BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Direktur Penyakit Menular Kementerian Kesehatan, Ina Agustina Isturini, mengimbau masyarakat untuk mewaspadai penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang berpotensi meningkat pada musim hujan.
“Dengue tetap menjadi ancaman kesehatan yang nyata bagi masyarakat Indonesia. Kasus dengue terjadi sepanjang tahun dan cenderung meningkat pada musim hujan,” ujar Ina, dilansir dari Antara.
Ia menekankan bahwa penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti ini tidak hanya berdampak pada kesehatan. Tetapi juga mengganggu produktivitas masyarakat dan membebani sistem layanan kesehatan.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, sejak awal Januari hingga 3 Februari 2025, tercatat sebanyak 6.050 kasus DBD dengan 28 kematian.
Untuk mengatasi penyebaran penyakit tersebut, pemerintah menjalankan berbagai program.
Antara lain pengendalian vektor, Gerakan 3M Plus (menguras, menutup, mendaur ulang, dan mencegah gigitan nyamuk), serta Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik yang diperkuat dengan edukasi berkelanjutan.
Ina menegaskan bahwa pemerintah juga telah menetapkan Strategi Nasional Penanganan Dengue 2021-2025. Yang menekankan sinergi lintas sektor antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat.
“Upaya ini perlu didukung oleh peran aktif masyarakat, salah satunya dengan menerapkan 3M Plus,” tuturnya.
Selain itu, strategi berbasis inovasi turut diadopsi. Termasuk implementasi nyamuk ber-Wolbachia di sejumlah daerah seperti Yogyakarta, Jakarta Barat, Bandung, Semarang, Bontang, dan Kupang.
Pemerintah juga mendorong vaksinasi sebagai langkah perlindungan tambahan untuk melawan dengue.
Potensi Peningkatan Kasus DBD
Pada kesempatan yang sama, Dokter Spesialis Penyakit Anak, I Gusti Ayu Nyoman Partiwi, mengingatkan potensi peningkatan kasus DBD. Terutama pada musim hujan.
Berdasarkan data, 47 persen kasus dengue terjadi pada anak-anak dan remaja. Dengan angka kematian tertinggi pada kelompok usia 5-14 tahun (45 persen) dan usia 1-4 tahun (21 persen).
“Pencegahan menjadi kunci utama, dan vaksinasi dapat menjadi langkah perlindungan tambahan,” kata Ayu.
Ia menjelaskan bahwa gejala awal dengue pada anak biasanya berupa demam tinggi, nyeri kepala, nyeri otot, bintik merah di kulit, muntah, dan sakit perut.
Jika terlambat ditangani, kondisi tersebut dapat berkembang menjadi syok dengue yang berisiko fatal.
Ayu menambahkan bahwa vaksinasi dengue saat ini tidak tercakup dalam program BPJS. Namun menjadi bagian dari Program Imunisasi Nasional yang menargetkan anak-anak.
“Untuk itu, langkah pencegahan dini sangat penting, dan masyarakat diimbau untuk tidak menunggu hingga terlambat dalam menangani penyakit ini,” tutup Ayu. (han)