BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Pasundan atau FK Unpas, Departemen Ilmu Kesehatan Anak, dr. Adila Nurhadiya, Sp.A, menjelaskan bahwa penyakit gagal ginjal pada anak dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang melibatkan proses di dalam maupun di luar ginjal.
Penyakit gagal ginjal sendiri merupakan gangguan serius yang ditandai dengan penurunan progresif fungsi ginjal.
Kondisi ini dapat terjadi secara mendadak (akut) maupun kronis, dan tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi juga anak-anak.
“Proses di luar ginjal meliputi kondisi seperti kekurangan cairan berat (syok, dehidrasi berat, atau perdarahan hebat), luka bakar, infeksi berat, penurunan curah jantung akibat gagal jantung, kelainan bawaan lahir di saluran kemih, batu saluran kemih, serta tumor,” ujar Dosen FK Unpas ini, dilansir dari laman resmi unpas.ac.id.
Sementara itu, ia juga menyoroti penyebab yang berasal dari proses di ginjal.
Seperti kelainan bawaan, infeksi (infeksi saluran kemih atau nefritis akut pasca infeksi streptokokus), gangguan sistem imun (nefritis lupus dan sindrom nefrotik), serta paparan bahan kimia berbahaya. Seperti pengawet, pemanis buatan, dan pewarna makanan yang dikonsumsi secara berlebihan.
“Selain itu, gagal ginjal juga bisa menjadi komplikasi dari penyakit lain,” tambahnya.
Cuci Darah pada Anak
Ketika penyakit gagal ginjal mencapai tahap akhir atau stadium lanjut (end-stage renal diseases), pasien, termasuk anak-anak, harus menjalani cuci darah.
“Cuci darah dilakukan tergantung pada stadium penyakitnya. Frekuensi cuci darah pada setiap pasien berbeda, sesuai tingkat kerusakan fungsi ginjal mereka,” terang dr. Adila.
Ia menegaskan pentingnya menjalani cuci darah sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh dokter.
“Jika terlambat dilakukan, zat-zat berbahaya yang seharusnya difiltrasi ginjal akan beredar dalam darah dan menyebabkan sindrom uremia. Komplikasi yang bisa terjadi termasuk penumpukan cairan di paru-paru,” jelasnya.
Pencegahan Gagal Ginjal
Untuk mencegah gagal ginjal, dr. Adila menyarankan penerapan gaya hidup sehat, pola makan seimbang, dan pemeriksaan fungsi ginjal secara rutin.
- Gaya Hidup Sehat: Rajin berolahraga, minum air mineral yang cukup, menjaga berat badan ideal, dan menghindari kebiasaan merokok.
- Pola Makan Seimbang: Konsumsi buah, sayur, protein, dan lemak sehat, serta hindari minuman tinggi gula, natrium, dan penggunaan obat NSAID dalam jangka panjang.
- Pemeriksaan Berkala: Terutama bagi penderita hipertensi dan diabetes melitus, pemeriksaan fungsi ginjal secara berkala sangat penting untuk mendeteksi masalah sejak dini.
“Kesadaran untuk menjaga kesehatan ginjal harus dimulai sejak dini. Gaya hidup sehat menjadi langkah utama untuk mencegah gagal ginjal, baik pada anak-anak maupun orang dewasa,” tutup dr. Adila. (han)