BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Konsentarasi Era digital telah menghadirkan revolusi dalam dunia pendidikan, tetapi juga membawa tantangan signifikan dalam menjaga konsentrasi peserta didik.
Derasnya arus informasi dan kemudahan akses terhadap konten digital menciptakan generasi yang terbiasa dengan stimulus beragam dan cepat berganti.
Kondisi ini memunculkan tantangan besar bagi pendidik untuk mempertahankan fokus pembelajaran.
Salah satu dampak nyata era digital adalah kebiasaan “multitasking” di kalangan peserta didik. Kebiasaan ini, meskipun terlihat efisien,
justru menurunkan kualitas konsentrasi dan pemahaman terhadap materi pembelajaran. Tantangan konsentrasi semakin meningkat akibat pola multitasking ini (Chen & Yan, 2016).
Oleh karena itu, pendidik perlu merancang pembelajaran yang adaptif dengan memanfaatkan teknologi secara bijak untuk meningkatkan fokus peserta didik (Darmawan, 2020).
Dalam menghadapi tantangan tersebut, beberapa langkah strategis dapat diambil. Pertama, pendidik dapat merancang pembelajaran adaptif dengan mengintegrasikan teknologi digital secara bijak.
Penggunaan aplikasi pembelajaran interaktif dengan durasi terukur dan teknik “microlearning” sangat relevan untuk menyesuaikan pola perhatian peserta didik modern.
Kedua, menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, baik secara digital maupun fisik.
Pendidik dapat menetapkan aturan penggunaan gadget, mengatur ruang kelas yang meminimalkan distraksi, dan membangun rutinitas yang mendukung peserta didik tetap fokus.
Strategi lain yang dapat diterapkan adalah penggunaan teknik mindfulness, pemberian jeda strategis, dan aktivitas fisik ringan.
Pendekatan ini membantu peserta didik memulihkan dan mempertahankan konsentrasi selama proses pembelajaran.
Personalisasi pembelajaran juga menjadi kunci keberhasilan. Setiap peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda (Zimmerman & Schunk, 2019).
Oleh karena itu, pendidik perlu menyediakan materi dalam berbagai format, memberikan pilihan metode pengerjaan tugas, dan menyesuaikan tempo pembelajaran dengan kemampuan individual.
Selain itu, evaluasi dan umpan balik berkelanjutan sangat penting untuk memastikan efektivitas pembelajaran.
Tools digital dapat digunakan untuk melacak progres dan memberikan umpan balik konstruktif, memungkinkan pendidik menyesuaikan strategi sesuai kebutuhan.
Kesuksesan pembelajaran di era digital tidak hanya bergantung pada kecanggihan teknologi,
tetapi juga pada kemampuan pendidik dalam memandu peserta didik mengelola konsentrasi di tengah distraksi digital.
Peran pendidik sebagai fasilitator pembelajaran menjadi semakin krusial dalam mempersiapkan generasi yang tidak hanya melek teknologi,
tetapi juga memiliki kemampuan konsentrasi yang baik untuk pembelajaran seumur hidup.
Ditulis oleh Syaza Naurah Fatin
Mahasiswi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Pasundan.
(*/tiwi)
WWW.PASJABAR.COM -- Timnas Indonesia makin dekat ke Piala Dunia. Di tengah kondisi ini, Ketua Umum…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- AM (21) mahasiswi UPI Bandung, ditemukan tak bernyawa dengan kondisi mengenaskan. Perempuan itu,…
WWW.PASJABAR.COM -- Ketua Umum PSSI, Erick Thohir mengakui pernah berencana untuk mundur dari jabatannya sebagai…
WWW.PASJABAR.COM -- Ketua Umum PSSI, Erick Thohir menegaskan bahwa pihaknyaa tak hanya fokus memoles Timnas…
WWW.PASJABAR.COM -- Timnas Indonesia wajib waspada terhadap Timnas Bahrain yang membuat kegemparan di Piala Teluk…
WWW.PASJABAR.COM -- Pelatih Bahrain Dragan Talajic semakin jemawa usai timnya berhasil mengalahkan kriptonit Timnas Indonesia…