BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Persib Bandung kembali ke jalur positif usai menang 4-1 atas Persik Kediri di laga terakhir Liga 1 2024/2025. Hasil itu membuat Persib kini tetap ada di puncak klasemen dengan 54 poin.
Hasil positif itu membuat Persib terpaut 5 poin dari Dewa United di posisi kedua. Mereka baru mengoleksi 49 poin.
Persib pun harus tetap berjuang ekstra keras untuk semakin menjauhi para pesaingnya. Ada delapan laga sisa yang mesti dilakoni Persib untuk mewujudkan back to back jadi juara Liga 1.
Setiap laga harus dianggap final
Pelatih Bojan Hodak mengatakan, Persib punya jumlah laga sisa yang sama dengan tim lain, khususnya para pemburu gelar juara. Oleh karena itu, setiap laga harus dimaksimalkan dan dianggap seperti final.
“Kami memainkan jumlah pertandingan yang sama seperti tim lain, jadi setiap pertandingan adalah seperti final Piala Dunia bagi kami,” ujar Bojan Hodak.
Menurutnya, memang ada sejumlah masalah yang dihadapi Persib di tengah laga sisa yang ada. Yang paling kentara adalah persoalan badai cedrea yang belum usai hingga kini.
Bahkan, tidak menutup kemungkinan di laga-laga ke depan ada pemain Persib yang cedera. Ia mengaku tak bisa memprediksi atau mencegahnya.
“Satu-satunya hal yang menjadi faktor adalah siapa yang akan cedera, dan ini tidak bisa saya prediksi,” ungkapnya.
Namun terlepas dari situasi yang ada, Persib akan berusaha fokus dalam setiap laga. Satu per satu laga akan diupayakan diakhiri dengan kemenangan.
“Jadi, kami akan fokus pada setiap pertandingan, satu per satu. Seperti yang saya katakan, pertandingan paling penting bagi kami adalah pertandingan berikutnya,” tutur Bojan Hodak.
Pria asal Kroasia itu mengatakan, masalah lain yang mungkin dihadapi adalah soal faktor cuaca. Sebab, cuaca dan suhu di suatu tempat dengan tempat lain kerap berbeda.
Hal itu akan sangat berpengaruh pada gaya main dan strategi yang perlu diterapkan. Sehingga, hasil manis diharapkan bisa digapai.
“Kami menghadapi kesulitan dalam beberapa pertandingan, misalnya ketika kami harus pergi ke Jakarta, ke Surabaya, atau nanti ke Padang. Kondisi di sana berbeda, panas dan lembap,” katanya.
“Ketika tim lawan datang ke Bandung, ini menjadi keuntungan bagi kami, tapi ketika kami bermain tandang, ini menjadi kerugian. Jadi, kami tidak bisa bermain dengan gaya yang sama di kandang dan saat bermain tandang,” tandas Bojan Hodak. (ars)