BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Chuchum Sumiarty berhasil meraih gelar doktor Ilmu Manajemen Pascasarjana Universitas Pasundan atau Unpas pada Sidang Promosi Doktor yang digelar pada Selasa (24/12/2024).
Sidang berlangsung di Aula Mandalasaba Dr. Djoenjoenan, Gedung Paguyuban Pasundan, Jalan Sumatera No. 41, Bandung.
Sidang promosi tersebut dipimpin oleh Prof. Dr. H. Azhar Affandi, SE., M.Sc. yang juga bertindak sebagai promotor, bersama dengan tim promotor lainnya, yaitu Prof. Dr. Ir. H. Iman Sudirman, DEA, dan co-promotor Prof. Dr. H. Horas Djulius, SE.
Penguji dalam sidang ini terdiri dari Prof. Dr. H. M. Sidik Priadana, MS., Prof. Dr. H. Jaja Suteja, SE., M.Si., Prof. Dr. H. Bambang Heru P, MS., serta Dr. Atty Tri Juniarti, SE., M.Si.
Chuchum memaparkan disertasi berjudul “Strategi Peningkatan Peran Kepemimpinan dalam Upaya Penguatan Budaya Keselamatan Pasien di Rumah Sakit”.
Penelitian ini berfokus pada peran kepemimpinan dalam memperkuat budaya keselamatan pasien di rumah sakit, yang mencakup budaya melaporkan insiden (Report Culture), budaya tanpa hukuman (Just Culture), dan budaya belajar (Learning Culture).
Usai sidang, Chuchum mengungkapkan bahwa tujuan utama dari penelitiannya adalah untuk meningkatkan pelayanan kesehatan, terutama dalam pengelolaan insiden keselamatan pasien.
“Keselamatan pasien itu harus dijadikan budaya di seluruh pelayanan kesehatan, bukan hanya di rumah sakit, tetapi di semua tempat pelayanan kesehatan,” ujar Chuchum.
Ia juga menambahkan pentingnya peran kepemimpinan dalam menjaga kualitas pelayanan.
“Pelayanan itu harus dilakukan sebaik-baiknya, dengan menghindari supaya pasien ini tidak mendapatkan citra yang buruk. Hal ini harus dikelola dengan baik, dilaporkan, dan dikelola untuk terus memperbaiki mutu pelayanan,” tambahnya.
Chuchum melakukan penelitian dengan pendekatan kualitatif dan studi kasus di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta.
Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dengan 23 informan dari berbagai profesi dan departemen, observasi, studi dokumen, serta diskusi kelompok terfokus.
Data kemudian dianalisis menggunakan metode analisis SWOT dan Grand Matrix Strategy.
Hasil Penelitian
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa peran kepemimpinan dalam penguatan budaya keselamatan pasien di RSPP Jakarta belum efektif dan perlu ditingkatkan.
Beberapa kendala yang ditemukan antara lain kurangnya pengetahuan dan kompetensi manajer unit pelayanan tentang manajemen dan keselamatan pasien, terbatasnya waktu, serta rutinitas yang menghambat implementasi budaya keselamatan pasien.
Chuchum menyarankan agar rumah sakit menerapkan program Leadership Empowerment for Patient Safety untuk mengatasi kendala-kendala tersebut.
Chuchum pun dinyatakan lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,68 dan yudisium sangat memuaskan, menjadikannya lulusan ke-503 Program Doktor Ilmu Manajemen Unpas.
Dalam wawancara, ia berharap penelitiannya dapat menjadi acuan untuk pengembangan kebijakan keselamatan pasien di rumah sakit.
“Harapan saya adalah pembaharuan yang saya lakukan ini dapat digunakan oleh rumah sakit tempat saya melakukan penelitian, dan bisa menjadi contoh yang baik. Tentu saja, ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut di tempat yang berbeda,” ujarnya.
Chuchum juga menyampaikan apresiasi terhadap Unpas sebagai tempatnya menempuh pendidikan.
“Universitas Pasundan adalah universitas yang mengedepankan keharmonisan. Saya merasa sangat dihargai, karena di sini tidak ada rasa takut saat ujian. Suasana yang diberikan sangat mendukung, dan Unpas selalu berkembang dan berinovasi untuk menciptakan lingkungan yang ramah bagi peserta didik,” tuturnya.
Dengan pencapaian ini, Chuchum Sumiarty diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Indonesia, khususnya dalam hal keselamatan pasien di rumah sakit. (han)