BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Pemerintah Kota Bandung terus berkomitmen untuk menekan angka pernikahan dini melalui berbagai program edukasi dan pemberdayaan yang melibatkan remaja, keluarga, dan masyarakat.
Meskipun pada tahun 2023 tercatat 3.857 pernikahan dini pada usia 16 hingga 19 tahun—dengan 2.705 perempuan dan 1.152 pria—pemerintah optimis bahwa pendekatan berbasis pendidikan dapat membantu mengatasi masalah ini secara bertahap.
Beragam program telah diluncurkan untuk meningkatkan kesadaran remaja akan pentingnya menunda pernikahan dan memprioritaskan pendidikan.
Melalui kerja sama dengan dinas pendidikan dan lembaga swadaya masyarakat, pelajar diedukasi mengenai hak-hak mereka, kesehatan reproduksi, dan pentingnya perencanaan masa depan.
Selain itu, program pemberdayaan remaja perempuan terus digalakkan dengan memberikan pelatihan keterampilan yang membuka peluang ekonomi agar mereka dapat mandiri.
Tidak hanya itu, Kota Bandung juga bekerja sama dengan tokoh masyarakat dan lembaga agama untuk mendampingi keluarga muda, memberikan dukungan dalam menghadapi tantangan kehidupan.
Pemerintah turut memperkuat regulasi untuk membatasi pernikahan dini. Dan memastikan adanya mekanisme pendampingan bagi remaja yang sudah terlanjur menikah di usia muda.
Opini Positif Masyarakat
Program-program ini mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan. Salah seorang pelajar bernama Nita, berusia 17 tahun, berbagi pengalamannya.
“Program edukasi yang diadakan di sekolah-sekolah sangat membantu saya dan teman-teman untuk lebih memahami pentingnya menunda pernikahan. Kami diberi pengetahuan tentang dampaknya terhadap pendidikan dan masa depan kami. Saya merasa lebih siap menghadapi masa depan dan punya tujuan yang lebih jelas sekarang,” ujarnya.
Sementara itu, Budi Santoso, seorang orang tua yang aktif dalam komunitas setempat, mengungkapkan. “Sebagai orang tua, saya merasa lega dengan adanya pendampingan dari pemerintah untuk keluarga kami. Kami diberi informasi dan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana mendukung anak-anak kami agar tidak terjerumus dalam pernikahan dini. Dengan pengetahuan yang diberikan, kami yakin bisa memberi dukungan yang lebih baik,” ujarnya.
Melalui kerja sama antara pemerintah, lembaga pendidikan, organisasi masyarakat, dan keluarga, Kota Bandung berharap dapat menciptakan lingkungan yang mendukung anak-anak muda. Untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.
Dengan akses pendidikan, pelatihan keterampilan, dan dukungan psikologis, remaja di Bandung diharapkan mampu membuat keputusan yang lebih matang.
Sehingga angka pernikahan dini dapat terus ditekan, memberikan masa depan yang lebih cerah bagi generasi mendatang. (han)