WWW.PASJABAR.COM – Gangguan bipolar (GB) dan skizofrenia yang selama ini dikenal sebagai gangguan mental pada orang dewasa, kini mulai banyak ditemukan pada anak-anak dan remaja.
Hal ini diungkapkan oleh Guru Besar Psikiatri Subspesialis Anak dan Remaja FKUI-RSCM, Prof. Dr. dr. Tjhin Wiguna, SpKJ, SubSp A.R. (K), MIMH, dalam sebuah diskusi media di Jakarta, Rabu (tanggal kegiatan tidak disebutkan).
“Tantangan kesehatan mental seperti GB dan skizofrenia, yang dulunya dianggap hanya menyerang orang dewasa. Kini juga memengaruhi anak-anak dan remaja dengan tingkat yang mengkhawatirkan,” ujar Prof. Tjhin, dilansir dari Antara.
Ia menjelaskan, gangguan bipolar ditandai dengan perubahan suasana hati yang ekstrem. Mulai dari episode depresi mendalam hingga mania. Yang ditandai dengan suasana hati sangat gembira atau mudah marah.
GB disebabkan oleh kombinasi faktor genetik, lingkungan, neurobiologis, dan psikososial.
Gejalanya antara lain suasana hati yang berubah drastis, rasa sedih yang mendalam, keinginan bunuh diri. Hingga munculnya gejala campuran.
Sementara itu, skizofrenia ditandai oleh gangguan pada proses pikir, isi pikir, dan persepsi psikosis seperti halusinasi, delusi. Hingga ucapan atau pikiran yang kacau.
Faktor risikonya mencakup genetik, komplikasi perinatal (sejak kelahiran), lingkungan, serta kelainan perkembangan otak.
Gejala Skizofrenia
Gejala skizofrenia dibagi menjadi gejala positif (halusinasi, delusi), gejala negatif (kurang motivasi, emosi datar). Dan gejala disorganisasi (bicara tak koheren, perilaku tak sesuai konteks).
Yang menjadi perhatian, kata Prof. Tjhin, adalah meningkatnya kasus early-onset atau kemunculan gangguan mental ini di usia yang sangat muda.
Sayangnya, banyak kasus yang tidak terdiagnosis secara dini karena gejala sering disalahartikan sebagai perilaku khas remaja.
“Kondisi kesehatan mental seperti ini bisa mengganggu perkembangan, pendidikan. Dan hubungan remaja jika tidak diobati dengan tepat,” tegasnya.
Meski merupakan gangguan kronis, Prof. Tjhin menekankan bahwa gangguan bipolar maupun skizofrenia pada anak dan remaja masih dapat ditangani.
Dengan tatalaksana komprehensif dan perawatan yang sesuai, anak dan remaja dapat mengelola gejala secara lebih baik. Serta tetap menjalani hidup produktif dan berkualitas.
“Dengan penanganan yang tepat, anak dan remaja dapat belajar mengelola perubahan suasana perasaan mereka. Agar bisa menjadi pulih dan menjalani kehidupan yang tetap produktif di tengah masyarakat,” pungkasnya. (han)











