Peran Media dalam Manipulasi Global
Oleh : Prof. Dr. H.M. Didi Turmudzi M.Si (Ketua Umum PB Paguyuban Pasundan)
Sebuah kota kecil di mana hanya ada satu stasiun radio yang didengar oleh semua orang.
Setiap hari, orang-orang di kota ini mendengarkan berita dari stasiun tersebut, mempercayai setiap kata yang disampaikan karena tidak ada sumber informasi lain.
Suatu hari, stasiun radio mulai menyebarkan cerita bahwa ada bahaya besar yang mengancam kota.
Warga menjadi cemas, mereka mengikuti semua saran dari penyiar, yang tanpa mereka sadari, bekerja untuk seorang pengusaha besar yang ingin membeli tanah mereka dengan harga murah.
Cerita ini mungkin terdengar seperti plot film, tapi dalam kehidupan nyata, media sering kali digunakan untuk tujuan-tujuan seperti ini.
Mereka bisa membuat kita takut, senang, marah, atau merasa bersalah semua tergantung pada apa yang mereka laporkan dan bagaimana mereka melaporkannya.
Contoh nyata dari kekuatan media bisa dilihat pada Perak Irak tahun 2003.
Sebelum invasi, media di berbagai negara, terutama di Amerika Serikat, terus menerus menyiarkan berita bahwa Irak memiliki senjata pemusnah massal yang mengancam dunia.
Sebagaian besar masyarakat percaya pada berita ini dan mendukung perang, meskipun bukti yang sebenarnya sangat lemah atau bahkan tidak ada.
Setelah bertahun-tahun, baru diketahui bahwa informasi tersebut tidak akurat dan digunakan untuk membenarkan invasi yang menguntungkan elit tertentu yang memiliki kepentingan dalam industri minyak dan militer.
Media juga sering digunakan untuk mengalihkan perhatian publik dari masalah-masalah penting.
Misalnya, ketika terjadi skandal besar yang melibatkan seorang politisi atau perusahaan besar, media mungkin memilih untuk lebih fokus meliput berita selebriti atau acara olahraga besar.
Dengan cara ini, perhatian publik dialihkan, dan skandal tersebut perlahan-lahan dilupakan.
Selain itu, pemilik media besar biasanya adalah bagian dari kelompok elit yang memiliki kepetingan bisnis dan politik.
Mereka memiliki kekuatan untuk menentukan berita apa yang layak diliput dan bagaimana berita tersebut disajikan.
Jika sebuah berita bisa merusak citra atau kepetingan mereka, media yang mereka miliki mungkin tidak akan memberitakannya,
atau justru akan memutarbalikkan fakta untuk menguntungkan mereka.
Berita palsu, hoaks, dan propaganda bisa menyebar dengan cepat, mempengaruhi jutaan orang dalam hitungan menit.
Ini digunakan oleh banyak pihak, termasuk pemerintah dan perusahaan besar, untuk mengarahkan opini publik ke arah yang mereka inginkan.
Cerita-cerita ini menunjukan bahwa media bukan hanya sekedar penyampai informasi, tetapi juga alat yang efektif dalam membentuk pikiran dan sikap masyarakat.
Ketika media dikendalikan oleh elit, mereka dapat menggunakan kekuatan ini untuk mempertahankan kekuasaan mereka dan mengontrol narasi yang beredar di masyarakat.
Oleh karena itu, sebagai masyarakat, kita harus selalu kritis terhadap informasi yang kita terima dan selalu mencari sumber yang lebih independen untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap dan obyektif. (*)
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Jawa Barat, Daddy Rohanady, menyuarakan pentingnya upaya…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Alam Muharam, mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) jurusan Pendidikan Bahasa…
WWW.PASJABAR.COM -- Klasemen akhir MotoGP 2024 menempatkan Jorge Martin berada di puncak dengan torehan 508…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Mahasiswa FKIP Universitas Pasundan (UNPAS) mengikuti Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) 2, yang…
WWW.PASJABAR.COM -- Francesco Bagnaia selaku andalan tim pabrikan Ducati gagal mempertahankan gelar juara dunianya usai…
WWW.PASJABAR.COM -- Jelang laga melawan Arab Saudi pada Kualifikasi Piala Dunia 2026, Sandy Walsh membeberkan…