HEADLINE

Membaca Kekalahan Persib dari Dewa United

ADVERTISEMENT
Deden Ramdan, Pengamat Komunikasi Publik Unpas. (Foto: Pasjabar)

Oleh: Deden Ramdan, Pengamat Komunikasi Publik Unpas

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Rekor tak terkalahkan Persib Bandung dalam 18 pertandingan awal musim Liga 1 2024-2025 berakhir di tangan tim tamu Dewa United pada laga pekan ke-19. Hasil pertandingan Persib Bandung vs Dewa United berakhir dengan skor 0-2, Jumat (17/1/2025), di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA).

Menurut penulis, kekalahan Persib Bandung dari Dewa United disebabkan oleh beberapa faktor, baik internal maupun eksternal. Dari sisi internal, terdapat kurangnya koordinasi dan komunikasi antar pemain. Tidak bermainnya center back Nick Kuipers karena akumulasi kartu sangat memengaruhi lini pertahanan. Kuipers, yang merupakan pemain kunci dan bahkan bisa disebut sebagai “setengah roh” pertahanan Persib, absen dalam pertandingan ini. Penggantinya, Matteo Kocijan, tidak mampu mengoordinasikan lini pertahanan dengan baik, meskipun didampingi oleh Gustavo Franca sebagai center back, Edo Febriansyah di bek kiri, dan Kakang Rudianto di bek kanan. Akibatnya, lini belakang Persib mudah diterobos oleh striker Dewa United.

Di lini tengah, performa kapten Mark Klok yang didampingi Adam Alis dan Tyronne Del Pino tampil di bawah form. Hal ini membuat pemain lawan dengan mudah mengacak-acak area permainan Persib. Selain itu, suplai bola dari lini tengah tersendat, sehingga trio penyerang Persib, Ciro Alves, David da Silva, dan Beckham Putera, kesulitan menciptakan peluang gol. Dengan kata lain, koordinasi antar lini Persib tidak berjalan baik, tidak seperti saat melawan klub-klub sebelumnya.

Strategi

Penulis juga menyoroti kesalahan strategi dan taktik. Formasi 4-3-3 yang menjadi favorit pelatih Bojan Hodak tampaknya sudah terbaca oleh pelatih Dewa United, Jan Olde Riekerink, yang menerapkan strategi 4-4-2. Strategi ini menitikberatkan kekuatan di lini tengah, yang terbukti efektif. Dengan penguasaan lini tengah yang baik, Dewa United mampu melakukan manuver dan serangan menusuk, membuat pertahanan Persib mudah ditembus. Pergerakan double midfielder Dewa United secara terus-menerus menekan lini belakang Persib.

Kurangnya intensitas dan semangat permainan juga terlihat dalam pertandingan ini. Persib kalah dalam penguasaan bola (possession) dibandingkan Dewa United. Para pemain Persib tampak bermain dengan kejenuhan yang mungkin disebabkan oleh taktik monoton yang terus menggunakan formasi 4-3-3 dan pola latihan yang kurang variatif. Selain itu, tekanan psikologis akibat status unbeaten (belum terkalahkan) tampaknya menjadi beban yang mengakibatkan para pemain bermain dengan penuh keraguan, tidak lepas, dan serba salah.

Faktor Pemain

Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah kualitas pemain pengganti yang belum setara dengan pemain inti. Ferdiansyah, Robbi Darwis, Zalnando, dan Ryan Kurnia, misalnya, belum mampu bermain selevel dengan pemain utama. Untuk menghadapi pertandingan selanjutnya yang semakin ketat, pelatih perlu memoles pemain cadangan dan memaksimalkan rekrutan baru, seperti Gervane Kastaneer di posisi striker dan Ahmad Agung di posisi center back/midfielder. Selain itu, pemulihan cedera Dedi Kusnandar, Febri Haryadi, dan Rezaldi Hehanusa juga sangat penting.

Hasil mengecewakan melawan Dewa United ini seharusnya menjadi cerminan bahwa seluruh lini Persib perlu meningkatkan performanya. Dari pertandingan ini, kita bisa belajar dari Dewa United, yang memiliki pertahanan rapi di bawah komando Angelo Rafael Meneses, Alfryanto Nico Saputro, dan Brian Fatari. Kiper Sonny Ricardo Steven juga tampil luar biasa.

Strategi dan taktik pelatih Dewa United, Jan Olde Riekerink, yang menempatkan Alexis Messidoro, Hugo Gomes, Ricky Kambuaya, dan Eggy Maulana Vikri di lini tengah, mampu mengalirkan bola secara cepat dan akurat ke striker, seperti Tesei Marukawa, Alex Martin, dan Septian Bagaskara. Dua gol yang tercipta dalam pertandingan ini menjadi bukti efektivitas strategi mereka.

Kesimpulan

Penulis menyimpulkan bahwa kekalahan Persib dari Dewa United disebabkan oleh dominasi penguasaan bola tim lawan, peluang yang lebih banyak, dan tendangan tepat sasaran. Di sisi lain, pemain Persib kurang koordinasi antar lini, tidak siap menghadapi serangan cepat, lemah dalam penguasaan lini tengah, serta memiliki pertahanan yang kurang solid.

Meskipun Persib masih berada di puncak klasemen, hasil ini harus menjadi bahan introspeksi bagi pelatih Bojan Hodak. Lawan-lawan Persib tampaknya sudah mampu membaca strategi 4-3-3 yang digunakan terus-menerus. Untuk mempertahankan rute menuju kemenangan dan target juara, pelatih harus lebih cerdas dan kreatif dalam mengembangkan strategi yang fleksibel, menyesuaikan dengan permainan lawan. Dengan langkah yang tepat, rute kemenangan Persib masih dapat diraih, meski membutuhkan kerja keras dan kecerdasan. Semoga. (han)

Hanna Hanifah

Recent Posts

Strategi Efektif Tangani Perundungan di Sekolah Menurut Ahli Psikologi

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Psikolog anak, remaja, dan keluarga, Sani Budiantini, S.Psi., Psi., menyarankan agar pengelola…

30 menit ago

Donald Trump Jadi Presiden AS Lagi, Pelantikan Digelar di Rotunda Capitol

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Donald Trump resmi kembali menduduki kursi kepresidenan sebagai presiden ke-47 Amerika Serikat…

1 jam ago

Larangan TikTok Berlaku, Aplikasi Tidak Lagi Tersedia di AS

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - TikTok telah memberi tahu pengguna di Amerika Serikat atau AS bahwa mereka…

3 jam ago

Kebakaran di Museum Satria Mandala, Tidak Ada Korban Jiwa

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Sebanyak 32 personel Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Sudin Gulkarmat) Jakarta…

4 jam ago

PT KAI Luncurkan Kereta Api Baru dan Gapeka 2025 pada 1 Februari

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - PT Kereta Api Indonesia (KAI) akan meluncurkan sejumlah kereta api baru bersamaan…

5 jam ago

Presiden Prabowo Tetapkan 10 Hari Cuti Bersama untuk ASN di 2025

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Presiden Prabowo Subianto resmi menetapkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 2 Tahun 2025,…

6 jam ago