BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Pergerakan tanah yang terjadi di Kampung Babut Tengah, Kelurahan Cihanjuang, Kota Cimahi, terus meluas pada Kamis (10/4/2025) pagi.
Fenomena geologis pergerakan tanah yang terjadi di Kampung Babut Tengah, Kelurahan Cihanjuang, Kota Cimahi, ini menyebabkan kepanikan di tengah warga, yang mulai mengemas barang-barang berharga. Dan perabotan untuk mengungsi ke lokasi yang lebih aman.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cimahi, sebanyak 11 rumah terdampak dalam kejadian ini. Dengan 4 rumah di antaranya mengalami kerusakan berat.
Sebanyak 46 jiwa harus meninggalkan tempat tinggal mereka akibat kondisi yang membahayakan keselamatan.
Pemerintah Kota Cimahi telah menyiapkan langkah-langkah penanganan darurat. Termasuk rencana pembongkaran rumah-rumah terdampak guna memungkinkan kajian teknis lebih lanjut.
Sebagai solusi jangka pendek, para warga yang terdampak akan direlokasi sementara ke Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Leuwigajah.
Fenomena pergerakan tanah ini diduga dipicu oleh struktur tanah yang labil, diperparah oleh bekas aktivitas galian C di sekitar kawasan tersebut.
Kondisi pondasi rumah yang tidak kokoh turut memperparah dampaknya. Sehingga menyebabkan pergeseran tanah yang merusak permukiman.
Upaya pemantauan dan penanggulangan terus dilakukan oleh BPBD bersama instansi terkait untuk memastikan keamanan warga sekitar.
Pemasangan rambu peringatan, pemetaan zona rawan, hingga penguatan koordinasi lintas sektor menjadi bagian dari respons cepat yang diterapkan.
Kawasan Cihanjuang sendiri dikenal sebagai wilayah dengan tingkat kerentanan geologis sedang hingga tinggi.
Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya pembangunan yang mempertimbangkan aspek geoteknik dan tata ruang berbasis mitigasi risiko bencana. (uby)