BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – RW 17 Desa Jatiendah, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung, dikenal sebagai “Kampung Inspirasi” berkat keberhasilannya dalam mengelola sampah dan memberdayakan masyarakat setempat.
Lewat Unit Pengelola Kebersihan (UPK) yang sudah berjalan selama 14 tahun, desa ini mampu mengolah sampah menjadi produk bernilai ekonomis, sekaligus menjaga kebersihan lingkungan.
Kampung Inspirasi menjadi pusat perhatian setelah dosen dan mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Pasundan (Unpas) terlibat dalam program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) melalui hibah dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud) tahun 2024.
Melalui kolaborasi ini, masyarakat diperkenalkan pada aplikasi manajemen sampah berbasis Android.
Aplikasi tersebut menggantikan sistem pencatatan manual yang selama ini digunakan, memungkinkan warga untuk melacak setoran sampah dengan lebih mudah dan transparan.
Wawan Gusnawan, inisiator UPK Mandiri III Berhemat Sabilulungan, bersama timnya, telah berhasil mengembangkan sistem pengelolaan sampah yang inovatif dan berkelanjutan.
Di RW 17, sampah dipilah menjadi organik dan non-organik. Sampah organik diolah menjadi pupuk kompos, sementara sampah non-organik didaur ulang menjadi aneka produk kerajinan tangan yang bernilai jual tinggi.
Salah satu kekuatan dari Kampung Inspirasi terletak pada peran aktif Kelompok Wanita Tani (KWT) setempat.
Para ibu-ibu di KWT berhasil mengolah sampah non-organik menjadi produk-produk kreatif seperti tas, dompet, dan hiasan rumah tangga.
Produk-produk ini telah dipasarkan ke berbagai daerah, memberikan tambahan penghasilan bagi keluarga sekaligus membuka peluang kerja baru bagi masyarakat sekitar.
“Prinsip kami di sini adalah ‘semua sampah habis di tempat.’ Tidak ada yang terbuang sia-sia,” ujar Wawan Gusnawan.
Ia menambahkan bahwa pengelolaan sampah ini juga melibatkan biodigester, teknologi yang mengubah sampah organik menjadi biogas yang bisa dimanfaatkan warga untuk kebutuhan rumah tangga, seperti memasak.
UPK Mandiri III Berhemat Sabilulungan saat ini menangani sekitar 400-600 kg sampah setiap minggunya, dari 633 kartu keluarga yang tersebar di lima RW.
Program ini telah berhasil mengurangi volume sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) hingga 48,8%.
Keberhasilan Kampung Inspirasi tidak hanya mencakup aspek lingkungan, tetapi juga aspek sosial dan ekonomi.
Partisipasi warga sangat penting dalam memastikan keberlanjutan program ini. Mereka terlibat aktif dalam membayar iuran, memilah sampah, dan menyetorkannya langsung ke UPK.
Inisiatif ini juga diperluas ke sekolah-sekolah di sekitar desa untuk mengajarkan pentingnya pengelolaan sampah kepada generasi muda.
“Harapannya, program ini tidak hanya menciptakan lingkungan yang bersih, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat dan menjadi contoh bagi daerah lain,” kata salah satu anggota tim PKM Unpas.
Dengan penerapan teknologi tepat guna dan dukungan penuh dari masyarakat, Kampung Inspirasi berhasil membuktikan bahwa pengelolaan sampah dapat menjadi solusi inovatif yang berkelanjutan dan bermanfaat secara sosial, ekonomi, serta lingkungan. (*/tie)
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Polres Garut memastikan arus lalu lintas di jalur alternatif Bandung-Garut, wilayah Kamojang,…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada para sponsor…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) menegaskan pentingnya peran pemerintah daerah…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM-- Menjalani hari-hari dengan hal positif, adalah hal yang dilakukan oleh Riksa Latifah, yang…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Banjir yang melanda di Kabupaten Bandung sejak Rabu, 20 November hingga Minggu…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Kementerian Komunikasi dan Digital mendukung pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada Serentak…