BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Fabio Razata, mahasiswa Prodi Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pasundan atau Unpas, terpilih untuk mengikuti program Fully Funded studyxchange #4 dari Global Youth Ambassador. Program ini berlangsung dari 26 Mei hingga 29 Mei 2024.
Global Youth Ambassador adalah komunitas yang menyediakan platform bagi generasi muda untuk mengembangkan potensi mereka dan memberikan dampak melalui program sukarelawan dan konferensi di berbagai negara.
Ada tiga jalur untuk mengikuti program ini: fully funded, partial funded, dan self funded.
Jalur partial funded diperuntukkan bagi peserta yang tidak lolos seleksi fully funded namun mendapatkan potongan biaya program, sementara jalur self funded tidak memerlukan seleksi, namun biaya program ditanggung sendiri.
Fabio berhasil lolos melalui jalur fully funded, yang membebaskannya dari biaya program, namun harus bersaing dan menjadi salah satu dari lima peserta terbaik.
“Jalur fully funded jadi jalurnya dibiayain full logistik, tempat tinggal, transportasi selama aku di Malaysia. Ternyata jalur itu banyak seleksi bertahapnya sekitar 4 seleksi yang harus dilalui. Saingannya banyak dari universitas se-Indonesia. Mulai dari seleksi berkas, pengajuan proposal, uji publik dan wawancara,” jelas Fabio.
Banyak yang mengira program ini adalah pertukaran pelajar, namun Fabio menjelaskan bahwa program ini lebih mirip dengan kegiatan sukarelawan.
“Jadi program nya ke Kuala Lumpur, Malaysia untuk ngajarin anak-anak di sana, dan buat proker (program kerja) sendiri di sana. Jadi kita disuruh panitianya buat acara sendiri, panitia hanya mengarahkan,” terangnya.
Fabio, yang masih semester dua, memilih divisi Human Capital Development dan menjadi Ketua Divisinya.
“Divisi ini fokus ke Sumber Daya Manusia di sana, aku buat project cara menanam bibit dan menjaganya untuk keberlangsungan manusia di masa depan,” ujarnya.
Sebagai mahasiswa Unpas kelahiran Jakarta, Fabio merasakan banyak pengalaman baru selama mengikuti program ini. Ia mendapatkan pengalaman leadership yang belum pernah ia dapatkan sebelumnya.
“Jadi dulu aku bukan orang organisasi, pas masuk studyxchange aku dapat pelajaran banyak, bagaimana cara jadi leader yang baik, terus apa aja yang harus dilakukan sebagai leader, pas sampai sana juga harus bisa me-manage emosional anak-anak karena sifat anak-anak di sana beragam,” ungkapnya.
Selain itu, ia juga mendapatkan kesempatan untuk membangun jaringan dengan orang-orang profesional, yang menurutnya sangat berguna untuk masa depannya.
Alasan Fabio mengikuti program ini adalah untuk keluar dari zona nyaman dan menantang dirinya sendiri.
Ia juga memberikan tips bagi mahasiswa yang ingin mengikuti program studyxchange batch berikutnya agar melakukan penelitian sebanyak mungkin, berusaha dengan totalitas, dan meminta doa dari orang tua. (han)