BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Gempa bumi berkekuatan 7,7 magnitudo mengguncang Myanmar tengah pada Jumat (28/3/2025), menewaskan setidaknya 153 orang dan menyebabkan kerusakan parah di berbagai wilayah.
Getaran gempa terasa hingga Bangkok, Thailand, dan memicu kepanikan di kedua negara.
Militer Myanmar, dilansir dari laman media internasional independent.co.uk, melaporkan bahwa sejauh ini 144 orang tewas dan 737 lainnya mengalami luka-luka akibat bencana ini.
Panglima Militer Min Aung Hlaing memperingatkan bahwa jumlah korban masih bisa bertambah. Karena banyak orang yang masih terjebak di bawah reruntuhan.
Sejumlah relawan mengatakan bahwa mereka terpaksa menggali korban dengan tangan kosong karena keterbatasan alat penyelamatan.
Menurut United States Geological Survey (USGS), pusat gempa berada di dekat Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar, dengan kedalaman 6,2 mil.
Beberapa saat setelah gempa utama, terjadi gempa susulan berkekuatan 6,4 magnitudo yang semakin memperburuk situasi.
Di Bangkok, yang telah dinyatakan sebagai kawasan bencana oleh pemerintah kota, sebuah gedung pencakar langit yang tengah dibangun runtuh di dekat Pasar Chatuchak.
Rekaman yang beredar di media sosial memperlihatkan kepanikan warga saat bangunan tersebut ambruk dalam kepulan debu.
Otoritas kota melaporkan sedikitnya 10 orang tewas, 16 terluka, dan 101 orang masih hilang di tiga lokasi konstruksi, termasuk di gedung yang runtuh.
Pemerintah Myanmar dan Thailand telah menetapkan status darurat guna mempercepat proses evakuasi. Dan bantuan bagi para korban yang terdampak.
Tim penyelamat masih berusaha menjangkau daerah-daerah terpencil yang mengalami kerusakan parah.
Layanan listrik dan komunikasi di beberapa wilayah Myanmar dilaporkan lumpuh total, sementara rumah sakit setempat kewalahan menangani lonjakan korban luka.
Organisasi internasional seperti Palang Merah dan Badan PBB untuk Bantuan Kemanusiaan juga telah menyatakan kesiapan. Untuk mengirimkan bantuan darurat ke Myanmar.
Sementara itu, pemerintah Thailand meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi gempa susulan yang dapat memperburuk dampak bencana ini. (han)