Oleh: Ketua Umum Pengurus Besar Paguyuban Pasundan, Prof. Dr. H. M. Didi Turmudzi
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – (BANDUNG, (PR).) Sunda Harus Melanglang Buana. Pesan tersebut disampaikan oleh Ketua Senat Universitas Pasundan Bandung M Didi Turmudzi saat membuka Seminar dan Diskusi “Penulisan dan Publikasi Ilmiah Serta Membangun Kerjasama Penelitian” di Aula Gedung Pascasarjana Unpas Jalan Sumatra Kota Bandung, belum lama ini.
Pemateri adalah Deden Rukmana, pituin Sunda yang kini menjadi profesor Studi dan Perencanaan Kota di Savannah State University, Georgia, Amerika Serikat. Deden yang berasal dari Bandung dan lulusan Institut Teknologi Bandung (1988) juga menjabat Ketua Umum Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional.
Menurut Didi, yang juga Direktur Pascasarjana Unpas, setiap orang Sunda harus bangga dengan karakter dan identitas kultural yang kuat. “Identitas kultural ini harus dipertahankan dan jangan mencoba menjadi orang lain. Namun, di samping itu-orang Sunda juga harus memiliki keinginan dan cita-cita yang kuat,” ucapnya.
Dalam tantangan terkini, ia menambahkan, upaya menggapai citacita yang kuat ini harus dibekali dengan jejaring serta kemitraan global. “Untuk itulah, kita harus dididik untuk jarambah, mau dan berkehendak untuk berkelana ke penjuru dunia. Jangan sampai terlena dan kurung batokeun (terkungkung dalam tempurung),” ujar Didi Turmudzi menegaskan.
Sinergi
Sementara itu, dalam paparannya, Deden Rukmana menyampaikan bahwa organisasi yang dipimpinnya (Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional/1I-4) bertekad menyinergikan ilmuwan Indonesia di seluruh dunia dengan beragam kalangan. “Tujuannya untuk memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia,” katanya.
Saat ini, Deden mengatakan, I-4 memiliki perwakilan di beberapa wilayah mancanegara. Ada perwakilan kawasan Singapura, Malaysia, Asia Timur, Timur Tengah dan Afrika, Australia, Eropa, Amerika Serikat, dan Kanada.
I-4 juga diharapkan memberikan inspirasi kepada generasi penerus Indonesia untuk berprestasi di tingkat internasional. “Apa yang kami lakukan selama ini semoga menginspirasi Pemuda Pelajar Indonesia (PPI), terutama mahasiswa Indonesia di dalam negeri,” kata Deden Rukmana.
Terkait dengan upaya menulis karya ilmiah dan riset berstandar internasional, Deden menegaskan bahwa kemampuan menulis tidak datang dengan sendirinya. Kuncinya adalah memperbanyak latihan.
“Biasakan punya jadwal terprogram, minimal 2 atau 3 jam sehari. Selain itu, kita juga harus berkomitmen kepada orang lain, maka dengan sendirinya kemampuan menulis akan meningkat,” ucapnya.
Deden, ada enam tipe artikel akademik yakni artikel riset, ulasan kebijakan dan komentar, ulasan buku, bibliografi beranotasi, wawancara, dan artikel respons. Kemudian ada tiga jenis artikel yaitu menggunakan Cara lama, tetapi dengan data baru, menggunakan data lama dengan cara yang berbeda serta kombinasi data lama dengan data cara yang baru. “Yang terpenting, dalam publikasi, karakter harus dipertahankan dan menjadi integritas seorang penulis,” katanya. (han)