Oleh: Ketua Umum Paguyuban Pasundan Prof. Dr. H. M. Didi Turmudzi, M.Si.
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – (BANDUNG, (PR).) Meskipun secara geopolitis posisi Ki Sunda berdekatan dengan jantung perpolitikan nasional, sikap defensif yang selama ini dimunculkan menyebabkan peran sosial politiknya termarginalkan. Dibutuhkan keberanian sikap generasi muda Sunda (nonoman) untuk mendobrak kebekuan, terutama keberanian untuk bersaing secara terbuka.
Demikian disampaikan oleh Ketua Umum Paguyuban Pasundan M Didi Turmudzi yang menyampaikan makalah “Memperkuat Indonesia dari Jawa Barat” pada Simposium dan Konferensi Pemuda Padjadjaran di Unpad Training Cente Jalan Ir Juanda Kota Bandung, Kamis (19/11/2015).
Simposium yang digelar Himpunan Mahasiswa Pascasarjana FISIP Universitas Padjadjaran itu mengundang banyak tokoh Jawa Barat, di antaranya Tjetje Hidayat Padmadinata, Iwan Ridwan Sulandjana, Eka Santosa, HD Sutisno, Hasto Kuncoro.
Menurut Didi, apa yang disampaikannya jangan disikapi sebagai upaya mengedepankan masalah kesukuan. Hal tersebut adalah persoalan Sistematik konseptual yang banyak memiliki kemiripan dengan sistem nilai suku atau bangsa-bangsa lainnya.
“Bagi saya, keseimbangan antara “kekayaan batiniah” yang cenderung handap asor dengan motivasi ‘kekuasaan’ (power) yang Sifatnya fisik material justru menjadi keharusan di tengah kondisi kehidupan berbangsa yang kompetitif, ketat, dan bisa jahat. Terlebih, kalau kita lihat entitas lokal lain sudah jauh melangkah,” ucapnya.
Peran dan dinamika aktivitas politik Ki Sunda pada etalase nasional, kata Didi Turmudzi, mencatat sejarah gemilang lewat personifikasi sosok Djuanda Kartawijaya serta Ali Sadikin. “Pada sosok Djuanda, kita menyimak di tengah kungkungan struktural entitas tertentu yang begitu kuat, kepemimpinan Djuanda justru mampu hadir dominan sehingga kesundaannya pun tampil kasat mata,” tuturnya.
Di sisi lain, pola yang dikembangkan Ali Sadikin adalah mencoba mendobrak dari luar bagi upaya pengukuhan peran Ki Sunda. Sayang, lemahnya ikatan solidaritas kesukubangsaan yang diwujudkan dalam bentuk dukungan tidak terbangun. “Padahal, prestasi Ali Sadikin di Jakarta tak ada yang menandingi hingga saat ini. Saya kira, dua personifikasi kepemimpinan Ki Sunda ini harus dapat diadopsi oleh generasi sekarang,” ujarnya.
Sementara itu, Tjetje Padmadinata berpesan agar generasi muda saat ini terus mempertahankan sikap kritis. “Itu minimal. Dari zamanzaman, meski dengan berbagai bentuknya, mahasiswa selalu menyuarakan suara dan aspirasi rakyat,” katanya.
Ia menegaskan, mereka yang masuk dalam kelompok intelektual itu bukan semata mereka yang pintar atau berpengetahuan luas. “Jauh lebih mutlak dan penting adalah kepedulian kepada kepentingan umum. Peduli terhadap kelangsungan nasib rakyat dan bangsa,” katanya.
Tjetje juga mengingatkan kalangan muda untuk aktif terjun berorganisasi. “Selain sarana menempa diri, dengan berorganisasi kita bisa akan memperluas wawasan dan pergaulan. Kita akan bertemu dengan beragam pandangan dan pemikiran yang memperkaya pengetahuan kita,” ucapnya. (han)
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Senat Akademik Institut Teknologi Bandung (SA ITB) menetapkan 3 Calon Rektor ITB…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Penculikan anak di Kota Bandung, Kamis (21/11/2024) terekam kamera CCTV. Penculikan anak…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Striker PERSIB asal Brasil, David Da Silva absen karena terkena virus. Hal…
JAKARTA, WWW.PASJABAR.COM -- Untuk memperkuat bisnis, bank bjb menjalin berbagai sinergi strategis demi memberikan manfaat…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Aksi korporasi bank bjb kembali mencatatkan pencapaian gemilang. Obligasi Keberlanjutan atau Sustainability…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Persib Bandung kontra Borneo FC dalam lanjutan Liga 1 2024/2025 berangsung sengit. Tampil…