, dengan fokus utama pada empat kecamatan.
Setelah sukses diadakan di UPTD Puskesmas Sukahaji dan Babakan Tarogong, program ini kini dilaksanakan di UPTD Puskesmas Cibaduyut Kidul pada Jumat, 21 Juni 2024 lalu.
Ketua Tim Kerja Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Kota Bandung, Agung, menekankan pentingnya dukungan dan kesadaran masyarakat dalam mendukung upaya pemerintah.
Ia menjelaskan bahwa kegiatan edukasi seperti Temu TPT bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam kepada masyarakat tentang cara pencegahan dan pengobatan TBC.
“Memang kita butuh sosialisasi ke masyarakat agar masyarakat itu lebih paham tentang TBC seperti apa sehingga dia paham bahwa ketika ada keluarganya terkena TBC, saya harus melakukan pencegahan dengan TPT,” ujarnya.
Agung menyebutkan bahwa dengan penerapan TPT, masyarakat dapat mencegah TBC selama 5-7 tahun, sehingga diharapkan angka Orang Dengan TBC (ODTBC) akan berkurang secara signifikan, menuju visi Kota Bandung bebas TBC.
Provincial Coordinator USAID Prevent TB Wilayah Jawa Barat, Sis Silvia Dewi, menyampaikan bahwa minat masyarakat untuk mengikuti Temu TPT cukup tinggi dalam tiga kali pelaksanaannya.
Ia mengungkapkan bahwa setiap sesi dihadiri lebih dari 50 orang, meskipun target awal adalah 40 orang kontak serumah dengan ODTBC.
Ini menunjukan masyarakat semakin sadar. Masyarakat sudah tahu dan akhirnya mau buat tes mantoux dan bila hasilnya positif mau menjalani TPT,” katanya.
Sis Silvia juga menyoroti pentingnya peran aparat kewilayahan dan tokoh masyarakat dalam meningkatkan partisipasi warga.
Partisipasi mereka dalam tes mantoux memberikan contoh positif dan membangun kepercayaan masyarakat terhadap program ini.
“Jadi yang menarik adalah di sini selain dari kontak serumah tadi, dari aparat kewilayahan seperti kelurahan dan Kecamatan juga ikut melaksanakan tes mantoux sehingga memberikan kepercayaan kepada masyarakat,” jelasnya.
Dengan dilaksanakannya Temu TPT di enam lokasi di Kota Bandung, diharapkan kesadaran masyarakat akan terus meningkat, mendukung upaya bersama untuk mencapai Kota Bandung yang bebas dari Tuberkulosis. (han)