BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Zoom Communications memproyeksikan pendapatan yang lebih rendah dari perkiraan untuk tahun fiskal penuh 2026 dan kuartal pertama.
Hal tersebut mencerminkan tantangan akibat semakin banyak perusahaan yang meninggalkan model kerja hybrid.
Saham Zoom turun 2% menjadi $79,40 dalam perdagangan setelah jam kerja.
Perusahaan ini sempat mengalami pertumbuhan pesat selama pandemi. Tetapi kini menghadapi kekhawatiran mengenai keberlanjutan permintaan layanan konferensi video mereka.
Sejumlah perusahaan besar seperti JPMorgan Chase, Amazon, dan AT&T telah mewajibkan karyawan untuk kembali bekerja penuh waktu di kantor.
Meski demikian, CEO Zoom, Eric Yuan, menyatakan tidak khawatir dengan tren tersebut.
Namun, para analis menilai bahwa pertumbuhan perusahaan video meeting ini masih tertinggal dibandingkan pesaingnya.
Untuk tahun fiskal 2026, Zoom memperkirakan pendapatan berkisar antara $4,79 miliar hingga $4,80 miliar. Sedikit di bawah ekspektasi analis sebesar $4,81 miliar.
Sementara itu, upaya perusahaan dalam mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI) sebagai solusi utama sejauh ini belum memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan bisnis.
Pada kuartal pertama, Zoom memperkirakan pendapatan antara $1,16 miliar hingga $1,17 miliar. Lebih rendah dari perkiraan Wall Street sebesar $1,18 miliar.
Namun, pada kuartal keempat sebelumnya, perusahaan mencatat pendapatan sebesar $1,18 miliar. Sesuai dengan ekspektasi analis. Serta laba per saham yang disesuaikan sebesar $1,41, melampaui perkiraan $1,30.
Sebagai langkah strategis, perusahaan ini berencana meluncurkan versi terbaru dari AI Companion pada April mendatang.
Fitur ini bertujuan untuk mengotomatisasi berbagai tugas di tempat kerja.
Meski demikian, persaingan ketat dengan Microsoft Teams tetap menjadi tantangan bagi Zoom dalam mempertahankan pertumbuhan bisnisnya. (han)












