BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Bojan Hodak jadi pelatih yang dicintai Bobotoh. Hal itu tidak terlepas dari pencapaiannya bersama Persib Bandung. Bojan pun memuji kedewasaan Bobotoh selama mendampingi Persib Bandung.
Di musim pertamanya, meski jadi pelatih di tengah kompetisi yang bergulir, ia bisa membawa Persib juara Liga 1 2023/2024. Tim ‘warisan’ dari Luis Milla benar-benar bisa dimaksimalkannya.
Kini, di musim keduanya, Persib masih ada di jalur juara. Mempertahankan gelar juara alias back to back pun bukan hal yang tak mungkin.
Sebab, Persib saat ini ada di puncak klasemen sementara dengan torehan 46 poin. Jarak poin dengan tim peringkat di bawahnya pun cukup jauh, khususnya Persija Jakarta di posisi kedua yang baru mengoleksi 39 poin.
Jika Persib konsisten hingga akhir musim, gelar juara bukan sesuatu yang mustahil digenggam. Jika gelar juara bisa diraih, sejarah baru pun akan tercipta.
Setelah jadi pelatih asing pertama yang sukses membawa Persib juara liga, ia akan jadi yang pertama pula membawa Persib juara dua kali berturut-turut.
Dukungan Bobotoh
Dukungan penuh pun diberikan Bobotoh untuk Bojan Hodak. Salah satu dukungan dan kecintaan itu terlihat di laga Persib vs PSM Makassar di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) pada Jumat (1/2/2024).
Di laga itu, Bobotoh memasang spanduk di salah satu sudut. Isi tulisannya adalah ‘Bojan Hdak Is Blue and White’.
Menanggapi hal itu, Bojan Hodak mengaku senang, dan ia pun memuji kedewasaan Bobotoh. Namun ia tak mau terlena dan berujung terdepak dari persaingan meraih gelar juara.
Ia akan fokus di sisa laga yang mesti dijalani Persib. Sehingga, kebanggaan diharapkan bisa kembali diberikan untuk Bobotoh.
“Selalu bagus melihat itu, tapi saya harus tetap fokus hingga akhir, masih ada 13 pertandingan dan harus fokus melihat yang terjadi di lapangan musim,” ujar Bojan Hodak.
Pria asal Kroasia itu lalu memuji sikap Bobotoh. Ia memandang Bobotoh semakin lama semakin dewasa. Bahkan jika dibandingkan musim lalu, Bobotoh saat ini menurutnya jauh lebih baik.
Pemainnya kini jarang mendapatkan ‘serangan’ saat tampil tak sesuai harapan. Sebaliknya, mereka lebih banyak memberikan dukungan.
“Bobotoh juga berubah musim ini dan hanya beberapa yang meneriaki pemain kami,” ungkapnya.
Tak hanya itu, Bobotoh juga lebih tertib di stadion. Flare jadi sesuatu yang jarang terlihat. Hal itu jadi sinyal positif sekaligus tanda kedewasaan mereka.
Namun, diakuinya masih ada oknum Bobotoh yang bertindak negatif. Di laga kontra PSM misalnya, masih ada yang menyalakan flare. Akan tetapi, mayoritas Bobotoh yang lain berusaha mengingatkan dan mencegah agar hal serupa tak dilakukan.
Sebab, penyalaan flare bisa berbuntut panjang. Bahkan bukan tidak mungkin Persib disanksi dan ujungnya jelas merugikan tim gegara euforia tak cerdas.
“Sayangnya ada satu flare dan karena itu kami bisa saja terkena sanksi. Tapi yang lainnya tidak ada yang melakukan itu. Jadi orang ini harus memikirkan lagi hal tersebut, karena ini akan menjadi flare yang mahal. Tapi sisanya saat ini dalam momen yang positif,” jelas Bojan Hodak. (ars)