BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Indonesia telah mengecam keras resolusi penolakan pembentukan negara Palestina yang baru disahkan oleh parlemen Israel, Knesset.
Dilansir dari Antara News, resolusi penolakan pembentukan Palestina ini disahkan pada Kamis (18/7/2024) kemarin, dengan hasil suara 68-9 dan dianggap sebagai langkah nyata yang melemahkan solusi dua negara dalam penyelesaian konflik Israel-Palestina.
Kementerian Luar Negeri RI menegaskan komitmennya untuk mendukung implementasi solusi dua negara sebagai satu-satunya jalan menuju perdamaian di kawasan tersebut.
Resolusi yang disetujui oleh Knesset menyatakan bahwa pendirian negara Palestina di wilayah yang dianggap sebagai “jantung Tanah Israel” akan menimbulkan ancaman bagi Negara Israel dan melanggengkan konflik.
Keputusan ini diambil menjelang kunjungan kepala otoritas Israel, Benjamin Netanyahu, ke Washington D.C., di mana ia dijadwalkan bertemu Presiden AS Joe Biden dan berpidato di Kongres AS.
Pengesahan resolusi ini menuai kecaman dari berbagai negara dan organisasi internasional, termasuk PBB, yang menyatakan bahwa solusi dua negara tidak dapat ditolak.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, melalui juru bicaranya, Stephan Dujarric, mengungkapkan kekecewaannya terhadap keputusan tersebut.
Negara-negara seperti Prancis, Turki, dan Yordania juga mengkritik resolusi ini dan menekankan pentingnya solusi dua negara untuk mencapai perdamaian antara Israel dan Palestina.
Di sisi lain, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menolak pembentukan rumah sakit darurat untuk merawat anak-anak Palestina yang terluka akibat konflik dengan Gaza.
Keputusan ini disampaikan melalui pernyataan tertulis dan menegaskan bahwa Israel tidak akan menyetujui pendirian rumah sakit untuk warga Gaza di wilayahnya.
Ini merupakan kemunduran dari pengumuman sebelumnya yang menyarankan pendirian rumah sakit, yang disebabkan oleh terhentinya evakuasi pasien melalui perbatasan Rafah antara Gaza dan Mesir.
Sejak awal Oktober 2023, Israel melancarkan serangan besar-besaran terhadap Gaza yang mengakibatkan lebih dari 128.000 warga Palestina terbunuh dan terluka, dengan mayoritas korban adalah anak-anak dan perempuan.
Selain itu, lebih dari 10.000 orang hilang dalam konteks kehancuran dan krisis kemanusiaan yang parah di wilayah tersebut. (han)