HEADLINE

Pemprov Jabar dan ITB Kembangkan Mobile Cold Storage Bertenaga Surya di Subang

ADVERTISEMENT

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) mengembangkan Mobile Cold Storage (MCS) bertenaga surya sebagai sarana penyimpanan dan pengawetan ikan hasil tangkapan nelayan di Desa Blanakan, Kecamatan Blanakan, Kabupaten Subang.

Inovasi ini menggunakan sistem pendingin berbasis solar powered yang ramah lingkungan dan efisien, sebagai bagian dari implementasi off-grid energi baru terbarukan (EBT) yang dibiayai melalui Hibah Kompetitif Tahun 2024.

Pengembangan Mobile Cold Storage ini melibatkan Koperasi Unit Desa (KUD) Mandiri Mina Fajar Sidik sebagai mitra pelaksana di lapangan.

Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, menegaskan bahwa Desa Blanakan memiliki potensi besar di sektor perikanan.

Sehingga pengembangan teknologi seperti MCS sangat tepat untuk mendukung peningkatan kesejahteraan nelayan.

“Intinya, yang kita harapkan adalah terjalinnya kerja sama antara Pemda Provinsi Jawa Barat dengan institusi pendidikan seperti ITB untuk menyejahterakan rakyat,” ujar Bey saat meninjau langsung MCS di Desa Blanakan, Senin (3/2/2025).

MCS ini mampu menyimpan hingga tiga ton ikan dengan suhu minimum 0 hingga -5 derajat Celsius.

Dilengkapi dengan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) off-grid sebesar 7,2 kWp dan baterai berkapasitas 20 kWh, teknologi ini memungkinkan operasional yang efisien tanpa bergantung pada listrik PLN atau genset berbahan bakar fosil.

Bermanfaat untuk Nelayan

Bey menyebut, MCS sangat bermanfaat bagi nelayan karena memperpanjang masa simpan hasil tangkapan. Sehingga nelayan tidak perlu terburu-buru menjual ikan dengan harga rendah.

“Kalau buru-buru dijual, harganya bisa turun. Dengan cold storage ini, nelayan bisa menunggu harga lebih baik,” tambahnya.

Ke depannya, Pemprov Jabar bersama ITB berencana mereplikasi MCS di berbagai titik lain di Jawa Barat.

Bey juga berharap kolaborasi ini dapat diperluas melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan swasta maupun dukungan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Menurut Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jabar, Ai Saadiyah Dwidaningsih, penggunaan MCS berbasis energi surya berkontribusi signifikan dalam pengurangan emisi karbon.

“Pengurangan emisi mencapai 8,62 ton CO₂Eq per tahun,” ujarnya.

Selain itu, teknologi ini mampu menghemat biaya operasional genset sebesar Rp141,47 juta per tahun.

Mengurangi beban listrik PLN hingga Rp15,1 juta per tahun, serta menghemat ongkos penyimpanan ikan hingga Rp164,25 juta per tahun.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jabar, Hermansyah Manap, menambahkan bahwa ketersediaan sarana penyimpanan ikan yang memadai merupakan kebutuhan mendasar di sektor perikanan.

“Pada saat musim ikan, produksi di Blanakan sangat besar. Tanpa cold storage, ikan harus segera dijual meski harganya rendah. Dengan MCS, nelayan bisa menyimpan hasil tangkapan hingga harga membaik,” jelas Hermansyah.

Manfaat MCS

Wakil Rektor ITB Bidang Riset dan Inovasi, Prof. Brian Yuliarto, mengungkapkan kebanggaannya atas kolaborasi ini.

“Kami berharap riset ITB benar-benar bermanfaat bagi masyarakat. MCS ini free maintenance dan mudah dioperasikan. Kami juga sudah memberikan pelatihan kepada para nelayan agar dapat memanfaatkan teknologi ini dengan optimal,” katanya.

Sementara itu, Ketua KUD Mina Fajar Sidik, Dasam, mengapresiasi manfaat MCS yang mampu menjaga kualitas ikan dari proses penyimpanan hingga distribusi.

“Mutu ikan tetap terjaga dengan baik, sehingga meningkatkan nilai jual di pasar,” ungkap Dasam.

Selain meninjau MCS, Bey Machmudin juga berdialog langsung dengan para nelayan Blanakan untuk mendengar aspirasi mereka.

Termasuk usulan terkait perbaikan infrastruktur jalan guna memperlancar distribusi hasil perikanan.

Inovasi MCS bertenaga surya ini diharapkan dapat menjadi solusi nyata dalam mendukung keberlanjutan sektor perikanan di Jawa Barat.

Sekaligus meningkatkan kesejahteraan para nelayan melalui efisiensi operasional dan penguatan daya saing produk perikanan di pasar. (*/han)

Hanna Hanifah

Recent Posts

Program PKG, Puskesmas Kota Bandung Kekurangan Nakes

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto mengalami kendala…

59 menit ago

Final Destination Bloodlines: Kembalinya Waralaba Setelah 14 Tahun

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Setelah hiatus selama 14 tahun, waralaba Final Destination akan kembali dengan film…

2 jam ago

Penataan Kolong Pasupati: Ruang Publik Berbalut Seni Budaya Sunda

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung tengah melakukan penataan kawasan kolong Jembatan Pasupati di…

3 jam ago

Ingin Lanjut S2? Ini 11 Program Magister Unggulan di Pascasarjana Unpas

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Program Pascasarjana Universitas Pasundan (Unpas) menjadi opsi ideal untuk memperluas wawasan dan…

4 jam ago

Gas Subsidi Langka, Perajin Tahu di Bandung Terpaksa Beralih ke Kayu Bakar

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Sentra Tahu Cibuntu, Kota…

5 jam ago

Distribusi Gas LPG 3 Kg Dibatasi, Warga Bandung Keluhkan Antrean Panjang

BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Warga di sejumlah wilayah Kota Bandung, termasuk di Kelurahan Warung Muncang, Kecamatan…

6 jam ago