BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Harga kebutuhan pokok di Kota Bandung mulai mengalami kenaikan, salah satunya adalah cabai rawit.
Di Pasar Tradisional Sederhana di Kota Bandung, harga cabai rawit kini mencapai Rp60.000 per kilogram.
Namun, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mengklaim bahwa secara umum harga kebutuhan pokok masih stabil di pasaran.
Selama sebulan terakhir, harga cabai rawit terus merangkak naik. Di Pasar Sederhana, harganya telah melonjak dari Rp40.000, lalu Rp50.000, hingga kini mencapai Rp60.000 per kilogram.
Menurut pedagang setempat, Hendri, kenaikan ini dipicu oleh tingginya permintaan konsumen yang tidak diimbangi dengan hasil panen petani, yang terkendala oleh faktor cuaca.
“Cuaca buruk membuat banyak petani cabai gagal panen,” jelasnya.
Tak hanya cabai rawit, harga bawang kupas juga mengalami kenaikan, mencapai Rp40.000 per kilogram. Pedagang berharap harga segera kembali normal agar tidak memberatkan pembeli.
Ajak Penghijauan
Pj Wali Kota Bandung, A. Koswara menyampaikan, rencana penghijauan telah mencakup desain vegetasi yang dibutuhkan. Secara keseluruhan, terdapat kebutuhan sebanyak lebih dari 7.800 pohon yang akan ditanam di area seluas 6,9 hektar lahan kritis yang terbagi yang terbagi dalam dua lokasi yakni Blok A di Kawasan Taman Kehati dan Blok B di Kawasan Kanhay Kecamatan Cibiru.
“Jumlah pohon akan diinventarisir lebih lanjut. Kami akan menyusun surat resmi terkait lokasi lahan kritis dan luasnya, serta memberi kesempatan kepada pihak-pihak yang ingin berkontribusi untuk menanam pohon sesuai dengan kapasitas mereka,” ujarnya saat memimpin Rapat Koordinasi Persiapan Penghijauan Lahan Kritis di Balai Kota Bandung, Kamis 17 Oktober 2024.
Rencananya, kegiatan ini juga akan berkolaborasi dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk menghadirkan seluruh pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bandung dalam upaya komitmen para calon dalam mendukung konservasi berkelanjutan.
Kegiatan tersebut rencananya akan diselenggarakan pada hari terakhir masa kampanye, Sabtu, 23 November 2024.
Pemkot Bandung mengajak komunitas, pengusaha, lembaga pendidikan, hingga pesantren untuk turut serta dalam kegiatan menanam di lahan kritis.
Ia menegaskan, program ini tidak hanya sekadar penanaman, tetapi juga mencakup pemeliharaan hingga terciptanya vegetasi baru yang lestari. Program CSR yang dilibatkan juga diharapkan dapat berlangsung hingga akhir proses penghijauan. (rif)