BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -– Empat sastrawan dari Jawa Barat, Jawa Tengah dan Bali mendapat penganugrahan Sastra Rancage 2024. Penganugrahan sastrawan daerah tersebut diselenggarakan bersamaan dengan Milangkala Paguyuban Pasundan ke 111 yang diselenggarakan di Aula Mandalasaba, lantai 5 Paguyuban Pasundan, di Jalan Sumatera 41 Bandung, Selasa (20/8/2024).
Sastrawan peraih penganugrahan sastra Rancage tersebut yakni untuk Sastra Sunda diraih Abdullah Mustaffa, dengan karya : Cerita Anu Duaan, penerbit Dunia Pustaka Jaya terbitan 2023. Dari sastra Jawa diraih Ageng Cicit, dengan judul sastra Wit Tanjung Ngiringan Omah, penerbit Interlude Yogyakarta 2023. Sastra Bali diraih Carma Mira dengan karya Ngantosan Ulungan Bulan, penerbit Pustaka Ekspresi Bali 2023. Serta Penghargaan Samsudi atau bacaan anak-anak berbahasa Sunda diraih oleh Ai Koraliati dengan karya sastra Si Timu, penerbit Geger Sunten 2023.
Ketua Umum Pengurus Besar Paguyuban Pasundan Prof.Dr. H.M Didi Turmudzi, Msi menyebutkan, Hadiah Sastra Rancage merupakan bagian dari kegelisahan dimana pendidikan nasional mencatat ada kegagalan mendasar salahsatunya di budaya. “Akibatnya modernisasi sering diartikan sebagai westernisasi, bahkan kadang-kadang diartikan sebagai tuntutan ekslusivikasi parokial yang justru mengutuk modernisme dan mendekatkan pada puritanisme fundamental yang suicidal,” tutur Prof Didi.
“Dengan adanya penghargaan-penghargaan seperti ini diharapkan bisa merangsang motifasi kita semua, karena bagaimanapun juga bahasa itu adalah ciri khas bangsa atau identitas bangsa. Kalau bahasanya hilang tentu suku bangsa itu akan hilang dan dalam detik itulah Paguyuban Pasundan perlu bekerjasama dengan Yayasan Rancage karena Rancage itu adalah mitra sabaraya rasa dengan Paguyuban Pasundan dengan misinya yang sama,” tegasnya.
Berikutnya adalah krisis Pendidikan moral, mantan Rektor Unpas ini menyebutkan jika kemajuan pendidikan saat menakjubkan.
“Namun di lain pihak, kita belum berhasil memenuhi tuntutan budaya sebagai bangsa yang merdeka. Kemudian saat ini ketika kita merasakan banyak yang tidak waras oleh karena itu perlu adanya kepemimpinan informal ditiap daerah, ditiap kelurahan atau desa atau kampung sehingga keemimpinan informal ini bisa memandu sebagai acuan bagaimana berkehiduan yang wajar bagaimana cara bermasyarakat yang baik, bagaimana cara berwarganegara yang baik sehingga ada etika dalam bergaul dan berbudaya serta berpolitik. Karena kita khawatir saat ini akhlak kita sedang tidak baik-baik saja mudah-mudahan dengan cara pendekatan pendidikan membangun karakter maka akan terwujud manusia yang karakter pantang menyerah pemberani, petarung untuk kelangsungan hidup bangsa ini,” jelasnya.
“Ini perujuangan yang berat dan jangka panjang namun bukan berarti mustahil kita harus terus bekerja keras, karena perkembangan sastra daerah terancam berat oleh kebudayaan, bukan hanya Indonesia tapi Internasional, disisi lain, Undang-undang mengatakan bahwa kita wajib melestarikan Bahasa ibu artinya Bahasa daerah harus tetap kita pelihara dan itu bukan hanya tugas Rancage saja, untuk memeliharanya namun tugas kita semua,” jelasnya.
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Aksi korporasi bank bjb kembali mencatatkan pencapaian gemilang. Obligasi Keberlanjutan atau Sustainability…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Persib Bandung kontra Borneo FC dalam lanjutan Liga 1 2024/2025 berangsung sengit. Tampil…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Wakil Ketua DPR RI Cucun Syamsurijal melaporkan MA anggota DPRD Kabupaten Bandung…
KABUPATEN BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Wakil Ketua DPP PKB, Cucun Syamsurijal mengatakan jika pesta demokrasi (Pilkada)…
WWW.PASJABAR.COM -- Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, memberikan pernyataan terkait peluang kiper Como 1907, Emil…
WWW.PASJABAR.COM -- Insting Shin Tae-yong sebagai pelatih terbukti dengan memasang Marselino Ferdinan sebagai starter saat…