BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Jaksa Agung Republik Indonesia ST Burhanuddin menyampaikan kerinduannya terhadap kebangkitan kembali identitas dan peran tokoh Sunda dalam kancah nasional.
Hal ini ia ungkapkan dalam momentum Silaturahmi Ba’da Idulfitri 1446 H Keluarga Besar Paguyuban Pasundan yang digelar secara hybrid di Aula Mandalasaba dr. Djoendjoenan, Gedung Paguyuban Pasundan, Jalan Sumatera No. 41, Kota Bandung, Sabtu (12/4/2025).
“Paguyuban Pasundan ini menjadi tempat berkumpul orang Sunda. Dalam halalbihalal ini tentunya kami memohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga langkah ke depan lebih kecil kesalahannya,” ujar Burhanuddin.
Dalam kesempatan itu, ia menceritakan latar belakang dirinya yang berasal dari desa kecil di Talaga, sekitar 28 kilometer dari Majalengka.
Ia pun menyoroti minimnya representasi tokoh Sunda dalam pemerintahan pusat.
“Sebetulnya saya sedih karena orang Sundanya hanya beberapa saja, Kang Agus Gumiwang dan saya, kemudian di pertengahan jalan muncul Menkes. Lainnya adalah Jawa-nisasi. Ini fakta yang ada. Tapi syukur alhamdulillah untuk periode ini, kita banyak,” ucapnya.
Burhanuddin juga menyoroti pentingnya keberanian dalam membawa aspirasi dan kiprah masyarakat Sunda.
Ia mengaku bangga terhadap Gubernur Jawa Barat yang menurutnya memiliki semangat kepemimpinan di luar pakem atau out of the box.
“Saya bukan tukang jilat, saya bukan tukang yes man, namun satu hal saya bangga dengan Gubernur Jawa Barat. Langkah-langkah yang dilakukan Pak Gubernur kadang-kadang hampir mirip dengan yang saya lakukan, yakni out of the box,” tuturnya.
Isu Lingkungan dan Pertambangan
Terkait isu lingkungan dan pertambangan, Burhanuddin mengungkapkan dirinya telah memerintahkan Kepala Kejaksaan Tinggi. Untuk membuat pola hukum penyelamatan lingkungan.
Terutama terhadap aktivitas tambang ilegal. Ia menegaskan tambang merupakan bagian dari kekayaan negara yang harus dijaga.
“Kalau kita lalai menyelamatkan lingkungan hidup, maka akan lama. Ambil langkah-langkah seperti batu bara. Bahkan besok saya akan ingin mendengar apakah itu dilakukan oleh seluruh kabupaten dan kota. Kalau ada yang tidak mau, tolong sampaikan ke saya,” tegasnya.
Ia pun menyoroti persoalan alih fungsi lahan pertanian di daerah. Menurutnya, banyak anak petani kini memilih menjual sawah demi membeli sepeda motor dan menjadi tukang ojek.
“Pak Gub, di kampung-kampung, sawah dijual untuk jadi perumahan, uangnya dipakai untuk ngojek. Ini harus jadi perhatian. Perketatlah izin penjualan sawah untuk hunian. Saya yakin bisa dikendalikan,” pintanya.
Soroti Bidang Pendidikandan Pelestarian Bahasa Sunda
Dalam bidang pendidikan, Burhanuddin menyesalkan merosotnya penghormatan terhadap profesi guru. Yang dulu begitu dijunjung tinggi di masyarakat.
“Sekarang kalau seorang guru SD jewer murid, dilaporkan ke polisi. Ini karena HAM. Kalau saya yang menuntut, saya akan tutup demi hukum apapun yang terjadi. Guru adalah yang harus menjadi prioritas, karena bangsa ini akan besar oleh guru, bukan oleh bankir,” kata dia lantang.
Selain itu, ia juga mendorong pelestarian bahasa daerah. Seperti yang telah diterapkan di wilayah Jawa melalui pengajaran aksara dan budaya lokal sejak dini.
“Alangkah indahnya kalau kita juga menjadikan ini sebagai bahan disiplin dan rasa hormat kepada guru. Karena saya juga guru dan menjadi guru besar di satu universitas,” ujarnya.
Menutup pernyataannya, Burhanuddin menegaskan pentingnya membina dan mendukung kaderisasi tokoh Sunda. Agar lebih banyak berkiprah di tingkat nasional.
Ia berharap pertemuan-pertemuan seperti di Paguyuban Pasundan dapat menjadi wadah strategis membangun sinergi.
“Saya tidak ingin seperti saya, kehilangan induknya. Saya masuk kabinet, tidak ada orang Sunda, tidak ada yang bombing saya. Saya sudah siapkan semuanya di bawah saya, bukan karena sukuisme. Tapi siapa lagi yang bisa membanggakan orang Sunda selain kita sendiri?” tandasnya.
Ia juga berjanji akan mengawal daerah-daerah di Jawa Barat secara positif. Memberikan pendampingan, dan bertindak tegas terhadap praktik korupsi.
“Kalau sudah diberikan pendampingan tapi masih korupsi, saya tenggelamkan. Karena saya ingin menjadi orang Sunda yang sempurna,” tutupnya. (han)