BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Tim Angrahatana Pasundan Moot Court (APMC) dari Fakultas Hukum Universitas Pasundan (FH Unpas) berhasil meraih posisi kedua dalam ajang National Moot Court Competition Anti Money Laundering VIII.
Kegiatan tersebut diadakan oleh Universitas Trisakti. Kompetisi ini berlangsung di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat selama empat hari, dari 7 hingga 10 Februari 2025.
Mengusung tema Anti Money Laundering, kompetisi ini diikuti oleh sembilan universitas dari berbagai daerah.
Termasuk Universitas Pasundan, Universitas Negeri Semarang, Universitas Padjadjaran, Universitas Muhammadiyah Kendari, Universitas Bangka Belitung, Universitas Sumatera Utara, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Cenderawasih, dan Universitas Krisnadwipayana.
Tim APMC FH Unpas dalam kompetisi ini beranggotakan 19 orang, terdiri dari 16 peserta kompetisi, dua anggota Official Team, serta satu dosen pendamping, yaitu Dedy Mulyana, S.H., M.H.
Official Team terdiri dari Neng Nida Nurmala Salsabila dan Diva Aprilia Kurniawan. Sementara itu, peserta kompetisi meliputi Widya Rizky Ramadhani Putri Setiawan, Yolanda Felicia Arianto, Mohammad Fauzan Khalid, Adlina Nazla Ramadhani, Sri Nanda Nurhalisa, Adila Virda Kinayungan, Cindy Livia Malva, Dinanda Silviana Putri, Arief Jayadinata Rachmawan, Nabila Annisa Ramadanti, Muhammad Haikal Fadawkas, Agus Racmat Riyadi, Mima Haibah Nahda Hanipah, Syira Aulia Azzahra, Raden Muhammad Zeini, dan Rahma Aulia.
Tahapan
Salah satu peserta, Yolanda Felicia Arianto, mengungkapkan bahwa ada dua tahapan utama yang harus dipersiapkan dalam kompetisi ini. Yaitu penyusunan berkas dan simulasi persidangan.
Ia menjelaskan bahwa dalam tahap pertama, tim harus menyiapkan dokumen terkait penyelidikan, penuntutan, dan pengadilan atas kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang serta Tindak Pidana Pencucian Uang.
Tantangan terbesar dalam tahap ini adalah menyelesaikan banyak dokumen dalam waktu terbatas.
“Pada tahap pemberkasan, kami dihadapkan dengan tenggat waktu yang sangat ketat. Beberapa hari sebelum batas pengumpulan berkas, kami menginap di kampus selama 4 hari 3 malam untuk menyelesaikan semuanya,” ujarnya, dilansir dari unpas.ac.id.
Fella, sapaan akrab Yolanda, menambahkan bahwa berkat bimbingan dari dosen, praktisi. Serta semangat tim, mereka berhasil menyelesaikan tahap pemberkasan.
Setelah itu, tim memasuki tahap latihan persidangan dengan intensitas tinggi, berlatih setiap hari selama hampir satu bulan. Mereka harus menguasai berbagai peran, termasuk panitera, hakim, dan penasihat hukum, serta menyelesaikan persidangan dalam waktu kurang dari 84 menit.
“Latihan persidangan sangat berat, banyak dari kami yang jatuh sakit, tetapi kami tetap semangat dan berhasil berkompetisi di Jakarta,” kata Fella.
Persaingan yang ketat serta sistem kompetisi yang tidak dapat diprediksi sempat membuat tim merasa kurang percaya diri. Tantangan terbesar mereka adalah mengelola kepanikan dan menghadapi lawan yang kuat.
“Pada babak penyisihan, kami merasa kesulitan mengatur waktu, tapi setelah tahu kami lolos ke final, semangat kami langsung naik,” tambahnya.
Berhasil Tempati Posisi Kedua
Meskipun merasa kurang puas dengan persiapan menjelang babak final, APMC tetap berhasil meraih juara kedua.
Sebuah pencapaian yang melebihi ekspektasi awal mereka yang hanya menargetkan posisi ketiga.
Fella menutup dengan menyampaikan bahwa pengalaman ini memberikan pelajaran berharga dalam kerja sama tim.
“Menyatukan 16 kepala dengan berbagai pendapat bukanlah hal mudah. Namun, kami belajar bagaimana menyampaikan, menerima, dan menanggapi pendapat dengan bijak,” tutupnya. (han)