BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Rumah Sakit (RS) Pasundan bekerja sama dengan Precursor Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (FK Unpad) menggelar Bakti Sosial Intervensi Nyeri di RS Pasundan, Jalan H. Wasid No. 1, Lebakgede, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Minggu (27/4/2025).
Acara ini bertujuan memperkenalkan layanan unggulan RS Pasundan di bidang pain intervention. Sekaligus memberikan pelayanan gratis kepada masyarakat.
Memperkenalkan Rumah Sakit Pasundan
Komisaris RS Pasundan, dr. Alma Lucyati, M.KM., M.Si., MH.Kes., menyatakan, kegiatan ini menjadi momen untuk memperkenalkan RS Pasundan sebagai rumah sakit yang memiliki spesifikasi khusus dalam intervensi nyeri.
“Kalau secara maksud dan tujuan secara detail itu, yang pertama adalah kita ini, dari sisi saya, ingin memperkenalkan Rumah Sakit Pasundan ini sebagai suatu rumah sakit yang ke depan salah satu unggulannya adalah pain intervension. Karena kita sudah punya ahlinya di rumah sakit ini, salah satunya adalah dr. Sopan ini,” ujar dr. Alma.
Ia juga mengungkapkan rasa syukur karena RS Pasundan dipilih sebagai lokasi pelaksanaan bakti sosial.
Menurutnya, kegiatan ini menjadi bentuk kerja sama yang saling menguntungkan.

“Kita merasa bersyukur, Rumah Sakit Pasundan dipilih bekerja sama dengan para Precursor ini untuk menjadi salah satu tempat pelaksanaan bakti sosial. Sehingga kita ada win-win, rumah sakit memperkenalkan spesifikasi pain intervention dan masyarakat juga diuntungkan karena mendapatkan pelayanan luar biasa dari para dokter spesialis,” katanya.
Sebanyak 21 peserta, serta tujuh instruktur atau pelatih, terlibat dalam kegiatan ini. Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Dr. Alma berharap, kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan, mengingat kebutuhan akan dokter spesialis. Khususnya dalam bidang tulang dan intervensi nyeri, masih sangat tinggi di Jawa Barat.
Dukungan untuk Rumah Sakit dan Masyarakat
Sementara itu, Ketua Pelaksana Bakti Sosial Intervensi Nyeri, dr. Sophan Yahya Warnasouda, SpOT, MHKes, COMSK., menjelaskan, selain memberikan pelayanan gratis kepada sekitar 100 masyarakat yang terdaftar, acara ini juga bertujuan memperkenalkan layanan pain intervention kepada sumber daya manusia (SDM) RS Pasundan.
“Kita memberikan pelayanan gratis kepada masyarakat yang sudah terdaftar sekitar 100 orang. Mudah-mudahan tahun-tahun ke depan akan lebih banyak lagi,” kata dr. Sophan.
Ia menambahkan, pengenalan ini penting agar ke depan, pelayanan kesehatan pain intervention bisa semakin mudah diakses masyarakat.
“Kita ingin memperkenalkan, baik kepada SDM rumah sakit sendiri maupun manajemen, bahwa kita memerlukan SDM dokter, perawat, dan tenaga lain yang mendalami pelayanan pain intervention. Supaya ini menjadi sesuatu yang mudah diraih oleh masyarakat,” tambahnya.

Dukungan serupa disampaikan Course Director Precursor FK Unpad, dr. Herry Herman, SpOT, Ph.D.
Ia mengapresiasi kesediaan RS Pasundan untuk bekerja sama, dan menekankan pentingnya layanan pain intervention untuk seluruh lapisan masyarakat.
“Rumah Sakit Pasundan tah nyaah ka Jabar, nyaah ka Jabar teh Jabar waktu lahir tos nangis, baru juga lahir, ujung-ujungnya kalau sudah berumur juga nangis lagi. Kenapa? Badan pada sakit-sakit, tulang pada patah-patah, osteoporosis, dan lainnya,” ujar dr. Herry.
Menurutnya, pain intervention bisa mencakup berbagai populasi, mulai dari anak-anak, tenaga kerja, hingga wanita usia reproduksi.
“Pain intervention itu seluruh stan masyarakat tercover. Itu semua bisa kita intervensi atau non-intervensi, bedah atau minimal. Insya Allah Pasundan akan maju, dengan keunggulannya pain intervention, karena semua masyarakat akan terlayani,” imbuhnya.
Dengan kerja sama ini, RS Pasundan berharap bisa mengembangkan diri menjadi pusat layanan intervensi nyeri terkemuka di Jawa Barat. (han)












