Oleh: Siti Nabilah Putri, mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung (Isu Bullying)
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Pembullyan atau bullying adalah salah satu isu yang masih menjadi perhatian besar di kalangan remaja. Pembullyan sering terjadi karena adanya ketidakseimbangan kekuasaan antara pelaku dan korban. Pelaku biasanya merasa memiliki kekuatan fisik, status sosial dan power yang lebih besar. Faktor lain, seperti kurangnya pengawasan dari orang tua, lingkungan, budaya, dan pengaruh media yang turut berkontribusi. Selain itu, remaja yang membully sering kali melakukannya untuk mencari validasi sosial. Mereka ingin diterima atau di pandang “keren” oleh teman-temannya. Sayangnya, mereka tidak menyadari bahwa tindakan itu justru menciptakan kerusakan emosional pada orang lain.
Di Indonesia, kasus pembullyan kerap kali tidak mendapatkan perhatian serius karena dianggap bagian dari “kenakalan remaja”. Padahal, tindakan ini bisa meninggalkan luka mendalam yang mempengaruhi masa depan korban maupun pelaku. Fenomena ini tidak hanya terjadi dilingkungan sekolah, tetapi juga merambah ke dunia maya melalui cyberbullying. Sifat media sosial yang memungkinkan siapa saja untuk berkomentar atau berbagi tanpa batas, membuka peluang besar bagi tindakan intimidasi digital atau cyberbullying.
Hubungan antara media sosial dan pembullyan semakin diperburuk oleh anonimitas yang sering ditawarkan platform tersebut. Banyak pelaku pembullyan merasa lebih berani melontarkan kata-kata kasar atau menyebarkan konten yang merugikan karena identitas mereka tidak terungkap. Ironisnya, popularitas dan validasi sosial di media ini juga sering menjadi tekanan tersendiri bagi remaja. Standar kecantikan, gaya hidup, atau popularitas yang ditampilkan di media sosial menciptakan perbandingan yang tidak sehat. Ketika seseorang tidak sesuai dengan “standar” tersebut, ia rentan menjadi sasaran ejekan.
Dampak
Dampak pembullyan sangat luas dan dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan korban. Secara psikologis, korban mungkin mengalami depresi, kecemasan, hingga keinginan untuk mengisolasi diri. Secara fisik, stres yang dialami korban memicu gangguan tidur, menurunnya nafsu makan, atau bahkan penyakit kronis. Tidak hanya korban, pelaku juga bisa mengalami dampak negatif di kemudian hari, seperti; terlibat dalam tindak kriminal, penyalahgunaan narkoba, atau mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan sosial.
Segala sesuatu permasalahan dimulai dari yang terkecil, sama hal nya bullying. Untuk mengurai pembullyan, terdapat 20 bibit bully yang jika didiamkan akan menjadi masalah yang sangat berdampak. Pentingnya mengetahui bibit bully ini agar kita mengetahui apakah perilaku kita termasuk pembullyan atau tidak, dan kita juga bisa mengetahui apakah perilaku orang lain termasuk kedalamnya. 20 bibit bully tersebut diantaranya; name-calling, mocking, streotyping, trolling, body-shaming, teasing, scape-goating, appressing, roasting, discrimination, segregation, expulsion, alenation, repression, destruction, harrassment, defacement, bad words, satire, dan gossip.
Cegah Bullying
Pencegahan pembullyan bisa kita lakukan dimulai dengan menciptakan lingkungan yang penuh dengan rasa saling menghargai dan empati. Lingkungan yang positif dapat menciptakan rasa aman, yang mengurangi kemungkinan individu untuk merasa terisolasi dan lebih rentan terhadap perlakuan buruk dari orang lain. Dalam hal ini, dukungan sosial yang kuat dapat mengurangi rasa cemas dan ketidakamanan yang sering kali menjadi pemicu perilaku bullying. Dukungan dari lingkungan yang positif tidak hanya mempengaruhi individu yang menjadi korban bullying, tetapi juga dapat mengubah perilaku pelaku bullying. Ketika pelaku melihat bahwa lingkungan di sekitar mereka menentang perilaku tersebut, pelaku cenderung merasa tekanan untuk berubah karena memiliki power yang lebih kecil. Hal ini dapat mendorong mereka untuk intropeksi dan menyadari dampak negatif dari tindakan mereka.
Peran teknologi juga tidak kalah penting dalam pencegahan pembullyan. Dengan semakin berkembanganya media sosial, remaja perlu diajarkan untuk menggunakan platform digital dengan bijak. Kampanye online yang mengedukasi tentang dampak buruk cyberbullying dapat membantu menyadarkkan banyak orang tentang pentingnya menjaga perilaku baik di dunia maya. Selain itu, peran orang tua sangat penting untuk pengetahuan digital terhadap anaknya, dengan mengedukasi dan mengarahkan ke arah yang positif bisa mengurangi bahkan menghilangkan terjadinya cyberbullying. Masyarakat juga dapat berperan aktif dengan melaporkan tindakan bullying yang terjadi di platform digital, agar para pelaku dapat diberikan konsekuensi yang sesuai dan korban mendapatkan perlindungan. Permasalahan ini bukan hanya tanggungjawab individu, tetapi juga tanggungjawab kolektif dari seluruh masyarakat.
Peran Lingkungan Sekolah
Selain itu, sekolah juga memegang peran besar dalam membentuk sikap dan perilaku remaja. Guru dan staf sekolah tidak hanya berfungsi sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pendidik karakter. Program-program yang menanamkan nilai-nilai anti-bullying, baik melaui kegiatan ekstrakulikuler atau kegiatan diskusi, dapat menjadi alat yang efektif untuk mencegah pembullyan. Pendidikan tentang pentingnya menghormati perbedaan, baik dalam penampilan, cara berfikir, maupun latar belakang sosial, akan menciptakan rasa saling menghargai di antara siswa. Begitu mereka memahami bahwa keberagaman bukanlah sesuatu yang harus dijadikan alasan untuk merendahkan, maka pembullyan akan semakin jarang terjadi.
Untuk mencapai dunia tanpa bully, kita perlu bekerja sama dalam menciptakan lingkungan yang positif dan saling mendukung. Pembullyan adalah masalah yang membutuhkan perhatian serius dari semua pihak, bukan korban atau pelaku, tetapi juga keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dengan memberikan edukasi yang tepat, membangun komunikasi yang terbuka, dan menanaman nilai-nilai saling menghargai, kita dapat membantu remaja untuk tumbuh dalam suasana yang aman dan penuh kebahagiaan. Ketika setiap individu merasa dihargai dan diterima, maka pembullyan tidak akan memiliki ruang untuk berkembang. Kita semua memiliki tanggungjawab untuk menciptakan dunia yang lebih baik, bebas dari kebencian dan penuh dengan cinta kasih. (han)