www.pasjabar.com — Kegagalan Vitor Roque menembus skuad utama Barcelona menuai sorotan tajam. Direktur Olahraga Barcelona, Deco, secara blak-blakan menuding mantan pelatih Blaugrana, Xavi Hernandez, sebagai penyebab utama meredupnya karier sang pemain muda asal Brasil tersebut di Camp Nou.
Vitor Roque sempat digadang-gadang sebagai “titisan Ronaldo Nazario” saat diboyong dari Athletico Paranaense pada Januari 2024 dengan mahar fantastis senilai 30 juta euro (sekitar Rp557 miliar).
Kala itu, Barcelona berani mengucurkan dana besar lantaran Roque tampil impresif dengan mencetak 21 gol dari 45 penampilan bersama klub Brasil tersebut.
Namun harapan tak sejalan dengan kenyataan. Roque justru kesulitan menembus skuad utama dan hanya mencatatkan dua gol dari 16 laga bersama Barca.
Situasi ini berujung pada kepindahannya secara permanen ke Palmeiras pada Februari 2025.
Kesalahan Timing dan Tekanan Tinggi di Barcelona
Dalam wawancara dengan Football Espana, Deco menyebut bahwa kegagalan Roque merupakan hasil dari keputusan tergesa-gesa Xavi Hernandez yang meminta sang pemain direkrut pada Januari 2024.
Padahal, menurut Deco, rencana awal adalah mendatangkannya pada musim panas agar proses adaptasinya lebih optimal.
“Dia datang pada Januari, dan bagi saya itu sebuah kesalahan. Tapi kami tidak punya banyak alternatif karena Xavi menginginkannya segera,” ujar Deco.
Ia menambahkan bahwa tekanan tinggi di Barcelona turut memengaruhi performa pemain muda seperti Roque, yang kala itu baru berusia 18 tahun.
Deco juga mengkritik staf pelatih dan manajemen klub yang dianggap kurang memberi perhatian terhadap kebutuhan adaptasi Roque.
“Kurangnya perhatian terhadap detail dan kegagalan mendeteksi masalah yang dihadapinya turut memperparah situasi,” tambahnya.
Mandek di Betis, Belum Bersinar di Palmeiras
Setelah kesulitan di Barcelona, Vitor Roque sempat dipinjamkan ke Real Betis pada musim 2024/2025.
Sayangnya, performa sang striker tetap jauh dari ekspektasi. Ia hanya mencetak tujuh gol dari 33 pertandingan di semua kompetisi.
Tak kunjung menemukan performa terbaik, Roque akhirnya pulang ke Brasil dan bergabung dengan Palmeiras secara permanen.
Namun, hingga pertengahan musim ini, ia baru mencetak tiga gol dari 19 laga di berbagai ajang.
Kisah Vitor Roque menjadi pelajaran pahit tentang bagaimana pentingnya waktu dan dukungan yang tepat bagi pemain muda.
Bagi Barcelona, ini juga menjadi evaluasi penting dalam kebijakan rekrutmen dan pengembangan pemain masa depan.